50

177 17 0
                                    

Ciao..................
Happy reading guys ✨
Jangan lupa vote dan komennya ya ✨

***

Seluruh murid beserta keluarga mereka telah berkumpul di satu ruangan yang telah didekor sedemikian rupa.
Sekolah tempat Angga bersekolah mengadakan acara lomba melukis sekaligus memperingati hari Ayah. Sama seperti murid-murid yang lain, Angga juga telah menyelesaikan lukisannya dengan baik.

Tetapi saat seluruh Murid telah selesai melukis, Mereka di persilahkan naik ke atas panggung untuk memperlihatkan karya Mereka, kepada seluruh hadirin terutama kepada Ayah Mereka masing - masing. kedua bola mata Angga justru menatap satu persatu Teman - teman sekolahnya yang datang dihadiri oleh orangtua yang lengkap, yaitu seorang Ayah dan juga Ibu. Angga ditemani oleh Rita sang ibu, Naya bahkan Senja juga. Namun tak ada sosok ayah disana padahal tema melukis kali ini  ialah Ayah.
Hal tersebut tentu membuat bocah laki-laki berambut keriting itu sedih.

Senja yang mengerti keadaan bocah manis itu langsung menghampiri dan berusaha menenangkan Angga.

" Senja, Ayah nggak ada disini sama Angga. Teman-teman yang lain Ngasih Lukisannya ke Ayah mereka " Aduh Angga dengan raut wajah ingin menangis nya.

" Kan ada Mama Rita, Tante Naya dan ada Senja juga di sini nemenin Angga" Ujar Senja mengelus lembut rambut Angga.

" Tapi_ "  Putus Angga tidak melanjutkan perkataannya.

Senja menggenggam erat kedua tangan mungil Angga.

" Dengar. Coba Pejam mata Angga " Pinta Senja.

Anak laki-laki itu bingung dan terdiam.

" Ayo pejam matanya " Minta Senja sekali lagi kepada Angga.

Akhirnya kedua mata Angga tertutup sesuai dengan perintah Senja barusan. Kemudian salah satu tangan kecil Angga diletakkan oleh Senja tepat pada dada kanan Angga.

" Jangan takut karena Ayah Angga ada di sini, di hati ini. Coba rasakan sambil bayangkan wajah Ayah Angga" Ucap Senja kepada Angga yang masih memejamkan kedua matanya.

Naya dan Rita tersenyum haru melihat cara yang dilakukan Senja agar Angga lebih percaya diri, meskipun sang Ayah tidak datang di acara tersebut. Baik Naya maupun Rita sama-sama tahu bahwa Angga sering membahas tentang Joy dan itu membuat Senja rapuh karena kembali mengingat kejadian di masa lalu, hingga merenggut nyawa ayahnya.

" Angga bisa liat Wajah Ayah... " Ucapnya semangat sampai melompat kecil.

Senja membalas kebahagiaan keponakanya itu dengan senyum tulus lalu Ia juga menatap kearah Naya dan Rita yang ternyata memberikan senyum bangga untuk Senja.

Beberapa murid sudah menampilkan Lukisan mereka beserta beberapa ucapan manis untuk Ayah mereka di atas panggung besar itu. Acara ini sangat banyak menguras emosional orang yang hadir di acara tersebut.

" Peserta selanjutnya, Angga Gradya Putra " Panggil MC perempuan dari atas panggung.

Kini giliran Angga yang harus menampilkan Lukisannya. Dengan cukup tenang Ia naik ke atas panggung.

" Ini Lukisan Angga. Di sini ada Ayah, Mama, sama Angga " Tunjuk bocah pria itu sembari menceritakan isi lukisan karyanya.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang