40

246 33 12
                                    

Happy Reading guys.....
😊😊

***

Beberapa orang di dunia ini akan berbagi Cerita kehidupan mereka kepada keluarga, pasangan atau Teman. Sama halnya seperti Raga, Ia juga pernah menceritakan sebagian hal yang membuatnya jatuh dan sakit dalam hidup ini kepada Sahabatnya.
Tapi tidak jarang Pria tampan itu berusaha menutupi kesedihannya.
Contohnya, Raga tidak pernah mengeluhkan kondisi keluarganya, Ia tidak pernah mengeluh jika sebenarnya Ia ingin hidup normal bagai keluarga lain. Dimana kedua orang tua berperan memberikan kasih sayang terhadap Anaknya.
Leon dan Azka tidak salah kalau terkadang mengira bahwa Raga Baik - baik Saja dengan semua itu. Pasalnya Mereka tak pernah mendengarkan keluhan dari Bibir Raga secara langsung biarpun keduanya tahu Raga sangat kecewa kepada Ivan. Raga terlihat Kuat dan dapat Hidup dengan Baik di mata Azka dan Leon.
Tidak ada yang tahu jika setiap hari Raga selalu merindukan Liris, Almarhuma Ibunya. Hari ini juga sama, Raga mendekap bingkai foto Liris di pelukannya sembari tertidur di atas Ranjang.

Drtt.. Drtt..
Ponsel disampingnya berbunyi. Kebiasaan Raga Ialah langsung mengangkat panggilan tanpa melihat terlebih dahulu dari siapa panggilan itu.

" Jam berapa besok pamerannya ? "

Tak ada jawaban dari Raga, Ia malah memejamkan kedua matanya.

" Saran Gue. Jangan berharap terlalu banyak sama Pameran Lo besok, Takutnya gagal total " Suara itu masih terdengar di telinga Raga.

Raga bahkan tahu siapa yang menelfonnya itu, dan Dia tidak ingin mendengar omong kosong Choki tersebut. Selesai. Raga langsung mematikan sambungannya lalu meletakkan Smartphonenya kembali.

Ting.. Ting ..
Notification pesan masuk pada handphone milik Pria bermata biru tersebut.
Notifikasi pertama, Kedua dan Ketiga masih Raga abaikan hingga muncul Notif ke sepuluh barulah Ia melihatnya.

Dari nomor sama, Itu berarti Choki Lah yang telah mengirimkan pesan sebanyak itu kepada Raga.
Raga yang awalnya acuh dengan semua tindakan Choki itu, Menjadi sangat gelisah sekarang. Sebuah foto menunjukkan gambar Memori hancur berkeping - keping.
Ia sangat ingat bahwa memori dalam gambar tersebut adalah miliknya.

Dengan hanya menggunakan kaos berwarna hitam dan celana sepotong berwarna Cream, Raga berlari menuruni anak tangga rumahnya.
Dari depan, Muncul Inah secara Tiba - tiba. Hal itu hampir saja membuat Raga menabrak Wanita paruhbaya tersebut beserta Juice yang Inah Bawa.

" Loh Loh Aden mau kemana ? Ini Bibi baru mau Nganter Juice ke kamar Den Raga " Ujar Inah.

Raga tak punya banyak waktu menjelaskan semuanya kepada Inah. tangannya meraih gelas berisikan Juice dari Inah lalu meneguknya hingga habis.

" Terimakasih " Ujar Raga usai menghabiskan minumannya kemudian pergi dari rumah besar itu menggunakan motor besarnya.

Cukup berbahaya, Motor berwarna hitam kilat itu melintas dengan kecepatan Diatas Rata - rata.
pikirannya bercabang sekarang, bagaimana bisa Memori Kameranya ada Pada Choki sedangakan benda itu harusnya berada pada Senja.

Sesampainya dirumah Senja, Raga mendapati Wanita tersebut baru saja membuang Sampah.

" Ikut Gue bentar " Pintah Raga masih diatas Motor.

Senja yang terkejut dengan kedatangan Raga pun langsung menoleh.

" Loh mau keman_" putus Senja.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang