04

2K 89 8
                                    





Senja merapikan dirinya terlebih dahulu sebelum memasuki Cafe dan memulai hari pertamanya bekerja.
Ia hanya menggunakan atasan hitam lengan panjang, celana panjang hitam serta sepatu putih yang melengkapi penampilannya.

Setelah semua sudah selesai Senja melangkahkan kakinya masuk kedalam Cafe, suasana di sana cukup ramai menampilkan pengunjung yang sedang menikmati hidangan yang disajikan.

Senja terus melangkahkan kakinya lebih jauh sampai dimana ia dapat melihat Leon dan Azka berada di suatu ruangan, yang Senja tebak itu adalah ruangan pribadi mereka. mata Senja membulat ketika melihat bukan hanya Leon dan Azka saja yang ada diruangan tersebut namun Raga juga ada.
Senja merasakan keraguan dalam dirinya, akan tetapi Ia harus menyembunyikan itu semua karena bagaimana pun juga Senja harus bertemu dengan Leon dan Azka.

Senja mengetuk pintu kaca yang terpasang pada ruangan itu, kemudian membukanya.

" Permisi" Ucap Senja yang sudah didalam ruangan tersebut.

Raga, Leon dan Azka menatap kearah Senja bersamaan.

" Senja, Lo udah datang? bagus On Time " Puji Leon.

" Iya " Jawab Senja singkat

" Sumpah Gue makin semangat kerja bareng bidadari disini" Ucap Azka merayu, yang hanya dibalas senyuman oleh Senja.

Jika Leon dan Azka senang dengan kehadiran Senja lain halnya dengan Raga.

Raga mengerutkan dahinya " Maksud Lo?" Tanya Raga.

" Yaelah Ga, Nggak ngerti juga Lo? ganteng - ganteng lambat mikir Lo ya, Senja karyawan barunya" Jelas Azka kepada Raga.

" Kenapa dia?" Protes Raga.

" Loh kenapa? kan asik ada bidadari di Cafe ini, siapa tau dia jodoh pangeran Azka" Ucap Azka dengan tawa puas untuk dirinya sendiri.

" Wah ngacok Lo jambu" balas Leon dengan gelengan kepala.

Raga semakin kesal karena kedua sahabatnya tidak menjawab pertanyaannya dengan serius.

" Jawab pertanyaan Gue!" Tegas Raga dengan suara keras yang membuat Leon dan Azka sontak terdiam.

" Lo yang minta kita cari karyawan baru Ga dan pada saat itu Lo nggak ada bilang siapa aja yang nggak boleh kita terima, jadi dimana salahnya?" Jawab Leon apa adanya.

Raga menatap tajam kedua sahabatnya " Gue nggak butuh dia" Tunjuk Raga dengan dagunya tanpa melihat wanita itu.

Senja semakin menundukan kepalanya.

" Lo nggak bisa seenaknya gitu dong Ga, kasian Senja " Suara Azka mulai meninggi.

Azka selalu emosi dengan sikap Raga yang seenaknya saja tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya itu. Selalu saja mengikuti egonya. Terkadang dengan egonya yang tinggi Raga bisa memandang orang sebelah mata.

" Gue Bos disini !" Ucap Raga kemudian pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Senja sedikit terkejut mendengar perkataan Raga, selama ini Senja Ia berfikir Leon dan Azka lah pemilik Cafe tersebut. tak mau terlalu larut ke dalam pernyataan itu, Senja berlari menyusul Raga yang sudah keluar dari ruangan.

" Kak Raga " Panggil Senja sembari mengatur nafasnya. Raga tetap tidak menoleh kearahnya. kali ini Senja berlari dan menahan tangan Raga dengan rasa takut yang menghampirinnya, namun hanya itu lah jalan satu - satunya untuk menghentikan Raga.
Kini gadis itu sudah berdiri tepat di depan Raga.

Raga melepaskan tangannya setelah Senja selesai berbicara.

" Lo Tuli?" Tanya Raga meninggalkan Senja.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang