part 13

3.2K 350 16
                                    

Author POV

Kedua matanya terus memandang pintu itu dalam diam. Dirinya begitu cemas menanti seorang wanita yang sudah lama sekali tidak ia temui.

Ia sudah mempersiapkan seluruh hati,jiwa,emosinya untuk hari ini.

Rasa rindu ketika memandang wajahnya akan terbayarkan semua mengingat persamaan yang di miliki "mereka".

"Itu nyokap,Sya".

Melalui sudut matanya, ia melirik Bima yang berjalan menghampiri seorang wanita. Senyum wanita itu tak pernah lepas dari wajahnya.

Dengan memberanikan dirinya, ia mengikuti Bima dari belakang. langkah yang sangat pelan begitu juga dengan tangan yang cukup gemetar, ia semakin dekat dengan wanita yang selalu di panggilnya dengan sebutan Mami.

"Tasya...".

Air matanya lolos begitu saja, bibirnya tersenyum ketika mendengar suara yang mampu membawanya pada masa kanak-kanaknya. Ia seperti terlempar pada masa lalu , dimana mendiang sang Ibu masih ada disisinya.

"Mam.....". Ucapnya lirih. Bahkan ia semakin terisak ketika wanita itu memeluknya dengan sangat erat. Keduanya menangis bersama untuk beberapa saat.

"Maafin Mami".

"No...Mami ngga salah. aku kangen Mami". Ia semakin erat memeluk pinggang Merry yang tak lain adalah Ibu dari Bima sekaligus Tantenya.

"Ngga seharusnya Mami ngebiarin kamu hidup sendirian di Jakarta".

Dadanya semakin terasa sesak. Ia sangat merindukan semua ini. Semua rasa rindunya pada mendiang Mamanya sedikit terbayar ketika memeluk kembarannya.

"Kamu jadi kurus begini, pokoknya tugas Mami sekarang bikin kamu gemuk lagi".

Ia tertawa pelan, sesekali ia menghapus air matanya.

"Mommy ngga kangen Bima?".

Risa semakin menunjukkan sikap posesifnya pada Merry di hadapan Bima.

"Iya paham gue,Sya. Cuma lo doang anaknya, gue sih supirnya". Bima merengut dengan membawa koper milik Mamanya.

"Kalian ini, ayo kita pulang. Mami bawa banyak oleh-oleh untuk kalian".

Selama di perjalanan, Risa menceritakan semua yang di alaminya. Termasuk ia sempat cuti dari kuliah bahkan harus bekerja demi meneruskan hidupnya.

Merry ingin mendengar semua cerita itu langsung dari mulutnya. Risa sudah ia anggap sebagai putri kandungnya sendiri bahkan semenjak ia masih di dalam kandungan.

Melihat kehidupan Risa yang sangat berbeda jauh  ia begitu nelangsa. ia sangat merasa bersalah karna telah lalai melindungi dan menjaga anaknya. Terlebih pada perubahan fisik Risa. Pipi tembamnya telah menghilang meski pesona dan kecantikan Risa semakin bertambah, ia lebih menyukai anak gadisnya itu tumbuh dengan baik.

"Pokoknya, kamu mulai malam ini tinggal di rumah. Gak ada lagi ngontrak atau tinggal sendiri".

"Tapi,Mi........".

"itu pernyataan sayang, jadi tidak ada alasan untuk menolaknya. Heri itu terlalu bahaya".

Mendengar omongan Mamanya, Bima hanya bisa menatap Risa dari spion. Bagaimana pun juga pasti akan sulit buat Risa. Terlebih gadis itu tidak ingin merepotkan orang lain meski keluarganya sendiri.

Ia menghela nafasnya , omongan Mami Merry sampai kapan pun tidak akan pernah bisa ia bantah. Tapi, ia sudah terbiasa dengan kehidupan barunya. Kehidupan yang jauh dari image bergelimpangan harta.

Someday - DAY6 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang