Tony membuka lipatan kertas itu dan membaca cepat isi dari tulisan di kertas.
"Apa Trang sedang sakit? Kenapa wanita ini mendapatkan surat tentang keadaan rahimnya? Apa.. apa.. No.. tidak mungkin?"
Tony masuk ke mobil dan langsung melaju ke arah rumahnya Tri. Urusan klakson nanti saja, ini dulu yang lebih penting. Ia tidak mau kehilangan wanita cerewet itu. Lelaki ini dalam 10 menit saja sudah sampai ke rumahnya Tri.
Dengan langkah seolah ingin terbang, Tony mengetuk pintu rumahnya Tri padahal ada bel di sana. Lelaki ini mengedor rumah itu membuat orang di dalamnya menjadi panik dan waspada.
"Iya.. siapa..? Aduh.. jangan si gedor-gedor dong." rutuk Tri dari dalam rumah.
Tony mengeram tidak sabar.
"Iya.. iya.. astaga.. bertamu kok tidak sabaran sih?"
Tri membuka pintu dan langsung di angkat pinggangnya oleh orang yang bertamu ini.
"Apa.. apa.. Lepaskan..?! Tolong.. tolong..?!"
Tri berteriak ketakutan karena orang yang bertamu ini mengangkat pinggangnya dan menerjang pintu depan sehingga tertutup.
Tri memukul-mukul bahu Tony dengan kuat dan mengeliat-liat.
"Hei.. hei.. Shh.. "
Tony memeluk Tri sambil bergumam tanpa arti di leher wanita itu membuat Tri tambah ketakutan dengan sikap lelaki ini.
"Pak kutub.. ada apa ini? Kenapa saya di peluk sih? Lepaskan..? Saya bukan boneka. Dan ini tidak sopan, saya bukan wanita.. wanita.. hmm.. "
Tri langsung di bawa Tony ke sofa di ruang tamu tidak terlalu besar itu dan mendudukkan wanita tersebut di sana seolah Tony lah tuan rumah.
"Apa kamu punya penyakit?"
"Hah..?"
"Apa kamu sedang sakit..?"
"Sakit..? Bapak ini ngomongin apa sih? Sakit? Siapa yang sakit?"
Tony mengucek-ucek rambutnya yang terbilang agak gondrong di bagian depannya itu dengan gemas membuat lelaki ini tambah seram. Rahang kotak Tony mengeretak kuat seperti menahan rasa kesal.
"Ini.. ini apa..? Ini surat tentang rahim kamu bukan? Apa kamu.. kamu terkena.. ehhmm.. itu..?"
Tony menarik kertas dari balik jas kerjanya dan melambaikan ke arah Tri membuat wanita itu menjerit kesal dan marah.
"Bapak..?! Kenapa ini bisa di tangan bapak sih?! Dan kenapa bapak membaca isinya..! Ini tidak sopan! Bapak kelewatan! Saya tidak suka ini.. "
Tri menyerocos ke arah Tony dengan mata melotot dan menarik kertas dari tangannya Tony sambil di lambai-lambai di depan wajahnya Tony.
Tony mengeram marah, lelaki ini memegang pergelangan tangannya Tri yang memegang kertas itu sehingga wanita di sampingnya ini diam.
"Ssshhttt.. Diam..! Jangan nyerocos terus..!"
"Loh.. bapak sih.. datang-datang mengedor rumah orang lain, lalu memeluk orang yang membuka pintu dan mengambil kesimpulan sendiri ketika melihat kertas tentang kesehatan rahim saya ini. Saya mah tidak sakit, saya sehat bugar. Dan perihal rahim ini, saya memeriksa untuk kesiapan apakah saya bisa menerima pendonor 'berudu' nantinya sehingga saya bisa cepat mengandung dan mempunyai anak. Upsss..?!"
Tri berdiri dari sofa, menarik tangannya dari pegangan Tony dan menutup mulutnya karena kelepasan bicara.
Tony ikutan berdiri dengan mata melotot seram.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY... FOR YOU? {Geng Rempong : 7}
Roman d'amourTri Anggraini, wanita karir yang bekerja sebagai staff Accounting. Dia merasa bosan dengan keadaannya hidupnya. Ia ingin mempunyai anak karena ibunya seorang dokter spesialis kandungan. Ia merasa sedikit iri dengan kehidupan orang lain. Tony Ishak S...