part 25

2.7K 278 24
                                    

Author POV

Sudah satu jam ia harus menahan emosinya. Sindiran demi sindiran masih di lontarkan oleh Viona atau pun Tari kepadanya.

Sesekali ia menggigit bibir bagian dalam tiap kali mulut Viona melontarkan kalimat-kalimat pedas yang di tujukan kepadanya meski tidak secara langsung.

Ia marah. Ia kesal. Tapi, semua itu harus ia pendam. Dirinya tidak ingin ada keributan disini.

Matanya beralih pada panggung yang berada di depan sana. Dilihatnya Jay yang sudah turun dari panggung dan berjalan ke arah meja mereka.

"Minuman lo yang mana,Sa?". Tanya Jay begitu sudah berdiri di depannya.

Risa meraih segelas jus jeruk yang masih tersisa setengah dan memberikannya pada Jay.

Melihat raut wajah Risa yang nampak berbeda, bisa di pastikan telah terjadi sesuatu padanya.

"Aku tinggal sebentar ya,Mas". Pamitnya dan langsung pergi ke arah depan cafe itu. Bagian yang tidak terjangkau oleh pandangan mereka.

Langkah kaki membawanya pada salah satu staff yang berjaga di depan cafe. Dengan komputer dan alat transaksi yang menghiasi meja kecilnya.

"Saya minta bill meja 35 ya mbak". Ucapnya pada seorang wanita yang memakai seragam berwarna ungu muda.

"Total tagihannya delapan ratus enam puluh lima ribu kak". Ucap wanita itu dengan mengucapkan sederet angka yang harus di bayarkan.

Tangan kanan Risa segera mengeluarkan sebuah kartu dari salah satu Bank yang sangat terkenal. Ia segera memberikannya pada wanita itu.

Setelah selesai melakukan proses pembayaran, ia kembali masuk ke dalam. Berjalan menuju tempat Jay dan juga yang lain.

"Pulang yuk,Sa?".

"Lho, mas ngga capek emangnya?".

"Gak,cuma ngeband begitu kecil buat gue,Sa".

Risa menganggukkan kepalanya. Ia pun pamit pada yang lain. Termasuk Cindy dan juga teman-temannya.

Mereka berdua segera pergi meninggalkan semuanya. Terlebih meninggalkan Bima yang masih fokus menghabisi makanannya. Mulutnya begitu penuh dengan makanan sampai saat Risa pamit hanya di balas oleh anggukkan kepala saja.

setelah kepergian sepasang kekasih itu, Viona segera memanggil seorang pelayan dan meminta tagihan meja mereka.

"Hari ini gue yang traktir". Ujarnya dengan mengembangkan sebuah senyuman bangga pada semua orang yang menatapnya.

"Sering-sering aja". Ucap Willy yang masih menikmati ice cream vanilla miliknya.

"Maaf kak, semua tagihannya sudah di bayar oleh kakak yang tadi pulang sama mas yang tadi main gitar". Ucap pelayan tersebut dengan menyodorkan sebuah struk pembayaran.

"Pasti pakai credit card ya mas?".

"dia pakai debit card kak". terang pelayan itu sesopan mungkin saat mendapati wajah masam Viona.

"Muka lo kenapa? kaya kaget gitu". tanya Sonny.

"gak apa-apa". Viona berbohong. ia harus menutupi rasa kaget dan tidak percayanya saat ini. Dirinya telah di hina oleh Risa.

"Habis ini kamu mau pulang atau gimana?". Tanya Sonny pada Cindy.

"Pulang aja kali ya, aku capek hari ini".

Sonny menganggukkan kepalanya.

Tanpa seorang pun ketahui. Semenjak mereka turun panggung tadi, Bima sudah menebak jika sesuatu yang buruk telah terjadi pada Risa.

Someday - DAY6 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang