Malam harinya setelah mereka makan, rombongan berkumpul di ruang tengah apartment tersebut.
Tri terlihat duduk dengan tangan di topangkan pada dagunya melotot ke arah Tony yang duduk santai sedang mengamati dirinya. Lelaki itu terlihat serius karena memakai kacamata.
"Ugghh.. kece badai nih akang Tony.." gumam Tri sendirian.
"Kamu ngomong apa Tri?" tanya Kamelia seraya berbisik.
Tony mengawasi Tri yang duduk berdekatan dengan Kamelia. Kedua wanita itu terlihat sangat mempesona. Si model memang mempunyai bentuk tubuh layaknya model yaitu lurus dan tanpa lemak batin Tony paham. Sedangkan, Tri tubuhnya pas, berlekuk di tempat yang tepat. Mata Tony menatap Tri dengan tatapan panas.
Amran yang sedari tadi duduk di sofa seberang Tony sambil main games di handphonenya jadi ikutan memperhatikan arah mata Tony.
Amran jadi mengertakkan rahangnya karena Tony menatap ke arah Tri.
"Ton..?" seru Amran keki.
"Ehh.. ya..?" jawab Tony sambil menoleh ke arah Amran.
Wajah Tony terlihat langsung tidak terbaca.
"Hmm.. apakah kita bisa main catur saja. Aku suntuk nih.. " ujar Amran.
Tony mengernyit dengan permintaan Amran itu.
" Catur? Apa kamu bawa catur?"
"Tidak.. "
"Terus..? mainnya bagaimana?"
"Mainnya pakai kertas saja.. kan bisa..?'
Tony menarik napas panjang. Lalu, mengangguk pelan dengan usulan Amran itu.
Tri tersenyum bersama Kamelia karena kedua lelaki itu terlihat bersahabat. Para crew lain santai saja sambil nonton tv atau bermain dengan handphone.
Kamelia menguap, wanita ini permisi duluan ke kamar tidurnya. Tri juga mau bangkit dari kursi ketika tubuhnya oleng karena mengantuk dan hampir terjerebab.
Tony secepat kilat sudah sampai di samping Tri memegangi pinggang wanita tersebut.
Amran melonggo karena tidak menyangka melihat Tony bisa bergerak begitu cepat menghampiri Tri. Ia kalah selangkah batinnya kesal.
Tony menegakkan tubuh Tri.
"Hei.. kamu tidak apa-apa..?" suara Tony terdengar khawatir.
"Hmm.. tidak pak.. eh.. akang.. cuma tersandung kaki sendiri." balas Tri mengantuk padahal tadi sore sempat tertidur.
"Ayo.. aku bantu ke depan pintu kamar kamu." bimbing Tony sambil memegangi pinggang juga bahunya Tri.
Amran jadi ikutan berdiri. Rombongan crew yang lain sudah pada permisi sedari tadi. Rombongan crew itu terdiri dari 4 orang lelaki dan 2 wanita.
"Ehh.. pak Amran.. maaf.. saya permisi... hoaammm.. " Tri menguap sambil menutup mulutnya permisi dari hadapan Amran.
Mata Amran berkilat antara iri dan cemburu. Entahlah, lelaki ini merasa hatinya berdenyut nyeri melihat Tony memegangi bahunya Tri.
Tri mau menutup pintu sambil bergumam terima kasih pada Tony.
Tony mengangguk pelan sambil mengusap rahangnya Tri menggunakan jempol kanannya.
Tri tersentak.
"Maaf.. " gumam Tony.
"Hmm.. selamat malam kang.." desah Tri mengantuk.
"Selamat malam Trang.. " ujar Tony.
Pintu tertutup. Tony membalikkan badannya dan melihat Amran yang menatapnya tajam.
" Aku akan menikahi Tri."
"What.. menikahi Tri..? Apa aku tidak salah dengar? Kenapa kamu cepat sekali bisa mengambil keputusan seperti itu Ton.. OMG..! Aku baru saja mau mendekati Tri.. eh, kamu sudah duluan nikung.. Ini tidak benar bro.. Kamu curang..!" ucap Amran kesal. Mata lelaki ini berkilat tajam.
"Why..? Itulah sikap dari seorang lelaki jantan. Tidak bertele-tele. Gesit. Tangkas." balas Tony tenang sambil bersidekap memandangi wajah kesal Amran.
"Kamu benar-benar kelewatan batas Ton.. Aku ingin mengajak Tri karena berusaha mendekati wanita itu. Tapi, kamu.. kamu..? Ughh.. " kedua tangan Amran terkepal marah. Wajah lelaki ini sudah memerah seolah ingin meninju mukanya Tony.
Tony sih terlihat kalem saja karena Tony kesal. Apa yang di dengar oleh Amran itu benar semuanya. Lelaki tidak boleh bertele-tele sehingga semuanya cepat tercapai.
Amran menarik-narik rambutnya kesal. Lelaki ini berusaha menenangkan dirinya dengan menarik napas dan menghembuskan secara perlahan.
"Amran.. Ran..?"
"Hah..?!"
"Kamu melamun ya..? Aku mau tidur nih.. kamu mau berdiri semalam di sana sambil melotot ke arah pintu kamar tidur Kamelia?" tanya Tony sambil menyeringai lebar.
Amran mengerjapkan matanya karena melihat Tony yang beranjak dari depan pintu kamar tidur Tri dan Kamelia.
"Ton.. kamu tadi bilang ingin menikahi Tri..?" tanya Amran.
Wajah Tony tersentak seketika.
"Kapan aku mengatakan hal itu?" balas Tony bertanya dan waspada karena dirinya belum mengatakan pada siapapun untuk menikahi Tri.
"Hah.. Ton, kamu mau menikahi Tri ya?" tanya Amran senang dan seperti orang gila.
"Kamu ini melamun Ran.. kapan aku bilang mau menikahi Tri..? Kapan..!?" tanya Tony keki.
Amran jadi bingung. Apa dirinya tadi berkhayal atau linglung? Ahh...kalau Tony tidak menikahi Tri, ia akan mendapatkan peluang yang tinggi nantinya.
"Hmm.. ya sudah atuh kalau tidak mengatakan hal itu.. mungkin aku yang melantur.. maklum.. bawaan jet leg, jadi belum connect nih otak." balas Amran cepat.
Tony hanya mengelengkan kepalanya seolah Amran memang sudah gila.
Ketika Tony masuk ke kamar lelaki itu sendiri. Amran joget sendiri karena Tony tidak berminat pada Tri.
"Yes..kakakku yang cantik.. aku sudah mendapatkan calon kekasih nih.. Setelah pemotretan ini selesai. Akan aku perkenalkan calon pujaanku ini." tutur Amran seraya bergerak ke arah kamarnya untuk istirahat.
Di kamar tidurnya Tri, Kamelia tersenyum lebar karena bermimpi sedang berjalan dengan seseorang yang memegang kamera menggunakan satu tangan kanannya, sedangkan tangan kiri lelaki itu merangkul pinggang ramping miliknya.
"Hmm.. bang Amran..?" desah Kamelia manis.
Wanita ini sih tertidur tenang. Tri sempat mendengar desahan Kamelia itu dan tersenyum kecil.
"Sepertinya teteh Kamelia jatuh hati pada pandangan pertama.. " gumam Tri sambil menepuk-nepuk bantal dan mulai tidur dengan pikiran habis dari Singapura akan tes lagi bersama Tony untuk melihat kesiapan lelaki itu dalam hal penyaluran berudu-berudu.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY... FOR YOU? {Geng Rempong : 7}
RomanceTri Anggraini, wanita karir yang bekerja sebagai staff Accounting. Dia merasa bosan dengan keadaannya hidupnya. Ia ingin mempunyai anak karena ibunya seorang dokter spesialis kandungan. Ia merasa sedikit iri dengan kehidupan orang lain. Tony Ishak S...