10

1.4K 69 2
                                    

Ciao.................
Happy reading guys 😊
jangan Lupa Vote and Coment


***

Jam di rumah Senja menunjukan pukul Tujuh malam, Itu artinya Ia harus segera berangkat menuju alamat yang telah di kirim Raga padanya.
Gadis dengan Jaket putih tersebut sibuk mengamati kembali Barang - Barang yang harus Ia bawa, Mulai dari Buku, Laptop Dan sebuah Paper Bag.
Setelah semuanya telah Di cek kembali, Senja meminta Izin kepada Ibunya.

" Ma Senja ada tugas dari Dosen. Senja pamit Ya "

" Tapi Kamu belum makan Loh Ja, Makan dulu ya baru pergi " Ajak Naya.

" Mah.., Aku bakal telat kalau harus makan Dulu " Ujar Senja.

" Nanti Senja cari roti ya buat ngeganjal perut. Mama jangan Khawatir " Tambahnya.

" Yauda Kamu hati - hati Ya " Naya mengantarkan putrinya itu sampai depan pintu.

Sebelumnya Senja telah memesan Ojek Online, Karna kalau naik angkutan umum di malam hari seperti ini tidak banyak yang melewati daerah tempat tinggalnya.

Setelah menempuh kurang lebih Limabelas menit, Ojek yang di naiki Senja berhenti tepat di depan sebuah Rumah mewah yang dihalangi Oleh pagar yang tinggi Nan Kokoh.
Setelah turun dan menyelesaikan pembayaran, Senja mengetuk pagar besar itu sembari mengintip dari lubang yang ada pada pagar tersebut.

Muncul Seorang Pria yang Ia yakini adalah Satpam rumah itu yang Kemudian membuka Pagar Kokoh itu.

" Guru Abal - Abal ya Mbak ? " Tanya Pak Budi kepada Senja yang masih berdiri di Luar pagar.

" Ha ? " Senja mengerutkan dahinya Binggung.

Pak Budi menyatukan kedua tangannya meminta maaf kepada Wanita di depanya.

" Maaf Mbak, Nak Raga minta Saya ngomong begitu saat Mbak datang "

Senja tersenyum mendengar pengakuan Satpam tersebut.

" Gapapa Pak. Oiya Panggil Saya
Senja aja "

Satpam itu mengangguk - angguk mengerti.

" Baik Mbak Senja "

Senja tertawa kecil melihat kepolosan Pak Budi.

" Senja aja gausah pake Mbak " Minta gadis manis itu.

" Aduh.. Nggak enak Sayanya Mbak kalau cuman manggil Nama gitu aja. Saya panggil Nak Senja, Boleh ? "

Senja memberikan senyuman tanda setuju kepada Usul yang di berikan Oleh Pria berseragam hitam.

" Silahkan masuk, Nak Raga udah nunggu di dalam " Ujar Pak Budi.

Senja melangkahkan kakinya sampai tiba di depan pintu rumah besar yang telah terbuka.

" Permisi " Panggil Senja sedikit berteriak.

Nihil, Tak ada jawaban dari dalam. Hal tersebut memaksa Senja memberanikan dirinya memasuki Rumah Raga lebih dalam Lagi.
Rumah yang Senja masuki memang sangat mewah dan Besar, Namun sepertinya tak banyak penghuni di dalamnya.
Langkah demi langkah Ia lalui dengan Jantung yang berdetak cepat.
Belum Lagi kepalanya yang pusing memilirkan bagaimana cara mengajar Raga dengan Baik, Agar Pria tersebut dapat Lulus di Ujian semester kali ini yang akan dilaksanakan Seminggu Lagi.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang