Happy Reading Guys ..... 😊
***
Aura sore itu Benar - benar memancarkan kebahagiaan, Bagaimana Tidak Tiga puluh sembilan pasien Panti Jompo di sana tersenyum bahagian dengan kehadiran Raga dan Senja.
Raga bersama lansia Pria bermain catur sekaligus mencoba Catur baru nan besar yang di belikan Raga untuk hiburan para Pasien Pria.
Sedangkan Senja mulai akrab dan menikmati kebersamaan dengan Lansia Wanita.
Bahkan Ia tak keberatan ketika rambut panjangnya di sisir dan di pegang Oleh Mereka semua.Sudah dua orang di kalahkan Oleh Raga dalam bermain catur, Kini saatnya Ia berhenti main untuk memberikan kesempatan kepada yang lainnya.
Tak hentinya Raga menatap sekitar dengan senyum di bibirnya, Rasanya nyaman saat bisa berbagi kebahagiaan seperti sekarang.
Apa lagi yang biasa Pria itu lakukan kalau tidak mengabadikan momen tersebut ke dalam kamera yang sebelumnya Ia ambil dari Mobil.
Beberapa potret para Lansia bersama Senja juga Raga ambil tanpa sepengetahuan Mereka.
Tidak Senja Mata birunya mendapati Sosok yang tengah mengasingkan diri di bawah sebuah pohon besar," Kok sendirian " Tanya Raga menghampiri Orang tersebut.
Seorang pasien Wanita, Duduk di atas kursi rodanya sontak menoleh kepada sumber suara sembari tersenyum.
Tak lama Raga turut duduk di sebelah kursi roda itu.
Ia menaikan kedua alis tebalnya, meminta jawaban dari pertanyaanya tadi kepada Wanita tersebut." Masih sedih ? " Raga mengganti pertanyaan karena sebelumnya tak mendapat jawaban.
" Iya. Rasanya seperti mimpi, Dulu Semuanya sangat baik tapi sekarang ? Hancur berkeping. Eyang Nggak mau kecelakaan, Eyang juga Nggak mau Cacat seperti ini " Curah Eyang Leni, Salah satu Pasien panti Jompo dengan air mata yang mengalir dari kelopak matanya.
Mengerti perasaan Leni, Raga menggengam tangan Leni dan berusaha Menenangkan Wanita Paruhbaya tersebut.
" Yang lebih Eyang sesalkan, Anak dan Cucu Eyang sendiri menolak kondisi Eyang sekarang " Sambungnya tak kuat menahan tangisnya serta rasa sakitnya.
Leni adalah satu satunya Pasien yang cacat di panti jompo itu.
Kecelakaan Satu tahun silam membuatnya harus kehilangan kaki sekaligus keluarganya.
Ya mereka menolak kondisi Leni yang Cacat seperti sekarang dan lebih memilih menitipkan Wanita Tua tersebut Di panti jompo.Dari awal Raga bertemu Leni, Ia telah menawarkan Leni agar tinggal bersamanya.
Namun Bagaimanapun Raga bukanlah Saudara kandung Leni, Ia akan sangat merasa merepotkan pemuda itu nantinya jika Ia menyetujui Tawaran Pemuda tampan tersebut." Eyang Nggak lupakan, Kalau punya Tiga Cucu lainnya " Tanya Raga masih mengelus tangan Leni dengan lembut.
Leni Mengangguk - Anggukan kepalanya.
" Kamu, Leon dan Azka " Jawabnya sembari menghapus air matanya.
Raga tersenyum hangat kepada Wanita di sampingnya.
Memang dari semua pasien, Leni tergolong tidak begitu pikun seperti yang Lainnya." Kita gabung sama yang lain Ya " Ajak Raga
" Eyang di sini aja, Kalau Eyang gabung sama yang lain nanti Mereka repot karena ada kursi roda Eyang yang besar ini "
Tanpa aba - aba, Raga mendorong kursi roda Leni mendekati Senja dan pasien lainnya di sana.
" Raga Aduhh. Kan Eyang bilang Gausah "
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Teen Fictionsenja itu selalu indah suatu keindahan yang nyata walau hanya sekejap kagumi datangnya namun jangan ratapi kepergiannya. percayalah ia akan kembali meski akhirnya ia kan berlalu lagi.