🍁9

396 58 4
                                    

Author POV





Risa menyambut dua insan yang baru saja datang ke butiknya.

Rencana pernikahan yang sangat mendadak menurut semua orang saat Sonny memberitahukan keinginannya tersebut tadi malam.

"Ayo ikut aku".

Lengan Ninda diambil alih oleh Risa dari Sonny. Ia langsung mengajak gadis itu ke salah satu ruangan tertutup untuk berganti pakaian.

"Jadi, lo mau acara yg kaya gimana nih bang?". Tanya Willy sembari menyodorkan sebuah buku cukup tebal yang berisikan menu-menu milik restaurant nya.

"Gue masih gak percaya. Kok bisa-bisanya ninda mau sama orang modelan kaya lo bang". Timpal Denny seraya memberikan katalog toko bunga milik keluarganya.

"Yang sederhana aja, Ninda gak mau yg mewah apalagi terlalu rame". Ujarnya.

"Lo pake dukun yang mana son?". Kali ini Jay mengeluarkan suaranya.

"Sialan lo. Siapa sih yang berani nolak pesona gue?".

"Gue!".

Semuanya langsung menoleh dan mendapati Laras dan juga Bima yang baru saja tiba.

Sontak saja Denny dan Willy tertawa melihatnya.

"Karina mana?". Tanya Laras.

"Dia masih ada tugas, berkasnya masih banyak yang harus di periksa. Kayanya ngga sempet dateng kesini ras". Ujar Willy.

"Jadi, lo restuin gue sama yang ini kan?".

Laras menatap Sonny saat duduk disamping Jay, "gue restuin kalau sama yang ini. Kalau lo berani nyakitin Ninda, lo yang berhadapan sama gue nanti".

"Anjir, masih aja galak". Ujar Willy.

"Amit-amit buru". Perintah Denny mengingat Laras yang sedang hamil.

Sementara itu, Risa membantu Ninda merapihkan rambutnya saat baju pengantin sudah melekat pada tubuh gadis itu. Ia menatanya sesederhana mungkin mengingat Ninda tidak ingin yang berlebihan pada acara pentingnya nanti.

"Mas Sonny orangnya baik kok. Aku yakin, pasangan hidup kita itu cerminan dari diri kita sendiri". Bisik Risa saat menyelesaikan tatanan rambut Ninda, "yuk keluar, pasti ada yang udah ngga sabar buat liat kamu".

"Kok gue deg-degan". Ninda sekuat mungkin berusaha mengatur deru nafasnya yang mulai tidak stabil. Pasalnya, ini bukan acara pemotretan melainkan akan menjadi salah satu sejarah dalam hidupnya nanti.

Tawa Risa terdengar pelan, ia tersenyum sembari membantu Ninda untuk berjalan keluar ruangan.

"Udah ramai aja nih". Seru Risa.

Ninda langsung memalingkan tubuhnya ke deretan gaun yang tergantung cukup rapih. Ia ingin tertawa melihat ekspresi beberapa orang yang tengah menatapnya kini. Senyumannya tak dapat ia simpan saat melihat wajah Sonny yang terdiam karna terpukau melihatnya.

"Nin.. Lo masih ada waktu kok buat cari pangeran lain". Ujar Laras.

"Gue contohnya, gak perlu jauh-jauh nyari ke Inggris kalau disini ada gue". Timpal Denny.

"Jangan bengong gitu lo,bang". Willy menyenggol lengan Sonny, "gue ngeri lo sawan".

 Willy menyenggol lengan Sonny, "gue ngeri lo sawan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Someday - DAY6 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang