14

1.1K 51 13
                                    


Ciao Guys....
Happy Reading
Jangan Lupa Vote and Coment 😊

***

" Permisi Pak " Senja mendatangi Pos Satpam yang ada Di Rumah Raga setelah turun dari Ojek Online.

" Nak Senja, Mau ketemu Nak Raga ?"
Tanya Pak Budi, Satpam Rumah tersebut.

" Iya Pak. Kak Raganya Ada kan ? "

" Sepertinya Nak Raga mau pergi " Tunjuk Satpam itu Ke arah Mobil yang Ada Di halaman Rumah Raga.

Sebuah Mobil hitam kilat melaju pelan Menuju Pagar besar Rumah tersebut.
Senja merentangkan kedua tangannya Di depan pagar yang terbuka lebar, Ia Tidak akan membiarkan Pria itu Mempermainkannya Lagi.
Hari ini Ia mau Raga belajar dengan Serius tanpa ada permainan Lagi.

Mobil mewah itu berhenti tepat di depan Tubuh Senja.
Seorang Pria dengan setelan Kaos Oblong berwarna Merah maron Dan Celana potong berwarna Cream Membuka Kaca Mobilnya.

" Masuk " Pintah Raga kepada Senja.

Senja menurunkan kedua tangannya Dan menuruti Perintah muridnya itu Untuk masuk Ke dalam Mobil.

" Gue bukan Supir ! " Cetus Raga.

Wanita itu membuka kembali pintu Mobil belakang Dan berpindah Duduk Di depan. Di samping Raga.

" Raga Pergi " Ucap Raga yang mendapatkan Anggukan dari Pak Budi.

" Siap Nak. Hati - Hati "

Kini Mobil Hitam itu dikendarai Oleh Raga dengan kecepatan sedang.
Tidak ada satu Musik pun yang di Putar di dalam Mobil mewah milik Raga Itu, Yang ada hanya Kesenyapan Yang membuat perasaan Senja menjadi Campur Aduk.

Entah apa yang terjadi, Pria tersebut menghentikan Mobilnya Di pinggir Jalan.
Tubuh dan Matanya masih Lurus ke Jalanan Di depan.
Apa Lagi yang akan Ia Lakukan, Jelas Membuat Senja ketakutan sampai Tangannya Menggengam erat Safety Belt.

" Sebelum Lo Ngejalani Tugas, Gue Nggak Mau semua berjalan gitu aja "
Ujar Raga tanpa menoleh kepada Senja Di sampingnya.

Senja masih Diam, Berusaha memahami maksud dari Ucapan Pria Angkuh tersebut.
Kali ini Ia harus lebih Berhati - hati Lagi Kalau sudah bersangkutan dengan Seniornya itu.

" Maksud Kak Raga ? "

" Kita Taruhan. Kalau Gue Lulus semester ini, Lo kabuli satu permintaan Gue. Begitu juga sebaliknya " Jelas Raga masih enggan Menatap Lawan bicaranya.

Senja Tampak memikirkan tawaran Pria itu dengan sangat Hati - hati dan penuh pertimbangan.
Tak semudah yang di bayangkan, Senja Harus Benar - benar Yakin menjawab Itu semua.
Hanya satu permintaan Raga, Namun Ia Khawatir dengan permintaannya nanti.
Di sisi lain jika Senja menang, Itu berarti Ia memiliki kesempatan untuk Memberi pelajaran terhadap Pria Angkuh tersebut.
Tapi Mau bagaimana pun Senja tetaplah Senja, Ia akan berusaha keras Membuat Raga Lulus.

" Tapi Kan Taruhan itu Nggak Baik " Protes Senja.

Raga memutar bola matanya malas melihat Senja yang terlalu Polos.

" Lo bisa Anggap ini Kesepakatan "

" Jawab Ia atau enggak " Tambah Raga Yang tidak sabar dengan Senja.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang