Tubuh Tri menindih tubuh depan Tony dengan suara lumayan bikin punggung sakit.
Tri memekik kecil dan berusaha bangkit dengan duduk di pinggulnya Tony menyebabkan Tony mengeram parau lantaran pas tepat di mana tubuh lelaki ini membatu.
Tri ribet dengan urusan rambut dan baju karena terjatuh tanpa memperdulikan Tony yang meringgis akibat gesekan pinggul Tri.
"Oh ya ampun Trang.. apa kamu mau membunuhku sekarang juga dengan bergerak seperti itu." ucap Tony.
Tri jadi paham maksud perkataan Tony dengan merasakan bagian membatu itu menyentuh kelembutan tubuhnya.
"Apa.. apa itu kang..?" tanya Tri merasa panas dari tubuhnya Tony. Wanita ini malah mengoyangkan pinggulnya membuat Tony geram dan memejamkan matanya.
"Sialan kamu Trang.. usia kamu berapa sih? Masa itu saja tidak tahu.. lagian ibu kamu seorang dokter. Apa kamu tidak di bekali ilmu anatomi tubuh manusia khususnya lelaki?' ucap Tony dengan menatap wajah Tri yang memerah. Kedua tangannya mengangkat pinggang Tri untuk memindahkan wanita itu dari pinggulnya.
Tony langsung menarik Tri ke posisi berdiri, ia melebarkan kedua kakinya demi mengurangi rasa nyeri pada mainhood.
"Iya saya tahu anatomi tubuh manusia, tapi itu kenapa membatu seperti itu. Kan kita tidak sedang main?" ucap Tri paham tapi polos.
Tony sebal, lelaki ini menarik-narik poni panjangnya dan menyeret Tri untuk keluar dari dapur yang terasa panas ini.
"Kamu siap-siap saja Trang, sebentar lagi kita pergi ke taman. Aku mau ke toilet dulu."
"Igghh.. ngapai mau ke toilet..?" tanya Tri usil.
Tony stop dan berbalik menatap wajah Tri yang menyeringai usil itu.
"Trang.. percayalah.. secepatnya mulut kamu itu akan mendapatkan hukuman dariku." dengus Tony sambil bergerak ke kamar tidurnya.
Tri terkikik geli karena berhasil membuat Tony belingsatan. Ia sih suka saja melihat perubahan wajah lelaki itu ketika marah ataupun berhasrat.
"Enak saja saya tidak paham apa yang membatu tadi di bawah pinggulku." gumam Tri sambil menarik rambutnya untuk di kuncir.
Bahunya di tepuk oleh seseorang. Ternyata Kamelia.
"Hei..?"
"Ya..?" Tri mengusap dadanya karena terkejut.
"Hmm.. ayo? Kamu mau ganti baju tidak?" tanya Kamelia antusias.
"Tidak teteh.. baju ini saja, masih bersih kok.." jawab Tri kalem.
Amran dan crew lain sudah siap. Tony keluar dari kamarnya dengan menganti baju lebih casual. Mata Tri melotot memandangi tubuh lelaki itu. Tony mengangkat alisnya mempertanyakan pandangan Tri.
Mulut Tri membuka dan berkata 'oke' tanpa suara. Tony nyengir lebar, pipi Tri memerah.
"Halooo..? Apakah kalian hanya akan saling pandang-menandang selamanya. Time is money, dear..!!" ucap Amran keki pada Tony juga Tri.
"Iyaaaa.. pak Amran.. Maaf.." balas Tri tersenyum manis pada Amran.
Amran langsung terdiam di kasih senyuman manis itu. Kali ini Tony yang keki karena melihat wajah Amran yang terpesona lantaran di kasih senyuman oleh Tri.
"Ayo.. let's go..!!" ucap Kamelia mencairkan suasana. "Let's go to jungle..!" lanjutnya lagi.
***
Pemotretan berjalan lancar, mulai dari Garden by The Bay, ArtScience Museum, sampai ke Marlion Statue. Tri bersemangat mengawali si model. Walaupun jalannya lumayan berjauhan dari rute yang satu ke yang lain. Di map sih terlihat dekat, tapi jika yang tidak biasa jalan, ya itu tadi pasti lumayan melelahkan. Apalagi di tengah terik matahari seperti ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/162789728-288-k917674.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY... FOR YOU? {Geng Rempong : 7}
RomanceTri Anggraini, wanita karir yang bekerja sebagai staff Accounting. Dia merasa bosan dengan keadaannya hidupnya. Ia ingin mempunyai anak karena ibunya seorang dokter spesialis kandungan. Ia merasa sedikit iri dengan kehidupan orang lain. Tony Ishak S...