51

183 15 0
                                    

Ciao..............😊
Selamat membaca 😊
Jangan lupa Vote Ya

***

" Aden ayo sarapan. udah ditunggu sama Tuan " Ujar Inah sembari mengetuk pintu kamar Raga.

" Masuk "

Inah membuka pintu itu dan langsung mendapati sang majikan yang sudah rapih sepagi ini.
Ruangan itu sangat wangi, Ia yakin Raga telah menghabiskan satu botol parfum untuk tubuhnya. Tapi itu bukan masalah karena majikannya mampu membeli parfum mahal dalam jumlah yang banyak.

" Mau kemana kok udah rapih ? " Tanya Inah berusaha tersenyum meskipun ia masih melihat kedua mata Raga yang sembab.

Inah mendengar semua yang terjadi pada Raga kemarin dari Budi, suatu penyesalan bagi Inah karena tidak ada disisi Raga disaat ia benar-benar kacau. Wanita berumur 50 tahun lebih itu baru saja tiba di rumah tadi pagi-pagi sekali. sebelumnya ini harus pulang ke kampung demi menyelesaikan suatu urusan.

" Ke rumah Senja "

Inah membelalakkan matanya karena Raga sudah mulai terbuka sekarang.

Diam-diam ia tersenyum, tetapi kali ini Inah tidak ingin menggoda Raga mengingat perasaan Raga yang pasti saat ini belum begitu membaik.

" Ya udah tapi sebelum pergi sarapan dulu. Den Raga udah ditunggu sama Tuan di bawah "

" Iya "

Raga dan Inah turun bersamaan, di meja makan semua telah dipersiapkan dengan baik oleh Inah tentunya.

Berbeda dengan sebelum-sebelumnya, pagi ini Raga bisa sarapan bersama Ivan. kebenaran yang terungkap perlahan memperbaiki hubungan keduanya.

" Selamat pagi Raga " Sapa Ivan hangat.

" Pagi " Balas Raga tak kalah hangat .

Di sana juga ada Dara, perempuan itu hanya tersenyum tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

" Ayo kita sarapan " Ajak Ivan kepada Raga dan Dara.

" Iya " Jawab Dara.

Ketika sarapan hendak dimulai Inah melangkah pergi membiarkan keluarga yang baru kembali berkumpul itu menghabiskan waktu bersama.

Raga dengan cepat menahan tangan asisten rumah tangganya itu. sudah berapa kali ia mengatakan kepada Inah dan Budi agar tetap makan bersama Raga di meja makan, tidak ada alasan makan di dapur.

" Pak Budi " Panggil Raga sedikit berteriak.

Pria dengan seragam serba hitam muncul setelah mendengar namanya dipanggil.

" iya nak "

" Ayo makan " Ujar Raga.

Inah memberikan kode supaya Budi menolak ajakan Raga.

Baru saja ingin membuka mulutnya majikannya itu langsung motongnya.

" Nggak ada penolakan "  Tuntas Raga datar.

" Budi, Bi Inah... Gapapa kita makan sama-sama di sini biar terasa kebersamaannya "  Tambah Ivan membuat keduanya semakin sulit menolak.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang