part 44

2.1K 236 54
                                    

Author POV

Langit senja begitu cantik sore ini. Risa tak henti-hentinya mengagumi semburat berwarna jingga itu dari balkon kamar. Tangan kanannya mulai mengusap pelan perutnya yang masih rata.

Di dalam sana, ada sesuatu yang bernyawa yang harus ia jaga kembali.

Kepalanya menoleh saat pintu kamar terbuka. Senyuman tipis terukir pada bibirnya saat melihat Jay yang baru saja pulang. Risa pun beranjak dari tempatnya duduk dan menghampiri suaminya yang nampak sangat lelah.

"mau aku siapin air hangat,Mas?". Tanya-nya dengan mengambil alih tas laptop yang di genggam oleh Jay.

"ngga perlu,Sa. Gue langsung mandi aja".

Jay segera berlalu begitu saja. Membuat Risa diam tak bergeming di tempatnya. Sikap dingin Jay begitu mendominasi sore ini. Entah apa yang sudah terjadi, ia sama sekali tidak bisa menebaknya.

Kedua matanya terus memandangi pintu kamar mandi dalam diam untuk beberapa saat. Ia pun memutuskan untuk pergi ke dapur, membantu Mbak Tri membuat makan malam.

Sementara itu, di dalam kamar mandi Jay hanya menyalakan shower tanpa berdiri di bawahnya. Ia memandangi tembok untuk waktu yang cukup lama.

Apa yang ia terima hari ini. Sungguh membuat hatinya hancur tidak karuan.

Air matanya tiba-tiba lolos begitu saja, ia pun segera mengusapnya dengan kasar.

Mungkin, jika hanya satu foto yang ia dapat. Ia bisa beranggapan jika hal tersebut hanya sesuatu yang tidak sengaja terjadi. Tapi, ada beberapa foto yang ia dapatkan hari ini. Begitu banyak spekulasi di otaknya memandangi foto-foto tersebut.

Ia menguatkan dirinya sendiri. Kakinya kembali melangkah untuk lebih dekat pada shower yang masih saja menyala.

Tidak peduli betapa dinginnya air yang mulai jatuh mengenai puncak kepalanya hingga badannya. Ia sungguh membutuhkan sesuatu yang dingin untuk meredam panas pada dirinya.

Setelah merasa cukup, Jay segera mematikan shower. Ia kembali berjalan menuju wastafel dengan memakai selembar handuk yang di lilitkan pada pinggangnya.

Rambut hitamnya masih meneteskan air. Wajahnya jauh terlihat lebih baik di bandingkan sebelumnya.

Entah bagaimana ia harus menghadapi semua ini.

Jay segera keluar dari kamar mandi. Berjalan menuju lemari besar yang berada di salah satu sudut kamarnya. Tangannya dengan asal mengambil sebuah kaos dan celana pendek yang sudah tersusun rapih di dalam sana.

Kamar ini begitu sepi. Ia bisa yakin, jika Risa ada di bawah.

Tanpa perlu menyisir rambutnya, ia memutuskan untuk keluar kamar.

"makan malamnya sebentar lagi siap,Mas. Mbak Risa masih nunggu masakannya matang". Ujar Tri yang berpapasan dengan Jay di tangga.

"saya masih kenyang mbak, suruh Risa makan duluan aja. Masih ada yang harus saya kerjakan di ruangan papa".

Jay segera berlalu, meninggalkan Tri yang hanya bisa diam memandanginya. Mulutnya memang sedang malas mengunyah makanan, ia sengaja mengambil alasan tersebut untuk menghindarinya.

Sementara itu, satu-persatu piring yang sudah terisi beberapa lauk sedang di tata oleh Risa pada meja makan.

Dirinya sengaja memasakkan makanan kesukaan Jay, terlebih melihat suaminya yang nampak kelelahan akibat bekerja. Setidaknya, ia bisa meringankan sedikit rasa penat itu dengan semua masakannya.

Someday - DAY6 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang