39

311 24 25
                                    

Mencintai Seseorang Diam - Diam
Dalam waktu yang cukup panjang, Itu Serasa Berjuang sendirian

Ciao.........................
Happy Reading guys 😊

***

Pukul Sembilan Pagi, Sekumpulan Mahasiswa dan Mahasiswi tengah berkumpul pada Area depan kampus.
Sekumpulan itu terdiri dari Azka, Dhito, Leon, Raga, Gea, Senja dan Dhita.
Mereka berkumpul untuk melihat Dhito dan Dhita yang sepakat akan jalan bersama hari ini.

" Yaudah Tunggu apa lagi ? Sana Jalan Lo berdua, ada yang udah Gak Sabar Tuh " Goda Gea kepada Dhita yang tampak Malu.

" Yuk " Ajak Dhito.

" Sebelumnya Gapapa kan naik Motor ?" Lanjut Dhito.

" Gapapa "

" Nih " Tiba - tiba Raga menyodorkan sebuah Kunci mobil kepada Dhito.

" Eh. Gausah Bang Kita naik Motor aja" Tolak Dhito menjauhkan kunci mobil Raga darinya.

" Udah, Lo Pake aja Mobil Raga. Kapan lagi Ngedate pakai Mobil mewah " Ceplos Azka.

" Dhita pakai Rok, Gue rasa naik mobil Lebih nyaman " Tambah Leon.

Setelah menimbang - nimbang Akhirnya Dhito menerima kunci mobil tersebut dari Raga.

" Gue ke kelas luan " Pamit Raga kepada Semuanya.

" Have fan Lo berdua " Jeda Azka.

" Woii Jambu Tungguin Kita " Teriak Azka sembari berlari menyusul Raga.

Tak lama dari kepergian Tiga Pria dari tempat itu selanjutnya Giliran Dhita dan Dhito yang pamit untuk memulai Kencan Mereka.
Senja dan Gea menunggu sampai mobil yang di kendarai Mereka berdua Benar - Benar hilang dari Pandangan.

***

Sebuah Cafe yang cukup terkenal, Mereka masukin bersama. Beberapa Makanan andalan Cafe tersebut pun Mereka pesan untuk menemani Lunch kedua insan di sana.
Perlahan berbagai hidangan di atas Meja di santap dengan Lahap Oleh Dhito dan Dhita.

" Suka makanannya ? " Tanya Dhito kepada Dhita.

" Suka "

" Udah Kenyang ? "

" Udah "

" Aku boleh nanya sesuatu Ke Kamu ? " Lanjut Dhito.

Debaran jantung Dhita sungguh tidak dapat Ia kontrol Saat Dhito memanggil Aku Kamu. Tak mampu berkata, Dhita menganggukan kepalanya.

" Boleh tahu perasaan Kamu ke Aku ? "

JLEB
Yang benar saja, Dhito mempertanyakan itu tanpa memberi Aba - aba sebelumnya. Hal itu membuat Dhita membeku. Biarpun suasana hatinya campur aduk namun Dhita memutuskan untuk memberitahu Pria di hadapannya tersebut tentang Perasaan Sesungguhnya.

" Semua berawal dari Ospek. Waktu itu Aku Liat Kamu berdiri sambil baca Buku di lapangan. Hari ke Dua Ospek, Saat dapat perintah membuat barisan, Aku baris tepat di belakang Kamu " Jeda Dhita sembari tersenyum singkat.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang