🍀 Part 2 🍀

1.6K 201 8
                                    

Author POV

Kedua matanya memandangi wajah Dokter dengan begitu seksama. Dirinya masih terkejut dengan hasil medis yang beberapa menit lalu  dibacanya.

"Dengan kata lain, saya tidak akan pernah memiliki anak?".

Dokter itu menganggukkan kepalanya. Ia menjelaskan jika rahim Laras memiliki masalah. Dan mengakibatkan dirinya akan susah memiliki keturunan.

Wanita mana yang akan kuat menerima ini? Jelas bukan Laras orangnya. Yang di pikirannya hanya satu, Apa Sonny masih mau bersamanya jika faktanya dirinya tidak akan pernah bisa memberikan keturunan pada Sonny.

Ia pun berpamitan pada Dokter tersebut dan memilih cepat-cepat pergi meninggalkan Rumah Sakit. Hari ini sungguh di luar keinginannya.

Air matanya yang sedari ia tahan, menggelinang begitu saja saat masuk ke dalam mobil. Ia menangis dalam diam. Membiarkan dirinya untuk jatuh sendirian.

Rasa takut semakin melingkupinya. Haruskah ia jujur pada semuanya? Apa keluarga Sonny masih mau menerimanya dengan senang hati?

"Bunda... Apa yang harus aku lakukan?". Isaknya pelan.

Jerit ponsel mengagetkannya. Matanya melirik layar yang masih menyala. Tertera nama Sonny pada layar tersebut. Laras takut untuk mengangkatnya. Di biarkannya begitu saja ponsel yang masih menjeritkan nada dering.

sudah panggilan ke enam. Dan panggilan itu pun menjadi panggilan yang terakhir. Setidaknya ia masih bisa menenangkan hatinya. Dirinya terlalu pengecut untuk memberitahu Sonny.

Diusapnya dengan kasar wajah sembab-nya. Ia tidak boleh pulang sekarang, setidaknya dengan wajah yang seperti ini. Perlahan, Laras mulai mengemudikan mobilnya untuk keluar dari parkiran Rumah Sakit. Biarkan kaki membawanya ke tempat yang bisa menenangkan hatinya.

~

"Belum di angkat,Bang?".

"Mungkin lagi ngobrol sama dokternya".

"Bisa jadi tuh".

Sonny hanya bisa memandangi kedua sahabatnya dalam diam. Tidak biasanya Laras seperti ini. Gadis itu paling lama akan mengangkat di panggilan ketiga saja.

"Chat gue juga belum di bales". Ucapnya sambil memandangi layar ponsel.

"Kayanya itu dokter muda trus ganteng deh".

Lirikan tajam di berikan Sonny pada Willy.

"Bercanda Bang. Lo kaku bener". Ucap Willy dengan cengiran tak berdosanya.

"Catering belum ada kambing guling kan Bang? Lo jadiin Willy guling aja,Bang". sela Denny yang lebih berpihak pada Sonny.

"Orang juga males makan dia. Alot pasti atau abis makan dia, tu mulut jadi demen ngenyinyir". Sungutnya sebal.

Hatinya mulai gusar. Semua pesan yang ia kirimkan sedari tadi belum ada yang di balas satupun oleh Laras. Jangankan di balas,dibaca pun tidak.

Ia khawatir dengan keadaan yang seperti ini. Takut sesuatu terjadi pada gadisnya tanpa sepengetahuan dirinya.

"Lo mau kemana,Bang?". Tanya Denny saat melihat Sonny mulai berdiri, membuka jas hitam yang di kenakannya dan di tenteng begitu saja.

"Nyusul ke Rumah Sakit. Lo berdua pulang aja".

Langkah kakinya langsung membawa Sonny melangkah pergi meninggalkan ruang kerjanya.

"Lo kalau sama Karina, bakalan kaya gitu juga?".

Someday - DAY6 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang