part 18

2.8K 295 2
                                    

Author POV

Pagi yang cerah.
Itu yang ia rasakan saat Sonny membuka tirai jendela kamar perawatannya. Sinar matahari kembali masuk. Sedikit mengusik tidur nyenyak Denny dan juga Bima.

Disisi lain, Jay dan Willy sibuk dengan aktifitas membuka sterofom bubur ayam yang mereka beli. Aroma bumbu kuningnya begitu menggelitik indera penciuman Risa.

Ia bosan dengan makanan rumah sakit yang terasa hambar di lidahnya.

"Lo mau,Sa? Tapi sayang, dokter ngelarang lo makan bubur kaya beginian". Ledek Willy dengan memamerkan buburnya yang lengkap dengan 2 tusuk sate usus dan juga telur puyuh.

Sonny tertawa pelan melihatnya.

Beda dengan Jay yang langsung berjalan menghampiri Risa, lengkap dengan bubur miliknya yang ia pegang.

"Ngga usah deket-deket mas, kalau cuma mau pamer ke aku aja".

"Kok lo tau sih?". Jay tertawa, ia bahkan sudah mendaratkan bokongnya pada kursi yang ada di samping ranjang. "Gue suapin, lo tenang aja".

"Serius?".

"Iya, gue suapin pakai bubur dari rumah sakit tapinya ya".

Risa melirik sekilas pada nampan sarapan paginya yang sudah tergeletak dengan manis di atas nakas, "tapi minta kuahnya sedikit ya dari punya Mas?".

"Oh ngga bisa,Sa. Soalnya gue team makan bubur di aduk".

Risa kembali menghela nafasnya dengan pelan.

Ia melirik Bima yang sudah bangun.
Apa kalian mau tahu yang dilakukan Bima saat ini?

betul sekali, pria itu sedang membuka plastik putih yang masih terikat dengan rapih. Jatah sarapannya bersama Denny.

"Lo cuci muka dulu sih,Bang". Ujar Willy begitu mendapati tangan Bima yang mulai menambahkan satu sendok sambal ke atas buburnya.

"Ini gue lagi proses cuci muka". Jawab Bima seadanya. Dirinya kembali fokus menyingkirkan irisan daun seledri pada bubur ayamnya.

Waktu berlalu begitu saja sampai semua orang pergi meninggalkan kamar perawatan.
Sonny,Willy dan Denny pulang untuk bersiap-siap kuliah. Bima? Dia izin untuk mengurus sesuatu dan secepatnya kembali ke Rumah Sakit.

Sementara Jay, pria itu mencari sebuah minimarket untuk membeli peralatan mandi.

tangan kanannya menyingkirkan selimut dari tubuhnya. Ia mulai menurunkan kedua kakinya. Di hirup udara dalam-dalam ketika ia berhasil berdiri. Perutnya masih terasa sakit meski jauh lebih baik di banding tadi pagi.

Dengan mendorong sebuah tiang infus, Risa pergi keluar kamar. Kaki telanjangnya menapaki lorong demi lorong rumah sakit secara pelan dan hati-hati.

"Tasya?".

Ia menoleh, menatap sepasang kekasih yang berada di dekatnya.

"Lo sakit? Atau...lo abis kecelakaan? Kenapa gak sekalian mampus aja sih?". Ujar sang wanita. Kalimatnya terdengar begitu sinis dan seperti sebuah kalimat pernyataan di banding pertanyaan.

"Sa, lo ngapain disini, ayo balik ke kamar".

Ia kembali menoleh dan mendapati Jay yang sedang memegang lengannya dengan lembut.

"Cowok lo,Sya? Masih ada yang mau sama lo setelah lo jadi gembel?". Ujar wanita itu kembali dengan tertawa kecil. Tawa yang terdengar sangat merendahkan Risa.

"Lo kenal dia,Sa?". Tanya Jay.

"Dia sepupu aku,Mas". jawab Risa pelan.

Jay kembali menatap sepasang kekasih itu. Ia mendapati keduanya berdiri tepat di depan pintu dokter kandungan.

Someday - DAY6 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang