Kami berada di sini, sudah tiga hari kami membolos. Dan alasanya sama, kami membenci sekolah. Sangat.
"Yerin-ah, maaf membuatmu menjadi buruk selama berteman denganku, aku itu pembawa pengaruh buruk dan kau masih saja mau berteman denganku." kata Eun Bi, setelah kami selesai menonton film layar lebar yang tersimpan pada laptop milik Eun Bi.
"Mama mengajarkanku untuk tidak memilih dalam berteman, kupikir berteman denganmu tidak terlalu buruk, kau selalu mengatakan jujur aku merasa nyaman untuk itu. Setidaknya kau tidak sama dengan teman lamaku, yang kupikir ia baik ternyata menjauhiku diam-diam karena memilih berteman dengan orang yang pintar, dan lebih kaya. Walaupun kau hancur dan sesat, entah kenapa aku lebih nyaman berteman denganmu."
"Aku tidak tau kenapa." lanjutku, kemudian menjatuhkan kepalaku pada sandaran ranjang, menatap ke arah depan laptop yang masih menampilkan penayangan.
"Karena cerita hidup kita sama, kita sama-sama membutuhkan kasih sayang, walaupun rasanya sulit. Kita hanya tertawa besar, tetapi itu hanya pengalihan di saat hati kita sangat sedih. Kita tidak tau ingin bicara dengan siapa, dan takut orang itu akan menyebarkan cerita kita, dan menambah-nambahinya sewaktu-waktu." kata Eun Bi, kemudian mengulas senyum ke arahku, akupun tidak mengerti kenapa mau saja berteman denganya, yang jelas-jelas telah menjebakku dan mengakibatkan semua keadaan menjadi rumit seperti sekarang. Jika saja waktu itu, Eun Bi tidak melakukannya. Mungkin semua ini tidak terjadi.
"Kau senang sekali melamun, jika kau ingin cerita. Cerita saja, tidak perlu ragu-ragu seperti itu."
Perkataan Eun Bi membuatku menoleh sepenuhnya kearahnya, tidak mengeluarkan raut apapun. Akupun tidak mengerti, apa dan bagaimana aku menceritakan semuanya. Apa, aku harus memberi tahunya tentang penyakitku?
"Bisa aku minta tolong padamu." kataku sedikit ragu, membuat Eun Bi mengernyit pelan, kemudian terkekeh pelan. "Apa? Kau ini seperti baru kenal saja, kita teman lama jadi untuk apa kau menanyakan kembali, tentusaja aku ingin membantumu."
"Termasuk membunuhku?" pancingku, membuat Eun Bi menggeram kesal. "Tidak. Bagaimanapun itu, aku harus menjagamu. Kau tau, kau sudah ku anggap seperti bagian keluargaku sendiri."
Perkataan Eun Bi benar-benar membuatku terenyuh, sungguh. Aku ingin saja meneteskan air mata, namun raut wajah dinginnya itu membuatku sesekali ingin menonjoknya.
"Aku bercanda." kekehku setelah itu, kemudian melirik ke arah ponsel miliku yang aku hidupkan mode pesawat sebelumnya.
"Kau bisa memegang akun E-mailku." kataku, membuat kerutan di dahi Eun Bi semakin jelas. "Untuk apa? Lagi pula aku mempunyai akun sendiri."
"Tidak, tidak. Bukan itu maksutku." kataku cepat, kemudian membasahi bibir bawahku yang terasa kering. "Aku ingin. Kau mengirim berkas ini, jika aku telah memberikan buku catatan harianku padamu, berkas itu bersandi, dan sandinya akan ku berikan setelah aku memberikan catatan harianku padamu nanti."
"Kau berkata apa? Aku tidak mengerti." frustasi Eun Bi, membuatku harus memutar otak agar tidak membicarakanya secara gamblang. "Aku menyerahkan akun E-mailku, dan aku meminta tolong padamu untuk mengirimkan berkas ini, tepat di hari aku pergi."
"Pergi? Kau akan pergi kemana?" tanya Eun Bi pelan, membuatku memaki dalam hati, bisa-bisanya aku keceplosan. "Nanti setelah lulus, aku mungkin akan kembali ke desa, dan sangat sulit untuk mengirimnya. Kau tau sendiri, sinyal di sana sangat buruk."
Eun Bi yang awalnya bersikap dingin, dan penuh selidik, namun dengan kebohongan yang aku ciptakan gadis itu mulai percaya dan melunakan senyumanya. "Kau membuatku takut saja, kupikir kau ingin memintaku mengirimnya sesaat setelah kau mati."
Aku hanya tersenyum kecut, kemudian memukul belakang kepala Eun Bi keras. "Kau mendoakanku cepat mati seperti itu?"
"Tentu saja tidak! Kau tau Yerin, aku sangat menyayangimu." kata Eun Bi, membuatku perlahan tertawa dan memeluk dirinya. "Aku juga menyayangimu."
Ya. Aku sangat menyayangi Eun Bi, walaupun dia sering kali membuatku jengkel setengah mati oleh sifatnya, dia tetap Eun Bi dan selalu menjadi Eun Bi yang kasar, dingin dan terkenal pedas perkataanya.
[ ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me [ Taerin ] ✓
Короткий рассказaku tidak mengisahkan banyaknya kisah cinta yang bertebaran di kalangan remaja saat ini, tidak. Ini tentang masalah bagaimana menerima diri sendiri, dan menyakini jika kita harus mencintai diri sendiri ketimbang orang lain. Bukan terkesan tidak perd...