Tatapan pertemuan
Aldira Senja, Mahasiswi baru murah senyum di kampus elite pilihan ibunya.
Memiliki rambut panjang yang lurus, kulit sawo matang dan wajah yang mampu membuat seluruh pasang mata menatap kearahnya.
Mulai dari tatapan memuji, tatapan binggung sampai tatapan iri.
gadis itu terus tersenyum sambil menelusuri kampus baru itu dan berakhir di ruangannya.Senja mengetuk pintu ruangan " Pe - permisi pak " Ucapnya gugup kepada dosen yang berada diruangan tersebut.
Dosen tersebut membalas dengan senyuman dan mempersilahkan Senja masuk." Kamu mahasiswi barunya ?" Tanyanya penuh teliti.
Senja yang semakin gugup di teliti hanya membalas dengan anggukan.
"Nama saya Ibrahim panggil saja Pak Tompul. Yasudah beritahu nama kamu kepada mereka kemudian langsung duduk dikursi yang kosong" Pintahnya.
" Nama Aku Aldira Senja, kalian bisa panggil Aku, Senja" Ujar Senja memperkenalkan dirinya.
Setelah memperkenalkan dirinya, beberapa Pria bersiul dan sebagian lagi menanyakan Alamat rumah Senja.
Melihat hal itu Pak Tompul tak tinggal diam, Ia memberi tatapan tajam kepada Pria - Pria tersebut.
hingga tak ada lagi yang berani membuka suara.Setelah proses belajar mengajar berlangsung,
Kelas bubar namun langkah Senja terhenti oleh tangan yang menahannya." Haii..., Dari tadi kita belum kenalan meskipun Gue udah tau nama Lo" Ucap wanita cantik yang duduk disebelah Senja tadi sembari menjulurkan tangan.
"Gue Gea" Ucapnya penuh senyum.
Senja menatapnya dan menerima juluran tangan Gea " Aku Senja" Ucap Senja.
"Senja. Nama yang indah " Ucap Gea yang dibalas Senja dengan senyuman juga.
"Sekarang kita temenan, Ok ?" Ucap Gea.
"Benarkah?" Tanya Senja gembira.
"Kenapa? Lo Nggak mau ya?" Jawab Gea.
" A- aku cuman mastin aja kok " Ucap Senja.
"Okee" Ucap Gea yang kemudian merangkul Senja dan mengajaknya melihat - lihat kampus.
Disepanjang perjalanan menelusuri kampus, kedua wanita itu saling melontarkan candaan seakan telah mengenal lama dan berhasil menciptakan senyum manis yang membuat pasang mata terus memperhatikan mereka.
Gea melepas rangkulannya dari bahu teman barunya itu dan berganti melipat tangan di dadanya.
"Wahh sekian lama Lo Nggak berteman dengan siapa pun, sekarang liat" Tunjuknya kepada Senja.
"Gue yakin dia Nggak jauh beda dari sahabat Lo dulu" Ucapnya di barengi tawa pecah dari kedua temennya yang berdiri di belakangnya.Ya harus diakui Gea memang tidak pernah lagi memiliki teman semenjak kejadian yang membuatnya kecewa.
sahabatnya yang sangat ia percayai mengecewakannya.
Tapi Gea tidak terima Senja disama- samakan dengan Laura, orang yang mengecewakannya.
Gea percaya Senja tidak seperti itu." Gue bisa ngerasain Senja itu beda. Jadi Lo Gausah ikut campur urusan Gue, paham !!" Tegas Gea.
"Wait..., Senja? Ha? "Ucapnya sembari tertawa puas.
"Itu nama? Kok pasaran ? " Ledeknya lagi.
Senja tetap tersenyum meski ia binggung apa ada yang salah dengan namanya.
Gea mengangkat tangannya dan menarik rambut wanita bermulut murah itu
" Terus Lo pikir nama Lo nggak pasaran ? Jesica !! "
Ucap Gea sembari menarik sekali lagi rambut jesica dan membawa Senja pergi lalu berteriak.
" Dasar Tong " ejek Gea meninggalkan gadis tidak waras itu." Tong" Ulang Lia, salah satu teman Jesica yang berdiri dibelakangnya sedari tadi. Lia dan Feby tertawa puas mendengar ejekan temannya itu Tong yang tidak lain adalah Tong sampah.
Mendengar itu Jesica meninggalkan kedua temannya itu dengan kesal.
***
Senja yang binggung langsung nembuka mulutnya setiba di kantin
" Itu tadi siapa? kenapa dia marah? Emang aku ada salah Ge? " Tanya Senja lengkap.
" Dia Jesica, bisa di bilang musuh abadi Gue. Tingkat percaya dirinya jangan Di Tanya, Dan Lo Nggak ada salah apa pun sama cewek itu, jadi Nggak perlu khawatir" Ucap Gea menenagkan.
Mendengar ucapan Gea membuat Senja sedikit tenang. Namun pertanyaan mengenai orang yang mengecewakannya itu masih berputar di kepalanya, Tapi senja nggak mau terlalu ikut campur terlebih lagi ia baru berteman dengan Gea.
Suasana kantin saat ini sangat ramai.
Senja terganggu dengan tatapan dan siulan yang di lontarkan kepadanya dari Mahasiswa yang berlalu lalang, Ia Berusaha terlihat tenang dengan mengalihkan pandangannya kearah lain. Tanpa sengaja terlihat olehnya sekumpulan Cowok yang sedang makan , ngobrol, memainkan ponsel dan ya matanya tertuju kepada Cowok yang memainkan ponsel itu.
Namun keberuntungan tidak memihak kepadanya, salah satu diantara mereka menyadari Senja tengah menatap kearah mereka." Waduh Bidadari bro " Teriaknya menjatuhkan sendok dari tangannya yang membuat kedua temannya sontak melihat kearah yang dilihat Cowok itu.
Senja yang malu kepergok langsung menundukan kepalanya . Gea bisa melihat pipi Senja yang memerah, Ia tersenyum melihat sikap Senja.
"Gue Bidadarinya?" Sahut Gea yang di balas tawa dari kedua Cowok itu sedangkan yang satu masih fokus dengan ponselnya.
" Lo ? Ya nggak mungkin lah, Itu yang disebelah Lo anak baru?" Ejek Azka sembari bertanya.
Gea memutar matanya malas
" Punya mulut kan?" Tanya Gea" Punya lah masak Cowok tampan Nggak punya mulut " Ucap Azka yang langsung mendapat sikutan dari teman disebelahnya.
" Lo mau ribut sama Cewek ?" Tanya Leon.
Begitu lah Azka selalu membuat ribut setiap harinya. Untung saja ada Raga dan Leon yang menoyornya jika sudah kelewat batas rusuhnya.
" Santai Le santai" Ucap Azka enteng
" Eh Lo anak baru, Siapa namanya? " Tanya Azka dengan suara keras.
Merasa yang dimaksud adalah dirinya Senja menoleh kearah mereka dan menatap satu persatu secara bergantian.
" Lo Tuli? " Teriak Azka lagi.
" Senja" Jawab Senja ragu.
Mendengar nama itu Cowok yang memainkan ponsel tersebut mengangkat wajah dan menoleh ke sumber suara.
Tanpa sengaja Senja menatap juga dan berakhir dengan tatapan pertemuan yang hanya sebentar karena Cowok tersebut langsung mengakhirinya dengan menatap kearah lain kemudian beranjak pergi meninggalkan kantin begitu saja.
Tanpa basa- basi kedua temannya menyusulnya dan meningalkan kantin juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Teen Fictionsenja itu selalu indah suatu keindahan yang nyata walau hanya sekejap kagumi datangnya namun jangan ratapi kepergiannya. percayalah ia akan kembali meski akhirnya ia kan berlalu lagi.