Author POV
Pria itu menatap datar pada tubuh yang terbaring kaku di hadapannya. Salah satu staff baru saja menutup kembali tubuh itu dengan selembar kain putih.
"Bagaimana pun juga, kamu itu anaknya. Sebaiknya........".
"Ngga,Pa. Semenjak hari itu, hubungan kami sudah di putuskan olehnya sendiri. Sekuat apapun Papa memaksa , Jay ngga akan pernah mau mengurus pemakamannya".
Jay memilih keluar dari kamar mayat. Satu tangannya masuk ke dalam saku celana. Langkah kakinya terus membawa dirinya menyusuri koridor panjang yang tampak lengang.
"Saya serahkan jasad ini untuk di urus pihak Rumah Sakit. Semua biaya administrasi, saya yang akan menanggungnya". Jerry hanya bisa tersenyum tipis pada salah satu staff Rumah Sakit yang menunggu keputusannya sedari tadi.
Ia dan juga Tri langsung keluar dari kamar mayat. Hari ini, Laras akan segera di pindahkan ke Rumah Sakit yang ada di Jakarta.
Belum ada perkembangan yang berarti dari Laras.
Gadis itu masih memejamkan matanya meski masa kritisnya sudah terlewati.Semuanya masih memiliki harapan yang sama besarnya pada kesembuhan Laras.
"Kunci mobil lo,Bang". Pinta Willy.
"Biar gue aja yang nyetir".
"Gue aja,Bang. Gue masih pengen nyari istri nih. Lo tuh sama Bang Jay belum tidur dari kemarin, bisa bahaya kalau nyetir".
Sonny menyipitkan matanya, memandangi Willy yang memberikan cengiran tak berdosanya. Tangan kanannya merogoh saku jaket, ia pun memberikan kunci mobilnya pada Willy.
Pandangan keduanya langsung beralih pada Jay yang baru saja datang. Mukanya begitu kusut, entah apa yang terjadi pada sahabatnya itu.
"Ngga ada masalah kan,Bang?". Willy begitu hati-hati saat bertanya pada Jay.
Hanya gelengan kepala yang di berikan Jay sebagai jawaban.
"Lo mau ikut kita atau ikut di mobil Ambulance?".
"Lo aja ya yang di Ambulance". Putus Jay.
Tingkah laku yang aneh semakin membuat keduanya bertanya-tanya. Sebenarnya, apa yang sedang di sembunyikan olehnya?.
"Gue harus nelpon Risa. Tadi pagi waktu gue telpon, Aira masih tidur. Kalau gue di Ambulance, takut ganggu".
"Lo tuh ngga pinter buat nyembunyiin sesuatu dari kita". Sonny segera duduk di samping Jay. Pandangannya menatap pintu, bukan sahabatnya tersebut, "Ada apa? Mungkin gue atau Willy bisa bantu".
Hembusan nafas kasar bisa mereka rasakan.
"menurut kalian, apa gue wajib buat urus jasad wanita itu?".
Benar kan. Dugaan keduanya benar. Akhirnya Jay mau berbagi hal itu kepada mereka.
"Ya. Bagaimana pun juga, dia itu Ibu kandung lo. Sebenci apapun ke dia, tetap aja waktu lo masih di kandungan sampai bayi, dia yang ngurus".
Jay melirik Sonny, hatinya kembali bimbang saat ini.
"keputusan tetap ada di tangan lo". Sonny segera bangkit saat melihat beberapa perawat dan juga dokter keluar dari kamar perawatan Laras, "Will, jangan ngebut". Ujarnya yang kemudian melangkahkan kakinya, mengikuti para perawat yang membawa Laras.
"jangan kelamaan mikirnya,Bang". Ucap Willy, "Meski dia jahat, tapi lo ngga boleh sama jahatnya kaya dia. Yaaaa, itung-itung lo bales budi karna udah di lahirin terus di rawat sampai umur beberapa tahun".
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday - DAY6
أدب الهواةCast : Day6 Jae as Jay -Nicholas Jeffrey Sungjin as Sonny Brian as Bima - Bima Setya Nugraha Wonpil as Willy Dowoon as Denny Risa Anastasya (OC as you) and others bahasa : Non Baku