Part 14

3K 336 8
                                    

Author POV

Binar di matanya semakin jelas dan tak pernah lepas dari sepasang mata milik gadis bernama Laras. Ia tersenyum gembira ketika menatap sebuah wahana yang menjulang cukup tinggi yang ada di hadapannya. Berbanding terbalik dengan Risa yang semakin meringis, terlebih ketika mendengar jeritan histeris dari beberapa orang yang sedang bermain wahana tersebut.

"Jangan di paksa,Sya". Tangan kanan Bima mengacak-acak rambutnya. Ia hanya bisa tersenyum tipis melihat adiknya yang takut dengan wahana ekstrim.

"Oke, kali ini yang berani aja. Gue gak mau maksa lagi". Ujar Laras dan langsung berlarian menuju pintu masuk wahana yang diberi nama Hizteria.

"Gue main". Ucap Sonny.

"Gue juga". Tambah Willy dan juga Denny.

"Lo gak naik kan,Jay?". Tanya Bima dengan menunjukkan cengirannya.

"Gue jagain Risa aja disini". Jawab Jay.

"Alesan aja lo,Bang. Bilang aja takut tuh". Ledek Willy.

Keempat pria itu segera menyusul Laras yang sudah terlebih dahulu masuk ke dalam area permainan.

"Lo ngga haus,Sa?". Tanya Jay dengan memandang wajah Risa yang berdiri di sampingnya.

"ngga terlalu sih mas. Tapi, kalau mas mau cari minum, ayo aku temenin".

Keduanya berjalan menuju salah satu gerai minuman dingin yang berada di salah satu sisi area bermain.

"Lo mau yang apa,Sa?". Jay menoleh,kembali menatap gadis yang sedari tadi tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

"Air mineral aja,Mas".

Tangan kanannya terulur untuk mengambil dua buah botol air mineral. Ia segera membayar minuman itu pada petugas yang berjaga.

"Makasih ya".

Jay tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya. Tangannya dengan terampil membuka tutup botol. Meneguk beberapa kali untuk membasahi tenggorokannya yang cukup kering.

"Lo mau main itu,Sa?". Tangan kirinya menunjuk sebuah wahana.

Kepala Risa menoleh mengikuti arah tangan Jay, "Gajah bledug?".

"Yoi, emang lo berani naik yang bikin nyawa lo keluar dari badan?".

"Di berani-beraniin sih hehehe".

Jay meraih tangan kiri Risa, tanpa harus melihat ekspresi sang gadis, ia mengajaknya kembali berjalan. Menyusuri jalan setapak yang menghubungkannya dengan beberapa wahana permainan yang ada.

Tanpa sepengetahuan Jay, sedari tadi Risa terus menatap tangannya yang di pegang oleh Jay meski kakinya terus melangkah mengikuti arah kemana dirinya di bawa oleh pria itu. Ada rasa yang berbeda, ia sama sekali tidak marah dengan semua sikap yang di tunjukkan oleh Jay akhir-akhir ini padanya.

"Mau naik ayunan?". Tanyanya pada Jay yang tiba-tiba berhenti di salah satu wahana yang cukup besar. Dimana ada begitu banyak ayunan yang melingkar.

"Boleh". Ujarnya, keduanya kembali berjalan memasuki pintu masuk wahana tersebut.

"Emangnya mas ngga takut naik ini?".

"Kalau yang ini sih ngga bikin jantung gue berasa copot gitu aja. Lumayan bisa ngadem pas di atas".

Ia tertawa mendengarnya, "ayo naik yang di sebelah situ,Mas". Tangannya menunjuk salah satu area ayunan yang masih kosong.

Melihat gadisnya bisa tertawa seperti itu sudah cukup baginya. Ia bahkan tidak peduli lagi apakah perasaannya akan terbalaskan atau tidak. Satu yang ia inginkan adalah, melihat senyum dan tawa Risa sepanjang harinya. Itu sudah sangat mengurangi semua keresahan dan kecemasan akan segala pemikirannya.

Someday - DAY6 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang