02

2.6K 100 2
                                    


Senja Prov


Senja memarkirkan mobilnya digarasi rumahnya yang sederhana, hanya mobil yang tersisa setelah kepergian Ayahnya.

Setelah turun dari mobil Senja berniat langsung masuk kedalam rumah, Namun langkahnya terhenti karena kepalanya masih terus memikirkan keanehan yang terjadi dihari pertama Ia kuliah. dari mulai Jesica, kekecewaan Gea dan Cowok yang memainakan ponsel dikantin tadi.

Bosan dengan pikikannya, Senja membuka pintu " Mama.." Panggilnya yang tidak dapat sahutan.

" Astaga sejak kapan aku jadi pelupa?"
menepuk pelan dahinya akibat kelupaannya itu.

" Kalau Mama tau pasti aku diledeki, Terus ditanya anak siapa sih kamu ? kok pelupa? " Gumamnya sendiri sembari meragakan gaya bicara Ibunya.

Hal itu membuat Ia tertawa sendiri.
Ya memang semua yang berhubungan dengan Naya dapat membuat Senja bahagia, karena Itulah Senja akan selalu menjaga Naya dan membuatnya bahagia.


Pintu rumah Senja terbuka saat Ia akan membukannya.

" Kamu mau kemana sayang?" Tanya Naya yang baru saja pulang dan melihat Putrinya sudah rapih.

Senja sedikit terkejut karena kehadiran Ibunya yang secara tiba-tiba.
" Senja mau cari kerja Ma, Doai Senja ya biar dapat kerjaan" Ucap Senja.

" Makasih ya Sayang" Memeluk Senja yang terdiam sesaat kemudian membalas pelukan Ibunnya itu.

" Ini udah kewajiban Senja Ma, Yauda Senja pamit ya, Ingat Mama Nggak boleh kecapean " Menggapai tangan Ibunnya dan mengecup punggung tangannya.

" Hati-hati sayang" Naya melambaikan tangan kepada Senja yang dibalas Senja dengan senyum lebar andalannya.



***

Hujan turun membasahai jalan.
Senja menghentikan mobilnya disebuah Cafe yang tidak jauh dari rumahnya setelah melamar kerja di beberapa tempat.

Senja memasuki Cafe itu dengan raut wajah tegangnya karena ini adalah tempat terakhirnya melamar kerja untuk hari ini.

Cafe yang luas dihiasi lampu gantung yang klasik namun mewah, barang - barang tersusun rapih dan hiasan yang dipadukan sesuai warna ruangan menambah kesan elegan.

" Sempurna " Gumam Senja sembari memutar - mutar matanya mengagumi keindahan yang melukis senyum indah di bibirnya.

Senja masih menikmati ruangan indah itu dengan puas tanpa menyadari seseorang datang dan berdiri disebelahnya.

" Bagus ya ?" Tanya orang yang disampingnya itu dan membuat Senja sedikit terkejut.

Senja mengangguk - angguk berusaha mengingat sesuatu.

" Mau makan ?" Tanyanya Lagi.

kali ini Senja menggelengkan kepalanya.

" Mau jumpai Manager Cafe ini, mau Ngelamar kerja" Ucap Senja dengan Senyum karena mengingat cowok dihadapannya itu adalah salah satu dari kumpulan cowok yang ada dikantin tadi.

" Yauda Lo duduk dulu aja" Leon mengajak Senja duduk di meja yang kosong.
Baru saja duduk suara tidak enak menggangu telinga Senja dan Leon.

" Ehh.. gila ketemu Bidadari lagi Gue , Ada apa ni? Serius banget" Ucap Azka keras sehingga mengundang perhatian pengunjung yang ada di Cafe tersebut.

Melihat itu Leon langsung berinisiatif
" Maaf semua, silahkan dilanjutkan" Ucap Leon lembut kemudian menatap Azka tajam.
Azka yang menyadari itu langsung tersenyum dan mendaratkan bokongnya disofa sebelah Leon.

" Dia mau ngelamar kerja disini" Leon memberi penjelasan.

Azka tersenyum puas " Yauda Lo kita terima kerja disini" Ucapnya asal.

Senja dan Leon menatapnya tidak percaya .

" Nggak perlu Buru - buru Lo jambu" Cetus Leon

" Apa lagi yang harus ditunggu si Le, kita memang lagi nyari karyawan juga kan? Udah la Mobazir juga kali di lepas gitu aja" Ucap Azka antusias.

" Iya Nggak perlu Buru - buru, nggak masalah kok " Ucap Senja meyakinkan.

Leon tampak berfikir
Mengingat ucapan Azka ada benarnya
" Kita memang lagi cari karyawan, jadi Lo kita terima dan mulai besok Lo udah bisa mulai kerja" Ucap Leon

Senja sedikit terkejut karena baginya ini terlalu cepat namun setelahnya mengangguk dan tersenyum.

" Oke makasih " Ucap Senja

" Lo Mahasiswa baru dikampus ya ? " Tanya Leon

" Iya " jawab Senja

" Nama Lo siapa? " Tanyanya lagi.

" Senja" yang dijawab Azka dan dibarengi anggukan dari pemilik nama tersebut.

Setelah keluar dari Cafe, Senja menarik nafasnya dalam karena diluar masih hujan.
padahal tadinya Ia ingin menikmati Senja di bukit belakang dekat rumahnya seperti biasa.
Melihat hujan semakin deras Senja mengurungkan niatnya untuk menikmati senja dan langsung menuju ke rumahnya untuk menyampaikan kabar baik untuk Naya.

Saat ingin meninggalkan tempat itu Tiba- tiba saja seseorang mencuri perhatiannya.

" Itu bukannya cowok yang dikantin tadi?" Gumamnya.

" yang terus memainkan ponsel" Gumamnya lagi.

Punggung Cowok itu semakin lama semakin menghilang dari pandangan Senja karena Cowok itu memasuki Cafe tempat Ia melamar kerja tadi dan menimbulkan banyak pertanyaan dikepalanya. Senja menjalankan mobilnya berusaha menghilangkan pertanyaan - pertanyaan dikepalanya sejak tadi.

Sesampainya di rumah, Senja mengetuk pintu.

" Kamu udah pulang ja? " Tanya Naya yang tidak direspon Senja

" Kamu kenapa?" Tanyanya lagi sembari menyentuh pipi Senja.

" Eh Mama, Senja gapapa kok " jawab Senja

Naya menggangukan kepalanya
" Yauda kamu mandi dulu sana terus nanti makan " Pintah Naya.

" Oiya Ma, Mulai besok Senja udah mulai kerja" Ucapnya tersenyum lebar menampakan deretan giginya.
" Di Cafe depan komplek Ma, jadi besok Senja jalan aja kerjanya biar irit" Ucapnya lagi.

Naya mengganguk kemudian meminta Senja agar melakukan perintahnya tadi.

Setelah mandi, makan dan membantu Naya membuat kue, Senja membaringkan tubuhnya dikasur kamarnya.

" Kenapa Cowok itu ada di Cafe tadi ya?" Ucapnya pelan.

" Ada kemungkinan dia sering di Cafe itu, Secara yang punya temennya " Ucapnya lagi.

Senja mengusap wajahnya kasar, entah kenapa belakangan ini Ia terus memikirkan Cowok yang bahkan namanya saja Ia tidak tau.

Namun Senja tidak mau ambil pusing tentang Cowok itu karena yang terpenting sekarang adalah bagaimana caranya Ia cepat menyelesaikan kuliahnya sesuai keinginan orangtuanya dan mendapatkan uang untuk kehidupannya dan Ibunya.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang