part 36

2.4K 282 9
                                    

Author POV

Semuanya langsung menoleh begitu melihat kedatangan Willy di rumah Jay. Pandangan mereka tertuju pada titik yang sama. Wajah Willy yang cukup pucat, gerakannya yang nampak lemas seperti seseorang yang tidak memiliki gairah di dalam hidupnya.

"Gue udah bisa tebak apa hasilnya". Seru Laras, sudut bibirnya terangkat saat menatap Willy yang tengah duduk di salah satu sofa yang masih kosong.

"Lo ketemu Karina?". Tanya Jay.

"Ngga bang, mereka bilang penerbangan ke Jerman udah berangkat sejam yang lalu".

"YA GIMANA LO GAK KETEMU SAMA KARINA. NGAPAIN LO NANYA PENERBANGAN KE JERMAN KALAU KARINA PERGINYA KE PARIS".

suara Laras yang begitu lantang membuat Denny menahan tawanya agar tidak percah.

"Jadi Karina pergi ke Paris? Bukannya dia kuliah di Jerman?".

"DIA LIBURAN DULU LAH". Laras segera bangkit dari tempatnya duduk, "NYENENGIN DIRINYA GEGARA COWOK MACEM LO". Tambahnya dan memilih pergi ke kamarnya.

"Kok lo ngga ngasih tau gue sih,Sa?".

"Aku juga baru tahu tadi,Mas. Beberapa detik yang lalu. Karina juga ngga bilang apa-apa lagi ke aku".

"Tandanya Karina bukan jodoh lo, sama kaya Risa dulu yang bukan jodoh lo juga". tangan kanan Jay menepuk-nepuk pelan bahu Willy.

Punggung Willy bersandar pada sofa. Matanya terpejam setelah ia menurunkan topinya untuk menutupi wajahnya.

"Raganya disini, tapi jiwanya lagi terbang ke Paris kayanya". Ledek Denny.

Bima dan Sonny hanya bisa tersenyum mendengarnya. Keadaan Willy memang sedikit terlihat mengenaskan. baru kali ini mereka mendapati sahabatnya seperti itu hanya karna urusan wanita.

"Sya,lo gak ada niatan buat masakin kita?". Tanya Bima.

"Bilang aja Mas Bima lapar lagi". Risa segera bangkit, meninggalkan pria-pria itu untuk ke dapur.

"Kalau gue nyusulin ke Paris, kira-kira bakal ketemu gak ya?".

Semuanya kembali menoleh, menatap Willy yang sudah melepaskan topi putihnya.

"Bisa bang bisa". Ucap Denny dengan bersemangat, "bisa ketemu menara eiffel maksudnya". Tawa Denny pecah mendapati muka galak Willy.

"Sinting lo". Sungut Willy.

"Lo juga nanyanya begitu. Paris luas, apalagi itu negara orang bukan negara lo sendiri. Kalau ketemu menara eiffel yang kemungkinan besar,iya". Ujar Sonny.

"Kenapa gak lo chat aja Karina? Kalau dia bisa chat sama Laras, kenapa lo gak bisa?". Ucap Bima menimpali.

"Karina udah muak kali sama ini anak". Sela Jay.

Di hembuskan nafasnya dengan kasar. Perasaan bersalah semakin melingkupi dirinya. Ia ingin meminta maaf pada Karina secara langsung.

"Kenapa lo gak minta tolong aja sama nyokap? kali aja keluarga Karina tau dimana anaknya tinggal selama di Paris".

"Kok lo pinter sih bang?". Cengiran Willy membuat Jay kesal, terbukti dengan pukulan pelan yang di berikan Jay pada lengan Willy.

"Ya... Semoga aja nyokapnya Karina ngga sakit hati sama lo juga". Sindir Bima.

"Kalian kok ngga ada yg dukung gue sih?".

"Makanya jangan kebanyakan gengsi". Jay segera berlalu, meninggalkan semua sahabatnya di ruang keluarga.

Someday - DAY6 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang