Aku sangat benci saat menemukan tempat ini kembali, kembali merasakan sakit dan lemah terhadap kondisi tubuh.
"Tidak perlu mengantarku, aku masih bisa berjalan menuju ruang kesehatan." aku mencoba untuk mengulas senyum kepada Eun Bi, yang bersikukuh mengantarku ke ruangan kesehatan.
"Tidak, aku akan menemanimu. Lagi pula, aku juga bosan dengan pelajaran ini." kata Eun Bi, melirik kesal ke arah buku pelajaran Sejarah yang bertebaran di atas meja.
Pada awalnya, kami sama-sama membenci yang namanya pelajaran, mencatat, menghafal dan semua materi yang hanya membuat isi kepala terasa pusing, dan pecah jika saja itu terjadi.
Aku hanya pasrah, gadis ini sangat keras kepala.
"Hei. Taehyung bilang kepada Eun Woo, jika aku dan Yerin akan ke ruang kesehatan." kata Eun Bi, membuat Taehyung menatap ke arah mereka bergantian. "Kau sakit sungguhan, atau menyakitkan diri sendiri?"
Tatapan mata itu berhenti ke arah Eun Bi yang sekarang berdecak kuat. "Katakan saja, kepada si ketua. kau sangat perhitungan kepada orang sakit."
"Kau tidak lihat dia pucat? Temanku sedang sakit, aku ingin menemaninya." kata Eun Bi kesal, membuat Taehyung menutup telinganya yang terasa berdengung. Dan mengibas-ngibaskan tanganya, guna menyuruh Eun Bi pergi. "Telingaku bisa berdarah, mendengar perkataan tajammu. Cepat pergi, dan semoga kau tidak kembali lagi."
"Sialan." gumam Eun Bi, kemudian menarik pelan lengan Yerin untuk meninggalkan Taehyung, yang sekarang menatap ke arah Yerin, awalnya Yerin hanya iseng melihat ke belakang, namun saat dirinya menemukan sosok Taehyung yang sedang menatapnya, seperti ingin mengatakan sesuatu lewat tatapan, namun sulit sekali di cerna oleh pikiran Yerin.
Lelaki itu seperti Khawatir, ini perasaannya saja atau ini benar terjadi, jika Taehyung memiliki sesuatu rasa kepada Yerin.
"Kau tau, Taehyung itu sangat menyebalkan." kata Eun Bi, setelah kami benar-benar keluar dari kelas. Aku tidak terlalu memperdulikan, karena mulutku sangat susah untuk tersenyum bahkan, berbicara satu katapun rasanya berat.
Mengingat, penyakit Maag milikku kembali kambuh, dan ternyata aku tidak membawa obatnya saat ini. Semakin menyulitkanku, untuk meredakan rasa nyeri asam lambung, dengan mual yang tidak berkesudahan.
Rasanya sangat tidak nyaman, mengakibatkan sesak nafas, yang membuatku sulit untuk bernafas.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Eun Bi, tepat setelah di depan ruang kesehatan. Mungkin ia mendengar diriku yang menghela nafas berat. Seperti sesak nafas.
"Kau merasa sulit bernafas? Apa obatmu habis? Kenapa tidak meminumnya." Eun Bi menghujam Yerin dengan pertanyaan bertubi-tubi, tidak biasanya wanita ini bertingkah berlebihan tentang diri Yerin, bahkan saat ia sakit sebelumnya Eun Bi akan mengejeknya dengan perkataan. 'Kenapa tidak mati saja sekalian.' sangat kejam, namun Yerin tau. Eun Bi hanya bercanda dengan perkataanya, sebenarnya diri Eun Bi adalah sosok yang cuek dengan keadaan seseorang, sehingga tingkah yang di lakukan Eun Bi saat ini membuat Yerin bingung sendiri, kenapa Gadis di hadapanya ini nampak berbeda dari sebelumnya.
"Obatku habis, berhenti berbicara. Kepalaku sangat pusing, aku mau tidur." kataku, membuat Eun Bi mengendus pelan tidak suka. "Hei untung saja sekarang kau sakit, jika tidak. Sudah lama aku memukul kepalamu."
Kata Eun Bi, melayangkan kepalan tanganya ke udara, membuat Yerin sedikit mengulas senyum.
Tidak mau berkata lebih, saat Eun Bi menyuruhnya untuk tidur dan ia sibuk memainkan ponsel miliknya.
Salah satu kesempatan dalam kesempitan, yang di lakukanya saat sedang terbebas dari jam pelajaran.
Yerin tidak bisa membuat dirinya untuk tetap terjaga, tetapi pada dasarnya. Ia tetap terlelap, setelah sadar jika pandanganya mulai menggelap dan suara yang di keluarkan dari ponsel milik Eun Bi atau suara kipas angin tidak lagi terdengar, semuanya menjadi senyap dalam hitungan menit.
[ ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me [ Taerin ] ✓
Short Storyaku tidak mengisahkan banyaknya kisah cinta yang bertebaran di kalangan remaja saat ini, tidak. Ini tentang masalah bagaimana menerima diri sendiri, dan menyakini jika kita harus mencintai diri sendiri ketimbang orang lain. Bukan terkesan tidak perd...