Seperti yang di perintahkan olehku sebelumnya, ternyata Taehyung memilih untuk menyumpalkan telinga dengan volume musik yang kuat, sehingga membuatku maupun Eun Bi dapat mendengarnya samar-samar. Gila, lelaki ini ternyata ingin merusak pendengaranya.
Namun membuatku sedikit agak lega, setidaknya Taehyung tidak tertarik sama sekali tentang masalah yang sedang aku hadapi, aku hanya tidak mau terlihat di kasihani, walaupun sebenarnya dengan cara seperti ini aku memancing mereka untuk kasihan terhadap kondisiku.
"Kenapa..." kata Eun Bi menggantung, aku melirik ke arahnya dan sedikit binggung, Eun Bi menghembus nafas pelan. "Kenapa kau menyiksa dirimu sendiri Yerin-ah."
"Lihatlah, kau nampak seperti mayat hidup sekarang." kata Eun Bi, membuatku terkekeh pelan, dan mendapat tatapan tajam darinya. "Apa yang kau tertawakan? Tidak ada yang lucu! Berkacalah, masalahmu tidak sebesar orang lain. Kau hanya terlarut dengan perkataan orang lain, tanpa memikirkan perasaan orang yang bergitu mengharapkanmu."
"Hei, sadarlah. Banyak orang di sini mendukungmu, menyayangimu. Tetapi dengan payahnya, kau menghacurkan dirimu sendiri, dengan perkataan orang yang belum tentu baik untuk dirimu." kata Eun Bi, matanya sedikit berkaca-kaca. "Coba tunjukan, bagian tubuh mana saja yang kau lukai."
Aku menyingkap bagian perutku, sesekali melirik ke arah Taehyung takut-takut lelaki itu melirik ke arahku, dan untung saja Taehyung sedang bermain game di ponselnya.
"Astaga.." Eun Bi menutup mulutnya tidak percaya, membuatku sedih. Dan terkekeh pelan, untuk menutupi perasaanku yang sekarang terasa teramat jatuh. "Bagaimana? Bagus tidak?."
"Gila!" kata Eun Bi, membuatnya hanya memijat pelipisnya yang terasa pusing. Membuatku mengulum tangis, yang sebentar lagi kurasa akan meluncur bergitu saja.
"Ya, aku memang gila."
Eun Bi melirik ke arahku, dengan tatapan marah. "Kau lihat aku." tunjuknya pada dirinya sendiri. "Aku, sudah tidak mempunyai Ayah. Ayahku sudah meninggal, dan ibuku menikah lagi. Kau tau, menerima kenyataan itu adalah hal yang sangat sulit, aku tidak mau berangkat ke sekolah semenjak itu, dan selalu membenci ayah baru."
"Tetapi lambat laun aku mulai berdamai dengan takdir, tidak semua yang tergantikan itu buruk, walaupun aku sosok yang pembangkang dan sangat sulit di atur, dia selalu sabar dan menggangapku sebagai anaknya walaupun kenyataanya tidak. Dia tulus, dan aku baru menyadari."
"Kita sama Yerin-ah. Tetapi apa kau tidak lihat siapa yang lebih sedih di sini, aku kehilangan ayah kandungku saat aku kecil dan kau, kau masih utuh tidaklah kau bersyukur? Kau memilih untuk pergi, apa itu akan menyelesaikan semuanya? Tidak! Apa kau mau melihat orang tuamu sedih? Apa kau setega itu Yer, mereka bertahan hidup dan berkerja hanya untukmu. Tetapi, karena kau merasa iri pada keluarga lain, kau menjadi haus akan perhatian. Padahal, semuanya bisa teratasi asal kau bersabar."
Entah atas dorongan apa, aku mendekat ke arh Eun Bi dan memeluknya, kami menangis bersama.
Masalah hidup kami sama, ya. Sama-sama haus akan perhatian dan kasih sayang semua orang, namun yang kami dapatkan hanyalah kesedihan jika di bandingkan dengan semua orang yang mempunyai waktu keluarga di setiap pekannya.
Dan pada detik ini, aku baru menyadari, ada yang lebih menderita dari apa masalah yang ku keluh keluhkan setiap waktu.
Aku sangat menyayangi orang tuaku, aku sangat takut kehilangan mereka, dan melihat mereka sedih atas kepergiaanku itu merupakan hal buruk. Tetapi, pada detik ini aku sama sekali tidak menemukan titik terang, dari apa yang bisa membuatku terbebas dari belenggu yang terus meracuni pikiranku, dalam hal untuk membunuh diri sendiri.
"Aku merindukan mereka."
Pada dasarnya, rasa rindulah yang menyebabkan keadaan menjadi pelik seperti ini, dan bertemu adalah kunci dasar untuk melepaskan semuanya.
Taehyung berada di situ hanya menatap kami sulit, tidak berkata apapun lelaki itu memberikan waktu untuk kami melepaskan semua masalah yang kami hadapi, baru kali ini aku menemukan sosok Eun Bi yang angkuh, menjadi sosok yang sangat rapuh. Dia menutupinya dengan sangat baik, aku iri mengapa aku menjadi sosok yang menyedihkan seperti ini.
Sedangkan Eun Bi yang nyatanya lebih dariku, bisa menutupinya dengan rapi. Tanpa ada celah untuk terlihat sedih di depan orang lain.
Aku akan mencoba untuk menjadi lebih baik lagi.
[ ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me [ Taerin ] ✓
Short Storyaku tidak mengisahkan banyaknya kisah cinta yang bertebaran di kalangan remaja saat ini, tidak. Ini tentang masalah bagaimana menerima diri sendiri, dan menyakini jika kita harus mencintai diri sendiri ketimbang orang lain. Bukan terkesan tidak perd...