Malam pengantin

2.2K 112 0
                                    

Malam telah tiba. Tri dengan berdebar-debar di antar oleh ibunya ke kamar tidur Tony. Ia juga sudah di lulurin dan di kasih berbagai ramuan wangi-wangian sebelum mandi. Mandi rempah-rempah di bathtub membuat seluruh tubuh Tri wangi memabukkan.

"Nah Trang.. ini kamar suami kamu. Masuklah, kalau bisa buatlah langsung anak supaya kamu tidak rewel lagi ingin mengendong bayi mungil." ujar dokter Puspa seraya terkikik seperti dirinya yang pengantin baru saja.

Wajah Tri merah padam, wanita ini menjerit kecil dan memeluk ibunya demi menghilangkan debar jantungnya yang sangat cepat.

"Sudah..sudah.. tidak usah takut. Pertama kali sih tidak nyaman tapi setelah itu enak kok. Ibu kan ahli kandungan jadi setidaknya tahu banyak tentang hal yang berhubungan dengan cara membuat anak." lanjut dokter Puspa sambil mengelitik perut anaknya.

Tri jadi terkikik geli karena jari-jari ibunya ini. Pintu kamar suaminya terbuka dan tampaklah tubuh Tony yang gagah berdiri di depan pintu memandangi istrinya yang terkikik geli sedang berada di dekat ibu mertuanya.

"Apa aku melewatkan sesuatu?" tanya Tony dengan tatapan membara di sekujur tubuh sang istri yang berbalut gaun panjang lembut sopan.

Kedua wanita tersebut menoleh dan Tri tersentak menatap mata panas suaminya yang mengerayangi tubuhnya.

"Ehhmm.. tidak nak. Tri tertawa karena kami bercanda." ucap dokter Puspa cepat dan paham tatapan mata dari menantunya ini.

Ibunya Tri mendorong sang anak untuk mendekati Tony."Nak.. ibu kembali ke kamar ya. kalau bisa secepatkan melepaskan berudu-berudu. Ibu juga sudah tidak sabar untuk mengendong cucu." lanjut dokter Puspa blak-blakan.

Tri menjerit lagi mendengar ucapan ibunya ini. Tony yang merah padam kali ini, lelaki tinggi ini memindahkan kakinya secara gelisah.

"Iya sudah.. ibu pergi ya.. btw, sayangi anakku ini nak Ton.. perlakukan dirinya dengan lembut. Trang tidak pernah menjalin hubungan dengan lelaki manapun. Ibu harap kamu maklum ya nak, kami memegang teguh nilai-nilai budaya timur." papar bu dokter sembari mengambil tangannya Tony untuk di usap.

Tony mengganguk paham, ia tidak akan pernah sengaja untuk menyakiti Tri. Ia akan menjadi suami terbaik bagi wanita di sampingnya ini.

Dokter Puspa mendekati Tri dan mencium pipi anak perempuannya yang sudah menikah ini.

"Pelan-pelan saja Trang... jangan di paksa jika kamu belum mau. Tapi, membahagiakan seorang suami itu pahala nak." bisik dokter tersebut lembut.

Tri hanya bisa mengangguk paham, ia kesulitan berbicara karena ia tidak mengerti mau mulai dari mana.

Ibunya Tri berbalik dan meninggalkan kedua orang tersebut di depan pintu kamar Tony. Setelah dokter Puspa menjauh, Tony langsung mengangkat istrinya dari menutup pintu dengan sekali tendangan.

"Akang..?!!" seru Tri karena suara tendangan pintu terdengar agak seram. Tony terkekeh dan membawa istrinya untuk duduk di sofa depan tempat tidur. Lelaki ini duduk dan memangku sang istri. Mata Tony melahap semua detail istrinya.

"Kamu sangat memukau Trang.. Aku seolah tidak sanggup untuk bertahan hanya dengan memandangi kamu saja." ucap Tony dengan suara parau.

"Kalau begitu jangan di pandang saja.." balas Tri paham maksud suaminya.

Napas Tony tersentak begitu juga manhood miliknya. Tubuh Tony bergetar di dalam celana training miliknya tersebut.

"Apa saya boleh mencium akang?" tanya Tri sembari memiringkan wajahnya sedikit demi melihat profile jantan dari rahang suaminya ini.

BABY... FOR YOU? {Geng Rempong : 7}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang