"Bu.. apakah akang Tony luka parah di organ dalamnya?" tanya Tri sembari terisak di bahu ibunya.
Dokter Puspa menenangkan anaknya dengan gumaman kasih sayang. Ia tidak bisa menjelaskan pada Tri secara detail perihal organ dalam Tony karena dokter spesialist penyakit dalam belum mengeluarkan laporan.
"Ibu rasa Tony akan baik-baik saja nak. Dia lelaki kuat kok, walaupun kritis. Tony tahu kita ada di sini untuk mendukung lelaki itu. Ibu sangat menyesal dan berduka untuk keluarga Tony."
Tri mendengus karena teringat Joni yang jahat itu sudah meregang nyawa akibat menelan obat berlebihan. Lelaki yang menyebabkan suaminya sekarat. Kalau pisau itu tertusuk di jantung atau organ penting, pasti suaminya juga sudah tidak sanggup bertahan. Tri gemetaran lagi. Ia tak sanggup membayangkan hidup tanpa suaminya.
"Tidak bu.. Joni sangat jahat. Ia mau melukai kakaknya sendiri dan bisa menyebabkan nyawa..hmm..nyawa akang Tony melayang. Lelaki ini sudah sangat hilang akal." ucap Tri sembari geleng-geleng kepala.
"Shh.. tidak baik nak berbicara seperti ini. Joni memang jahat, tapi ia adik tiri iparmu. Dan, lelaki ini sudah meninggal. Perihal ia mencelakakan kakaknya sendiri itu mungkin ada pemicunya nak. Kita tidak tahu bukan karena kita tidak pernah mengobrol dengan Joni, atau lelaki ini bercerita dengan ibunya." papar dokter Puspa.
Tri mengangguk pelan mendengar ibunya berbicara seperti itu. Hatinya sih sangat kesal karena Joni membuat hidup mereka kacau. Ia bisa saja menjadi seorang janda, jika sang suami tidak selamat. Ini mereka semua harap- harap cemas dan berdoa terus agar masa kritis Tony berakhir.
Yogi dan Linda datang dengan wajah prihatin. Linda mendekati dokter Puspa dan Tri.
"Yang sabar ya Tri.. semuanya pasti berjalan lancar. Tony lelaki kuat kok.." ucap Linda menyemangati adik angkatnya itu.
Tri mengangguk optimis. Ia harus kuat. Jika tidak ia akan terpuruk dan menganggu kesehatan anak di dalam rahimnya.
"Saya tidak akan membiarkan akang Tony sendirian. Saya akan mendampingi suamiku ini sampai akang Tony sembuh."
Linda menarik Tri dan memeluk adik angkatnya ini dengan erat.
"Kamu wanita hebat Tri.. saya sangat suka ini." bisik Linda pada Tri.
Tri membalas pelukan Linda dan menatap ibunya yang masih berkaca-kaca.
Yogi memandangi wanita-wanita hebat di depannya ini. Semuanya dapat mengatasi masalah dengan kepala dingin. Kalau ia saja sih sebenarnya geram dengan Joni. Jika lelaki itu masih hidup, mungkin akan ia pukul karena sudah membuat temannya terus di rundung masalah. Tapi, sekarang Joni akan menuai hasil perbuatannya selama ada di dunia ini.
Yogi bergidik ketika bulu kuduknya berdiri, seolah ada seseorang yang datang menghampiri mereka ini. Apakah itu arwah Joni yang mendatangi sang kakak untuk meminta maaf? Entahlah batin Yogi.
Hari ketiga Tony di rawat di rumah sakit mengalami koma. Di usus Tony mengalami infeksi lantaran pisau yang menusuk perutnya itu berkarat dan juga mungkin berkuman.
Tony terlihat sangat pucat, Tri ketakutan. Wanita ini melihat dari kaca transparan ketika suaminya berusaha di tolong oleh tim dokter.
Dokter Puspa agak kewalahan karena klinik ini walaupun lengkap agak sulit dalam hal dokter spesialis. Sang dokter penyakit dalam juga bertugas di rumah sakit kota. Sedangkan, penggantinya kebetulan ada seminar di kota lain. Alhasil, si dokter bolak-balik agar dapat memeriksa keadaan Tony.
Ibunya Tri tidak bisa mengambil bagian dokter penyakit dalam tersebut. Karena sudah ada kode etik yang harus di patuhi. Kecuali, keadaan mendesak dan dokter spesialis penyakit dalam ini melimpahkan pemeriksaan lanjutan pada dokter Puspa.
![](https://img.wattpad.com/cover/162789728-288-k917674.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY... FOR YOU? {Geng Rempong : 7}
RomanceTri Anggraini, wanita karir yang bekerja sebagai staff Accounting. Dia merasa bosan dengan keadaannya hidupnya. Ia ingin mempunyai anak karena ibunya seorang dokter spesialis kandungan. Ia merasa sedikit iri dengan kehidupan orang lain. Tony Ishak S...