🍁10

674 58 27
                                    

Author POV





Dengan begitu santai, Ninda memberikan susu formula pada Aryo yang berada di gendongannya. Sore ini akan ada pengajian di rumah orangtuanya, kerabat terdekat sudah berdatangan dari tadi pagi. Bahkan beberapa tante dan om nya sudah datang semenjak malam tadi.

Keluarga besar Ninda menyambut senang berita bahagia tersebut. Baik dari pihak Ibu atau ayahnya. Mereka sama sekali tidak mengungkit masa lalu Sonny. Itu lah yang Ninda sukai, bahkan para sepupunya justru menggoda dirinya yang sebentar lagi akan menyandang status istri sekaligus seorang ibu.

"Tante bahagia Sonny bisa dapetin wanita baik seperti kamu". Ujar Arini sembari menganti kaos kaki yang dikenakan Aryo.

Senyum Ninda terus menghiasi paras cantiknya, "kalau boleh tau, kenapa tante ngerestuin aku buat jadi istrinya Sonny? Padahal aku belum layak buat dijadiin istri. Masak aja aku belum ahli".

Akhirnya Ninda mengeluarkan satu pertanyaan yang selama ini tersimpan dipikirannya.

"Ada beberapa wanita yang kerap dibawa Sonny. Tante dan Om Alfian akan terus ngedukung apapun yang dipilih Sonny,nin". Arini tersenyum dan memandangi Ninda yang kini tengah menatapnya, "—mereka sama cantiknya dengan kamu, sama baiknya pula. Tapi satu hal yang mereka tidak miliki".

"Apa tante?".

"Kontak batin dengan Aryo. Bahkan beberapa diantaranya tidak suka dengan adanya Aryo di hidup Sonny. Berbeda dengan kamu,nin. Saat kamu menginap di rumah, Indah bercerita ke tante kalau kamu rela bangun tengah malam untuk urus Aryo yang buang air besar".

"Bukannya hal itu biasa tante?".

"Tidak Ninda. Itu hal luar biasa, hal yang sangat jarang dilakukan wanita pada umumnya dengan status bukan ibu kandung anak tersebut. Bisa saja kamu membangunkan Indah atau mbak Fitri yang biasa ngurus Aryo. Tapi.... Yang kamu lakukan justru diam-diam membawa Aryo ke kamar mandi dan membersihkannya. Bahkan kamu juga yang menggendongnya sampai Aryo kembali tidur. Jadi... Udah ngga ada alasan lagi untuk kami semua menolak kamu,Ninda".

"Kalau boleh jujur... Ninda sebenarnya takut kalau nanti ngga bisa jadi ibu yang baik".

"Semuanya butuh proses dan belajar. Tante yakin kamu pasti bisa melaluinya. Kamu dididik oleh keluarga yang baik. Tante yakin, kamu bisa memperlakukan Aryo seperti anak kandung mu sendiri. Tatapan kamu ke Aryo itu seperti wanita yang sedang jatuh cinta, penuh kasih dan juga sayang".

Arini mengusap begitu lembut rambut panjang Ninda. Keduanya tersenyum meski air mata jatuh begitu saja pada pipi mereka.

"Assalamualaikum Onty...Aira boleh masuk ngga?".

"Wa'alaikumsalam".

Keduanya mendengar suara anak kecil dan ketukan pelan pada pintu kamarnya. Arini segera bangkit dan membukakan pintu tersebut. Sudah ada Risa dan kedua anaknya yang makin menggemaskan.

"Eyanggg". Kenzy langsung memeluk Arini , sementara Aira berhamburan masuk menghampiri adik kecilnya.

"Dek aryo lagi bobo ya onty?". Satu tangan aira mengelus perlahan pipi yang begitu menggemaskan baginya.

"Iya sayang, habis minum susu jadinya bobo deh".

"Yahhh, padahal Aira udah bawain mainan".

"Nanti ya kalau bangun, kita main bareng-bareng".

"Calon pengantin makin cantik aja sih". Puji Risa seraya duduk disalah satu sofa yang masih kosong.

"Lo bisa aja sa". Ninda segera memindahkan Aryo ke ranjang miliknya. Tak lupa, ia pun meletakkan beberapa bantal dan juga guling ke sisinya mengingat Aryo yang semakin aktif bergerak.







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Someday - DAY6 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang