Tony tersentak dan dadanya seolah penuh dengan napas kehidupan yang baru. Ia terbatuk-batuk hebat membuat orang di dekatnya menjerit memanggil seseorang. Hiruk pikuk, ada yang menjerit, menanggis dan berbicara berbarengan sambil mengusap-usap dada Tony untuk menenangkan dirinya.
Tony membuka matanya. Suara istirnya menyebutkan kata pejiuan pada sang Pencipta sangat indah.
"Trang..?" bisik Tony penuh cinta.
Tri tertawa sambil menangis lalu mencium dahi suaminya yang sempat 'hilang' dari dunia ini. Ia seolah tidak percaya sang suami meninggalkan dirinya tadi. Ia panik, membuat ibunya ikutan panik dan memanggil dokter bantuan untuk Tony.
"Iya.. akang.. ini saya.. " bisik Tri di dekat wajah sang suami yang terlihat sangat bahagia dan bersinar terang.
"Aku cinta kamu Trang.. jangan ragukan itu.." bisik Tony sembari memejamkan matanya.
"Kang.. akang..?" panggil Tri.
"Tenanglah nak, dia hanya tidur mungkin masih penyesuaian."
Tony segera di pindahkan ke ruangan biasa. Tubuh Tony langsung pulih seolah mendapatkan keajaiban dan juga kemudahan dalam pemulihan.
Silih berganti sanak saudara mengunjungi dan juga teman-temannya. Ibunya datang juga di sela-sela masih berbela sungkawa atas kepergian Joni. Tony sih sudah merelakan dan memaafkan adiknya itu, ia yakin adiknya sudah mendapatkan apa yang harus di dapat. Ia tak henti-hentinya mengingkatkan ibunya untuk mendoakan adiknya itu.
Rasa haru dan bahagia keluar dari dalam dadanya bu Anna karena anaknya mengalami hal yang luar biasa setelah sempat 'hilang' tadi sekitar 3 menit. Ya.. Tony hanya 3 menit menghilang, tapi lelaki itu sudah merasa lama di alam lain tersebut.
Lelaki ini di kelilingi keluarga yang penuh kasih sayang, teman yang pengertian dan juga istri yang hebat. Dan tak lupa, seorang bayi di dalam perutnya Tri. Calon anak yang ia lihat sewaktu berada di ambang pintu kematian.
Giri dan Amran berdiri berdekatan, lelaki super kece itu terlihat larut dalam percakapan para lelaki yang di antaranya Syarif, Haris, Yogi dan Tony. Sedangkan, Rendy, Andi dan Bram sudah datang tadi siang mampir sebentar lalu pergi lagi karena ada urusan.
Amran mengamati wajah Tony yang bersinar terang seolah kamera 20 MP tidak perlu lagi untuk menambahkan kecerahan pada Tony. Temannya yang merasakan 'hilang' sejenak itu telah kembali dan memenuhi energi di dalam ruangan kamar tempat Tony masih berbaring. Tony benar-benar manusia beruntung batin Amran haru.
Giri juga mengamati Tony dengan pandangan baru dan juga berbahagia untuk Tony. Hatinya bergetar mendengar cerita temannya ini. Tony mendapatkan kesempatan kedua. Sang Pencipta memberikan cara terbaik untuk temannya ini.
Amran menyenggol lengannya polisi tampan nan gagah di sampingnya ini.
"Apa..?" suara Giri terdengar penasaran.
"Hmm.. itu para istri teman kita terlihat senang di luar bercengkrama. Lah, kita berdua masih jomblo. Kurang apa sih kita ini. Kamu polisi tulen dan macho, sedangkan aku? Seorang photografer terkenal dengan wajah sedap di pandang." papar Amran tenggil.
Giri terkekeh mendengar ucapan Amran. Tapi lelaki ini segera menutup mulutnya karena Tony menoleh penasaran.
"Maaf bro, ini Amran melawak. Dia kebelet nikah, tapi aku yang jadi sasaran jahilnya." ungkap Giri pada Tony juga yang lainnya.
Tony tersenyum lebar.
"Ran, jodoh itu di jemput sama halnya dengan rezeki, kalau sang Pencipta meridhoi maka akan terjadi."
Ucapan Tony membuat temannya terpernagah seolah Tony sudah berubah menjadi lebih bijaksana.
"Kenapa kalian melonggo, ucapanku ini benar loh. Ya, tergantung sudut pandang kalian juga. Aku tidak memaksa kamu Ran untuk mengikuti ucapanku inj. Tapi, sebaiknya di pikirkan. Jika sudah siap dan mampu kenapa tidak, biar kamu bisa fokus ibadah juga." lanjut Tony.
Amran tergagap karena tidak tahu harus berkata apa.
"Iya nih Ton.. kalau aku mah masih ngejar para penjahat, belum ada waktu mengejar wanita." Giri yang membalas ucapan Tony.
Tony tersenyum lembut pada Giri.
"Ya itu kan bisa sekalian Gir, mana tahu ada wanita yang ingin di selamatkan oleh kamu dan juga ingin di kejar kamu. Apa kamu pernah merasa lari dari seorang wanita?" tanya Tony tenang sambil mengamati Giri yang memucat sejenak.
"Ehh.. tidak.. kenapa aku harus lari dari seorang wanita?" Giri malah balik bertanya pada Tony.
"Entahlah, aku merasa kamu ini misteri, ada sesuatu di mata kamu itu. Rasa sepi yang melanda kamu jika tugas kamu di kepolisian tidak terlalu padat. Maaf.. agaknya aku melantur."
Semua orang pun terdiam. Mulut Syarif membuka seolah ingin bicara tapi tidak ada kata yang keluar dari mulutnya itu.
"Hei.. Ayolah.. aku baru saja bicara sedikit, kenapa kalian jadi membisu sih, kesel deh?" rutuk Tony jahil pada teman-temannya.
Sontak saja Syarif terbahak-bahak membuat semuanya juga ikutan tertawa. Hal yang di tertawakan inilah menyebabkan para istri masuk karena penasaran.
"Akang.. apa yang di tertawakan sih? Seru amat.. " suara Janet yang lembut menembus ruangan tersebut.
Haris mendongak dan melihat istri cantiknya, model miliknya ini sembari tersenyum lebar.
"Hmm.. ini princess.. Tony jahil pada kami.."
"Tony jahil? Tidak masuk akal.. "
"Ehh.. tidak percaya?"
"Soalnya Tony ini bawaannya serius melulu, mana ada jahilnya. Tidak seperti kakak adik yang itu tuh." merujuk pada Syarif dan Amran.
Tri dan Amel tersenyum penuh makna mendengar ucapan Janet.
"Iya.. iya.. kami memang jahil.. iya kan Ran?" ucap Syarif masih dengan nada tawa.
"Jahil? Ihh.. siapa yang jahil? Aku tidak jahil kok tapi usil.. tidak seusil kakak sih? Kakak mah parah.. " balas Amran sebenarnya.
Tony terkekeh senang, temannya ini memang luar biasa semuanya. Ia sangat beruntung bisa memiliki mereka semua di sini.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY... FOR YOU? {Geng Rempong : 7}
RomanceTri Anggraini, wanita karir yang bekerja sebagai staff Accounting. Dia merasa bosan dengan keadaannya hidupnya. Ia ingin mempunyai anak karena ibunya seorang dokter spesialis kandungan. Ia merasa sedikit iri dengan kehidupan orang lain. Tony Ishak S...