Menyergap

1.2K 96 0
                                    

Tony langsung mendatangi rumahnya Haris ketika ia mendapatkan info kalau Tri tas calon tunangannya ini di temukan di jalan satu arah menuju rumahnya Tri. Di dalam tas ini masih terdapat dompet berserta isi lainnya, hanya saja handphone Tri tidak ada.

Giri sang polisi Bogor, mantan anak buahnya Haris berada di rumah Haris. Lelaki ini terlihat sangat luar macho dan juga terlihat agak mirip Syarif jika perangai jahilnya keluar.

"Masuklah bro, ini Giri.." ucap Haris sambil membimbing Tony untuk berkenalan dengan Giri. Ini malam dini hari jam 3.

Tony menjabat tangannya Giri dengan mantap. Giri tersenyum ala persahabatan dan mereka duduk semua untuk membicarakan kasus hilangnya Tri. Syarif juga langsung muncul di rumah kakak iparnya itu ketika Haris memberi info ada sedikit titik temu pada hilangnya PA Syarif ini.

"Kita akan bergerak setelah subuh. Karena jam itu kemungkinan mereka masih tidur. Aku sih belum memperkirakan ada berapa jumlah mereka. Tapi, sebaiknya kita waspada." ucap Giri tenang dan teratur.

Haris mengangguk paham, ia yang sebagai mantan polisi sangat mengerti maksud perkataan Giri. Tony dan Syarif sih juga sangat cepat tanggap. Mereka tidak ingin Tri mendapatkan bahaya lain ketika mereka menyergap ke sana.

"Apa aku perlu membawa bantuan lagi Gir?" tanya Syarif gemas karena mereka sudah membawa PA yang ia punya itu. Asumsi mereka sih di culik. Mereka belum berani membayangkan hal yang lain karena wajah Tony saja sudah sangat seram untuk di ajak bicara. Syarif saja tidak berani untuk menganggu Tony sekarang, lelaki itu terlihat siap meledak jika di senggol.

"Tidak usah pak Arif, rekan kami di kepolisian sudah lumayan banyak. Dan kalian juga sangat membantu dengan dukungan moril.

"Aku tidak mau mendukung secara moring pak Giri, aku ingin ikut ke sana." ucap Tony dengan nada dingin.

Giri, Haris dan Syarif tersentak mendengar ucapan Tony. Mereka sih mengerti keadaan Tony. Haris dan Syarif juga pernah mengalami istri mereka di culik. Parahnya Haris karena harus merasakan pedihnya di tinggal sang istri waktu itu dengan kabar meninggalnya Janet.

"Tapi Ton..?" balas Giri agak resah karena mata Tony itu terlihat ingin membunuh seseorang.

"Tidak pak Giri.. aku tidak mau berdiam diri saja menunggu di sini. Aku ingin membawa pulang Tri ke rumah. Kami ingin bertungangan minggu ini, aku tidak mau merusak kebahagian ayahku dan ibunya Tri." desis Tony dengan geram.

Wajah ketiga lelaki di ruangan tamu Haris ini kembali tersentak.

"Oh ya ampun.. aku tidak tahu hal ini Ton.. " ucap Giri prihatin. Lelaki ini hanya tahu kalau Tony mendekati Tri dari informasi Haris.

Syarif juga ikut sedih karena ia sangat tahu rasa sedih ketika wanita yang kita cintai berada dalam bahaya. Tony sih masih lumayan mujur karena Tri di culik ketika mereka belum menikah, lah dirinya ketika baru saja menikah. Syarif mengelus dadanya teringat akan rasa itu ketika Amel di bawa pergi lelaki gila, yang mendendam pada Bram, temannya itu.

Maka, Tony pun di perkenankan ikut mencari lokasi Tri berada, handphone Tri menunjukkan keberadaan wanita itu ketika terakhir kali di bawa. GPS yang terpancar dari handphonenya Tri inilah yang bisa menolong mereka dalam pencarian.

Tony sudah bersiap-siap. Syarif dan Haris membantu dalam hal moril juga siap membantu jika di perlukan. Syarif mengajak Amel untuk ke rumah kakaknya jam 2 dini hari tadi. Membantu Tony mencari Tri. Amel sih tidak keberatan, wanita itu sekarang mungkin sedang melanjutkan istirahat di kamar mereka bersama kedua anak kembar mereka jika berkunjung ke rumah ayahnya ini. Janet tadi juga bangun tapi segera di suruh tidur lagi oleh Haris karena harus menjaga kandungan wanita itu yang ternyata hamil muda. Yogi dan Linda belum bisa hadir karena ke empat anak mereka rewel. Rewel akibat gigi yang mau tumbuh lagi.

BABY... FOR YOU? {Geng Rempong : 7}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang