part 48

2K 249 38
                                    

Author POV

Ketiganya terus memandangi pintu bercat putih gading yang ada di hadapan mereka.

Hari ini, hari persalinan Risa.

Sudah dua puluh menit semua dokter dan juga perawat ada di dalam ruang operasi. Ajeng tak hentinya berdoa untuk kelancaran operasi caesar Risa, begitu juga dengan Merry.
Berbanding terbalik dengan Bima yang terus menggenggam erat ponselnya. Sesekali ia melirik wajah Ibunya, hanya gelengan kepala yang di berikan sang Ibu kepadanya.

Bima ingin sekali menghubungi Jay. Setidaknya sahabatnya itu harus tahu jika Risa sedang melahirkan anaknya. Namun, rasa sakit hati Ibunya mencegah niatnya tersebut.

"sudah lahir,Mas". Ujar Ajeng menahan tangisnya saat samar-samar mendengar suara tangisan bayi dari dalam ruangan.

Merry mencengkram kuat tangan Bima. Ia tidak bisa menahan tangis bahagianya. Dirinya sudah resmi menjadi seorang nenek.

Tak kuasa melihat Ibunya yang menangis, Bima segera membawa tubuh Ibunya ke dalam pelukannya. Ia sesekali mengusap lembut punggung wanita yang semakin menua itu, "Mommy udah jadi nenek-nenek sekarang". Ledeknya.

Butuh waktu beberapa saat sampai pintu tersebut terbuka.
Seorang dokter keluar sambil membuka masker yang di kenakanannya. Ia memberitahukan jika proses operasi tersebut berjalan dengan lancar. Bayi kembar dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan itu lahir tanpa satu kekurangan apapun. Bayi kembar itu begitu sehat. Dokter pun mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam, terlebih pada Bima yang harus mengadzani bayi kembar tersebut.

Tanpa harus menunggu lebih lama lagi, ketiganya segera masuk ke ruang operasi. Ajeng mendekati ranjang Risa, wajahnya masih terlihat pucat, "Selamat ya, Mbak sekarang resmi menjadi seorang Ibu".

Merry segera memberikan Bayi perempuan untuk Bima gendong, "hati-hati". Ucapnya.

Rasanya menggendong bayi yang baru lahir membuat Bima begitu gugup. Ia sedikit melirik ke arah Risa, hanya anggukkan kepala yang di berikan adiknya itu sebagai jawaban atas pertanyaan yang ada di kepala Bima. Ya,Risa tahu maksud dari pandangan Bima kepadanya. Seharusnya, Jay yang melakukan semua ini, bukan Bima.

Merry pun menggendong bayi laki-laki, ia juga mendekatkannya pada Bima sehingga posisi Bima menjadi di tengah. Suara Bima mulai terdengar, ia mengumandangkan adzan begitu pelan di dekat telinga kedua bayi Risa. Rasanya begitu haru,bahagia yang bercampur menjadi satu.

Setelah selesai mengadzani kedua bayi itu, mereka segera mendekati Risa.

"Cantik dan tampan". Ucap Merry, ia begitu takjub dengan bayi laki-laki yang di gendongnya.

"udah lo kasih nama,Sya?".

"udah,Mas. Yang laki-laki Kenzy dan yang perempuan Aira".

"lucu ya,Bu". Ucap Ajeng dengan tatapan takjubnya. Selama ini ia hanya bisa melihat mereka melalui hasil USG yang dilakukan Risa.

Beberapa perawat pun membantu Risa untuk di pindahkan ke ruang perawatan. Termasuk kedua bayi yang harus di masukkan ke dalam box terlebih dahulu.

"Mom". Panggil Bima begitu Risa dan Ajeng sudah pergi terlebih dahulu.

"jangan". Ucap Merry yang sudah paham akan maksud anaknya.

"dia juga berhak tahu. Meski hanya lewat foto".

"Dia harus mendapatkan hukuman yang setimpal. Dia sendiri yang ingin melenyapkan darah dagingnya. Apa pantas kalau sekarang dia menyebut dirinya dengan Ayah?".

Bima tidak bisa berkata apa-apa lagi. Rasa sakit hati Ibunya jauh lebih besar dari Risa. Meski semua itu hanya kesalahpahaman akibat ulah Ibu kandung Jay, tapi Merry tetap sakit hati pada Jay.

Someday - DAY6 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang