part 43

2.4K 267 21
                                    

Author POV


Langkah kaki yang begitu pelan terus menyusuri salah satu bagian dari butik yang Risa masuki. Sedari tadi matanya terus menatap deretan demi deretan kemeja yang tersusun rapih pada salah satu rak.

Kemeja polos dengan begitu banyak pilihan warna membuatnya bingung untuk membeli yang mana.

Beberapa staff butik tersebut sempat menghampirinya dan menawarkan beberapa pilihan kemeja yang menurut mereka bagus. Tapi, dengan sopan Risa menolaknya. Ia tidak ingin bertambah bingung terlebih ada motif lain dari staff tersebut yang seakan menyuruhnya untuk memborong semua kemeja itu.

Tangan kanannya terulur, ia mulai mengambil beberapa kemeja polos dengan warna yang berbeda-beda.

"Tasya?".

Kepalanya menoleh saat ada yang menyebutkan namanya. Nama yang hanya segelintir orang saja yang memanggilnya.

"Mas Dimas... ". Lirihnya. Tubuhnya terasa menegang saat mendapati seorang pria yang pernah singgah di hatinya.

Pria yang begitu ia cintai namun sekaligus memberikan luka yang begitu dalam hingga saat ini. Dirinya masih ingat dengan baik bagaimana sikap Dimas saat semua harta milik Papanya di rampas oleh Om Herry. Pria itu pergi meninggalkannya bahkan langsung menjalin hubungan dengan Anya, sepupunya sendiri.

"Sya, gue.......".

"maaf, kita udah ngga ada urusan apa-apa lagi sekarang". Ia segera berjalan meninggalkan Dimas. Tangan kanannya begitu erat mencengkram kantong belanjaan.

Melihat kepergian Risa, Dimas tidak bisa berbuat banyak. Ia sadar akan kesalahan fatal yang sudah di perbuatnya. Kebencian sudah menjadi resiko untuknya, ia pantas untuk di benci oleh Risa, sangat pantas.

Matanya terus memandangi tubuh Risa dari tempatnya berdiri. Mantan kekasihnya itu sudah banyak sekali berubah. Tubuh Risa yang mulai berisi namun semakin membuatnya terlihat sangat cantik. Sikap Risa yang lebih pendiam merupakan salah satu akibat dari ulahnya dulu. Ia telah merampas keceriaan pada gadis itu.

Ingin sekali ia meminta maaf pada Risa. Namun, untuk mendekati gadis itu saja ia harus berjuang mati-matian. Risa selalu menghindarinya.

Sepeninggal Anya, ia sadar akan beberapa hal penting yang ada di hidupnya. Dirinya hanya mencintai uang. Hidup bersama Anya, hanya untuk memenuhi segala hasrat duniawi. Bahkan ia tidak bisa membedakan mana cinta dan nafsu saat bersama Anya.

Sikap Anya dan Risa sangat bertolak belakang. Bahkan 90% berbeda. Risa bukan hanya memberikan materi saja kepadanya, gadis itu memberikan perhatian dan cinta yang tulus kepadanya berbanding terbalik dengan Anya. Ia sadar jika hanya di jadikan alat balas dendam namun materi menjadi alasan utama baginya untuk menutup mata akan semua itu.

Dirinya telah jatuh sepenuhnya ke dalam permainan Anya. Ia tidak bisa menolak. Hanya bisa menjalani dan berusaha menikmati semuanya.

Jalur kegelapan.

Ya. Ia menyebutnya seperti itu. Hidup di dalam kegelapan demi kebahagiaan palsu untuknya. Ia sangat sadar jika tidak bisa menghasilkan uang untuk dirinya sendiri. Bagaimana ia harus menanggung beban hidup adiknya?.

Jika ia memilih menemani Risa dalam kehidupannya yang terbatas saat itu. Pendidikan adiknya akan terhenti, masa depan adiknya akan lenyap begitu saja.

Dan sekarang, ia telah berubah. Ia sudah memulai usahanya. Keluar dari kegelapan dengan usahanya yang begitu keras. Ia ingin berdamai dengan masa lalu nya. Ia ingin memiliki kehidupan yang baru. Kehidupan tanpa beban sedikit pun di dalam hatinya. Ia tidak ingin rasa bersalah itu terus mengikutinya sampai akhir hayat.

Someday - DAY6 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang