part 40

2.4K 305 32
                                    

Author POV

Langit semakin gelap saat Sonny membelah kesunyian jalanan ibukota. Jam baru saja menunjukkan pukul sebelas malam.

Sesekali ia melirik kedua tangan Laras yang melingkar di pinggangnya. Gadis itu masih takut untuk pulang ke rumah. Ya, iya bisa merasakan hal itu.

Begitu sampai di depan rumah Laras. Sonny segera mematikan mesin motornya.

"Lo berani kan sendirian?".

"Kenapa sih lo masih aja nanya. Jelas gue takut lah".

"Lebih takut gue. Gue ngeri di amuk abang lo". Gumam Sonny.

"Lo gak mau nemenin masuk ke dalem?".

"Nggak lah, pake nanya". Sungut Sonny, "lo mau gue di gampar sama abang lo?".

"Badan abang gue juga lebih kecil dari badan lo. Tapi kenapa nyali lo kecil banget sih". Laras segera turun dari motor Sonny.

"Tunggu dulu".

"Kenapa? Lo berubah pikiran,Son? Mau nemenin gue ke dalem?".

"Lo ngga mau ngucapin terimakasih ke gue?".

Laras memutar kedua bola matanya dengan malas , "terimakasih ya". Ia pun memaksakan senyum untuk Sonny.

"Buruan sana. Lo pasti bisa. Jangan mau kalah sama rasa amarah lo".

Ia terdiam begitu mendengar kalimat Sonny. Di hembuskan nafasnya dengan kasar. Kakinya mulai melangkah, berjalan menuju ke depan pagar. Laras segera membuka pagar tersebut. Ya, iya sangat tahu. Semua satpam yang ada di rumah ini belum mengunci pagar sebelum jam satu pagi.

"Neng Laras".

ia melirik pak Santo. Salah satu satpam yang sudah sangat lama bekerja di rumahnya.

"Papa di rumah kan?".

"Iya,Neng. Pak Jerry sakit".

Laras hanya menganggukkan kepalanya saja. Ia segera berjalan kembali.

Melihat Laras yang sudah masuk ke dalam rumah. Sonny kembali menghidupkan motornya. Tugasnya sudah selesai, ia segera pergi meninggalkan kediaman Jay.

Langkah Laras semakin mendekati pintu utama. jantungnya berdetak begitu cepat saat ini. Entah apa yang akan ia katakan pada Papa-nya nanti.

Pintu pun di buka olehnya. Kakinya mulai melangkah masuk. Berjalan semakin dalam lagi menuju kamar Papa.

"Laras...". Ucap Risa begitu melihat kehadiran Laras.

"Gue pulang cuma buat Papa". Ia kembali melangkah, meninggalkan Risa yang masih mematung di tempatnya berdiri.

Setelah menyadari situasi tersebut, Risa segera berjalan begitu cepat menuju kamarnya yang ada di atas.

"Mas....". Ucapnya setelah masuk ke dalam kamar. Ia berjalan mendekati Jay yang masih sibuk di depan layar laptop.

"Kenapa? Papa baik-baik aja kan?".

"Bukan itu.... Di bawah ada Laras".

Jay segera bangkit, namun lengannya langsung di tahan oleh Risa.

"Jangan sekarang. Biarin mereka berdua dulu,Mas".

"Tapi....".

"Seharusnya kita bersyukur, Laras masih peduli sama Papa".

Risa benar.

"Tapi, Laras tahu dari mana? Bahkan kita telepon hp nya masih ngga aktif".

Someday - DAY6 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang