Part 33

2.5K 288 10
                                    

Author POV

Langit semakin gelap ketika Bima dan Sonny sampai di kediaman Jay.

Kepala Bima menoleh pada halaman samping rumah. Lampu taman yang menyorot salah satu sudut, membuat bibirnya tersenyum tipis ketika menatapnya.

Mereka melangkahkan kakinya, berjalan menuju pintu utama yang tertutup rapat. Sudah biasa bagi keduanya untuk menekan bel sekali, dan langsung membuka pintu yang masih belum terkunci di saat jam segini.

"Kak Jay sama Risa ada di kamar atas, Lo berdua langsung kesana aja". Ucap Laras ketika mendapati keduanya di ruang tamu.

"Oke". Bima kembali melangkahkan kakinya, menaiki tiap undakan anak tangga yang akan menghubungkannya dengan kamar Risa.

"Lo gak mau ikut ke atas juga?". Tanya Sonny yang masih berada di lantai bawah.

"Nggak, laper gue".

"Lo gak penasaran sama berita besar yang di bawa Bima?".

Kedua mata Laras menyipit, menatap wajah serius Sonny dengan sangat intens, "kayanya gue harus ke atas sekarang juga". Ujarnya yang berjalan lebih dulu.

Tawa kecil di berikan Sonny pada adik sahabatnya itu. terkadang, sikap Laras mengingatkannya pada Willy.

Setelah mereka sampai di kamar Risa, Laras berjalan mendekati sofa panjang dan mendudukinya tanpa berisik, di ikuti dengan Sonny. Keduanya menatap ketiga tokoh utama yang berada di hadapan mereka. Terlebih wajah Bima yang nampak serius namun kesan santai tidak hilang dari sikapnya.

"Seharusnya lo masih di rawat,Sya".

"Rumah sakit bosan sama aku,Mas".

Jay mendengus sebal, bahkan Bima saja tidak bisa berbuat apa-apa saat ini.

"Jadi, apa yang mas Bima mau bilang ke aku?". Tanyanya dengan to the point.

Kedua mata Risa menatap lekat Bima yang duduk di sampingnya. Nampak hembusan nafas yang begitu kasar di lakukan oleh kakaknya itu. Pandangannya beralih pada tangannya yang saat ini di genggam oleh Bima.

"mobil yang berhasil di bawa kabur sama Anya masuk ke dalam jurang".

mata Risa membulat, nafasnya tercekat mendapati kabar tersebut. Ia memandangi Bima dan juga Sonny penuh selidik.

"Bukan kami,Sya. Itu murni karna kecelakaan". ucapnya yang seakan bisa membaca pikiran Risa.

"keadaan Anya gimana? Dia selamat kan?".

"Untuk evakuasi besok pagi,Sya. lokasinya sulit buat di jangkau, butuh beberapa alat yang memadai. Terlebih disana sangat gelap. Jurangnya terlalu curam, polisi gak mau ambil resiko, karna masih takut kalau ada binatang buas".

"Semoga Anya baik-baik aja". Ucap Risa begitu pelan.

"Gue justru berdoa biar tu cewek mati. Sukur-sukur badannya di cabik-cabik sama macan atau apaan kek gitu". Sungut Laras.

"Gimana pun juga, dia sepupu aku".

"Lo masih anggap dia saudara meski dia udah ngebunuh anak kita?".

Risa menelan salivanya dengan susah payah. amarah Jay sangat ketara sekali dari mimik wajahnya.

Mendapati wajah Risa yang sedikit ketakutan, Jay mendekatinya. Ia membawa tubuh Risa ke dalam pelukannya, "sorry, gue gak maksud buat ngebentak lo,Sa".

Di rasakannya kepala Risa yang mengangguk pelan. Sesekali ia memberikan kecupan ringan pada puncak kepala istrinya.

"Gue sama Sonny balik sekarang kalau gitu".

Someday - DAY6 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang