Tony sudah pulang ke rumah setelah dua minggu berada di rumah sakit. Kehidupannya berubah untuk mengarah lebih baik.
Dalam masa pemulihan, Tony menyikapi keadaannya dengan lebih bijak.
"Trang.. jangan terlalu banyak bergerak sayang.. Biar si mbok saja yang mondar-mandir untuk mengambil makanan." ujar Tony pada istrinya yang sibuk bergerak untuk mengambil makan santap siang.
Tri tersenyum pada suaminya. Ia duduk di kursi makan samping Tony.
"Kang.. aku kan butuh gerak juga. Tidak bergerak nanti malah lemas, dan dedek bayi ini jadi pemalas." balas Tri lembut.
"Iya deh.." balas Tony tenang.
Mereka santap siang dengan santai. Malam nanti mereka harus ke rumah ibunya Tony. Ada acara di rumah ibunya.
"Trang kalau kamu lelah tidak usah ikut tidak apa-apa, biar aku saja." tutur Tony pengertian karena istrinya yang hamil muda ini.
"Tidak apa-apa kok kang.. kan ada akang yang menjaga saya." balas Tri cepat.
"Ya Trang.. aku akan menjaga kamu. Jika aku tidak ada di sini, maka aku akan menjaga kamu dari langit." balas Tony lembut.
"Shh.. " Tri menutup mulut Tony menggunakan jarinya. "Akang jangan berkata seperti ini. Kita akan bersama-sama sampai ajal menjemput." lanjut Tri dengan suara gemetaran.
Mata Tony tersenyum, lelaki ini menarik pergelangan tangannya Tri, menciumi satu persatu jari tersebut.
"Iya Trang.. tapi kamu jangan khawatir semuanya sudah di atur kok. Sesuai dengan takdir masing-masing." ucap Tony tenang pada sang istri.
"Hmm.. " balas Tri pada sang suami.
Mereka berdua saling berpandangan dan Tri terkikik ketik mata suaminya berkedip jahil.
"Igghh.. akang ini..?!" seru Tri.
"Hehe.. Sudah-sudah.. ayo kita lanjutkan lagi makan siang." ujar Tony.
Di kehangatan siang itu, keduanya bersantap santai, saling memandang dan tersenyum bersama. Tri merasakan bahagia tak terperi karena suaminya berhasil melewati semua ini dengan sangat baik.
***
Tony terbangun dengan tangan istrinya menangkup di tubuh bawahnya yang ternyata sudah bangun duluan.
"Aduh.. " bisik Tony pada dirinya sendiri. Ia ingin bergeser tapi tangan istrinya refleks meremas membuat Tony mengerang parau.
Fajar baru saja tiba, jam dinding menunjukkan pukul 04.45. Tony gelisah, ia ingin menarik tangan istrinya yang masih meremas.
Apa Tri mimpi? Tony membatin. Kok mimpi sebegitunya sih, sampai meremas tubuhku.
Apa Tri bermimpi sedang membuat adonan kue lanjut Tony sambil terjenggit karena Tri menarik tubuhnya.
"Trang..?!' suara Tony parau memanggil istrinya yang tidur menyamping menghadap dirinya. Kepala Tri berada di lekukan leher Tony.
Mulut wanita ini bergumam sesuatu.
"Ayolah Trang.. jangan di tarik-tarik dong.. nanti molor.. " bisik Tony pada Tri tapi tidak menjauhkan tangan istrinya itu.
"Hmm.." balas Tri suka.
Tony sih hanya memakai celana pendek lembut seperti di pantai. Tangan istrinya sekarang menyelusup di dalam celana tersebut menyebabkan kamar ini agak panas.
"Trang..? Aku belum bisa melayani kamu jika kamu minta. Jahitan di perutku belum kering betul." bisik Tony tersendat karena jari-jari lihat sang istri memijati seolah TonTon butuh pijatan.
![](https://img.wattpad.com/cover/162789728-288-k917674.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY... FOR YOU? {Geng Rempong : 7}
Roman d'amourTri Anggraini, wanita karir yang bekerja sebagai staff Accounting. Dia merasa bosan dengan keadaannya hidupnya. Ia ingin mempunyai anak karena ibunya seorang dokter spesialis kandungan. Ia merasa sedikit iri dengan kehidupan orang lain. Tony Ishak S...