part 51

2.2K 252 63
                                    

Author POV


"Jadi kita mau ke rumah yang ada di Jakarta,Ma?".

"Iya,Sayang". Dengan gemas Risa mengacak-acak rambut Aira.

"Ra,lihat". Tangan kanan Kenzy terulur menunjuk beberapa gedung pencakar langit saat mobil mereka naik ke atas flyover.

"Wahhhh, Aira mau naik ke situ,Mas".

"anak kecil ngga boleh naik ke gedung itu, iya kan Ma?".

"Boleh, asal ada orang dewasa yang menemani". Ucap Risa.

"Lampu-lampunya bagus ya,Kak".

"Iya, Kenzy suka?".

"Suka,Kak".

Mobil mereka semakin melaju menuju rumah utama. Untungnya Risa sempat mengabari orang rumah jika mereka akan datang.

Tak berselang lama, Mobil sudah memasuki halaman rumah yang sudah lama sekali tidak ia datangi.

"Wowww... Ini rumah Mama?". Aira begitu kagum pada rumah besar yang ada di hadapannya. Dirinya terus menatap rumah bercat putih gading itu setelah ia turun dari mobil.

"Rumah kalian. Rumah ini sekarang milik Aira dan juga Kenzy".

Ajeng sama sekali tidak menyangka jika rumah yang ada di Jakarta sebesar ini. Benar-benar di luar dugaannya selama ini. Bagaimana bisa Risa meninggalkan semua ini dan hidup di desa?.

"Ayo masuk". Risa mengajak mereka untuk masuk ke dalam rumah.

Aira dan Kenzy langsung berlarian untuk siapa yang tercepat masuk ke dalam rumah mereka.

"Mboookkk". Risa langsung memeluk wanita yang menyambutnya di pintu.

"Non kok lama banget ngga kesini, Mbok jadi kangen".

"Iya,Maaf...". Risa segera melepaskan pelukannya, "Aira,Kenzy..salim dulu ke Mbok Nah..".

"Ini anak non Tasya?".

"Iya, kembar".

"oalaahhh, si ganteng sama si cantik".

"kamu mau tidur di lantai atas atau di lantai bawah,Jeng?". Tanya Risa.

"dimana aja boleh,Mbak. Anak-anak tidur di kamar Mba Tasya?".

"Anak-anak tidur di kamar sebelah kamar aku. Atau kamu mau tidur sama anak-anak? Ranjangnya besar, jadi cukup kalau tidur bertiga".

"boleh,Mbak".

"Mamaaa, ayo naik ke atas". Aira dan Kenzy menarik-narik tangan Risa.

"Iya-iya. Jangan lari, nanti jatuh". Mereka semua pun langsung menaiki undakan anak tangga.

Mbok Nah ingin sekali menceritakan kejadian beberapa tahun lalu pada Risa. Namun, sepertinya ia harus menunggu majikannya itu seorang diri. Karna ini begitu sensitif.

"Non mau makan?".

"ngga,Mbok. Tadi sudah makan semua. Mbok istirahat aja. Aku bisa sendiri kok".

Ajeng dan juga anak-anak langsung memasuki kamar mereka. Sementara Risa menatap sejenak pintu kamarnya. Di hembuskan nafasnya kasar sebelum ia membuka pintu kamarnya.

Kamar yang masih sama seperti yang ia tinggalkan.

Pandangannya langsung melirik sebuah bingkai foto berukuran besar yang tergantung di atas ranjangnya.

Fotonya bersama Jay.

Ia memandanginya untuk beberapa saat. "sudah enam tahun,Mas". Gumamnya pelan.

Someday - DAY6 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang