part 50

2.1K 249 27
                                    

Author POV

"Maaf,Mbak Tasya.. Ada telepon dari Jakarta. Sudah tiga kali dia hubungi ke rumah".

"namanya siapa,Mbok?".

"pasti Papa". Ujar Kenzy kegirangan.

Risa menatap Kenzy dalam diam untuk beberapa saat. Jantungnya berdegub dengan kencang saat ini.

"Mama mau angkat telepon dulu". Risa menggeser begitu pelan tubuh Kenzy ke sisi sofa yang masih kosong.

Tak tinggal diam, Aira dan Kenzy mengikuti Mamanya dengan perasaan yang senang. Berharap Ayah mereka yang menelpon. Begitu juga dengan Ajeng yang menghentikan pekerjaannya dan mengikuti kedua bocah itu dari belakang.

"Hallo....". Suara Risa begitu pelan. Jantungnya semakin berdegub dengan cepat menunggu suara dari seberang telepon sana.

"Ini non Risa??".

"Iya, saya sendiri. Bapak siapa ya?".

"Saya Bagas,Non. Anak Bi Nurma....".

"Ya ampun Om Bagas, Ada apa om? Bi Nurma gimana keadaannya?".

Risa terus menempelkan gagang telepon itu pada telinganya. Suara Bagas begitu lirih dan seperti terisak saat menceritakan keadaan Bi Nurma, "Saya kesana,Om. Malam ini juga". Tangannya begitu gemetar saat meletakkan kembali gagang teleponnya, "Jeng, tolong pesanin tiket buat kita berempat ke Jakarta. Penerbangan malam ini juga".

"Kita ke Jakarta,Ma?".

"Bi Nurma itu siapa? Mama kok nangis?".

Pandangan Risa beralih pada kedua anaknya, ia segera menyamakan tingginya dengan si kembar, "Malam ini kita ke Jakarta, jenguk Bi Nurma. Orang yang sudah merawat Mama dari kecil".

"Kaya kak Ajeng gitu ya,Ma?". Tanya Kenzy.

Kepala Risa mengangguk pelan.

Dengan di bantu Ajeng, Risa segera mengemasi beberapa baju yang harus mereka bawa.

Sudah sekian lama dirinya meninggalkan Jakarta. Dan malam ini, ia akan kembali. Harus. Bagaimana pun juga ia harus bertemu dengan Bi Nurma, salah satu orang yang sangat berjasa di kehidupannya.

"Ma... Nanti ada Papa juga disana kan?".

"Ngga sayang, Papa kan masih ada di kapal". Ujar Risa yang membantu Aira memakaikan kaos kaki berwarna pink.

"sudah siap semua,Mbak". Ucap Ajeng dengan memegang kedua koper mereka.

"Ayo, kita ngga punya waktu banyak. Aku takut terjadi apa-apa".

Kenzy dan Aira begitu senang dengan perjalanan mereka yang mendadak ini. Meski ini bukan pertama kali untuk menaiki pesawat, keduanya selalu antusias jika bepergian dengan pesawat. Mereka bisa melihat awan, melihat bangunan dari atas sana.

"Ma, di Jakarta itu banyak gedung tingginya?". Tanya Kenzy.

"Iya. Banyak sekali".

"Apa setinggi pohon yang ada di kebun,Ma?".

Risa melirik Aira, pemikiran Aira begitu sederhana namun selalu sukses membuatnya tertawa, "jauuhhh lebih tinggi. Gedungnya juga banyak, kalau Aira bisa hitung dengan benar, nanti Mama ajak kalian ke taman bermain".

Melihat keriangan pada anak kembarnya sedikit membuat rasa cemas itu menguar.

"Nanti Kak Ajeng harus bantuin Aira hitung gedung. Biar Mama ajak kita ke tempat bermain, beli ice cream yang banyak, beli harum manis yang warna pink, boleh kan Ma?".

Someday - DAY6 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang