Introgasi

1.2K 82 2
                                    

"Coba akang tanya pak Tony ini, apa yang ia lakukan pada saya. Saya.. saya malu kang.. bagaimana ayah saya nanti beraksi ketika mendengarkan hal ini..?" isak Ranti.

"Kamu..?!!" Tony ingin sekali menarik Ranti dan mengoncang-goncang tubuhnya wanita tersebut.

Dua security itu menarik lengannya Tony yang seakan menarik anak dari bos perusahaan tempat mereka bekerja.

"Lepaskan aku?!" suara Tony mengeram membuat kedua security itu agak takut dan Ranti tersentak. "Aku tidak akan membiarkan wanita seperti kamu mengancam dan menghancurkan hidupku. Aku tidak perduli perusahaanku mendapatkan nilai buruk lantaran kasus ini, tapi perlu kamu ketahui Ranti. Teman-temanku sangat banyak untuk bisa membantuku dan satu lagi. Keluar dari mobilku sekarang juga. NOW..!!!" Tony berteriak membuat Ranti langsung keluar dari mobil dan benar-benar menangis karena sekarang takut.

Wajah Tony sangat marah. Lelaki ini mengendalikan dirinya untuk tidak meninju seseorang.

"Aku bilang lepaskan lenganku. Aku akan menghadapi ayahnya Ranti ini." ulang Tony sekali lagi pada kedua security tersebut.

Kedua lelaki yang memegang Tony langsung melepaskan lengannya Tony.

Tony menarik napas panjang dan membungkuk untuk mengambil handphone yang sempat terjatuh dari pegangan tangannya tadi ketika ingin menelepon klinik dan melihat kalau handphonenya dalam keadaan merekam. Tony tersenyum dalam hati. Rupanya sang Pencipta selalu menyelamatkan dirinya dari perbuatan keji dan mungkar.

Dengan tenang, Tony memasukkan handphonenya dalam kantong dan menghadapi ketiga orang di depannya ini.

"Well, kamu akan menyesal Ranti.. benar-benar sangat menyesal karena mungkin saja kamu menyusul teman kamu itu, Dina untuk mendekam di bui lantaran memfitnah aku dan juga berbuat hal yang tidak menyenangkan terhadap orang lain." ucap Tony dengan gigi di kertakkan.

Ranti memucat dan mencoba mengendalikan dirinya agar tidak jatuh pingsan karena Tony sangat marah. Bukankah ia cerdas, ia kan bisa membuat laporan palsu ketika nanti di tanyakan perihal ini.

"Hah.. bapak kira bisa lolos juga dari jerat hukum. Ayah saya akan melaporkan bapak ke pihak berwajib agar di hukum karena melecehkan saya." desis Ranti beracun padahal tahu dirinya salah.

"We will see.. " balas Tony sembari berjalan ke arah kantor ayahnya Tri dengan baju berkibar lantaran kancing-kancing kemeja kerjanya lepas. Ia tidak mau repot-repot untuk memasukkan ujung kemejanya ke dalam celana panjangnya. Kalau Ranti ingin melihat tubuhnya silahkan selagi gratis kali ini batin Tony sebal. Toh, ia memakai kaos dalam juga.

Kedua security kantor ikut berjalan dari belakang mengawal Ranti dan Tony. Kedua lelaki ini sebenarnya sangat takut pada Tony. Mereka sangat tahu siapa Tony ini sebenarnya. Bahkan, keduanya mengikuti training dari perusahaan Tony untuk menjadi security handal di perusahaan ayahnya Ranti.

Mereka takut anaknya si bos yang salah karena mereka pernah mendengar dari karyawan lain kalau Ranti ini agak berlebihan dalam berpakaian dan juga bersikap. Apa karena wanita ini anak bos yang manja batin keduanya.

Tony masuk ke  kantor ayahnya Ranti. Lelaki paruh baya itu terlihat sibuk di meja kerjanya sedang mengetik.

"Ayah..?!" Ranti terisak-isak pada sang ayah sambil berlari mendekati ayahnya.

Pak Budiman yang biasa di sapa pak Budi terkejut karena anaknya menangis. Lelaki ini melihat ada Tony dan juga dua security kantornya.

"Ada apa ini Ton?" tanya pak Budi.

Maka Tony pun menceritakan kejadian dari awal sampai akhir membuat lelaki tua itu merah antara marah dan malu.

"Apa yang dikatakan Tony benar Ranti?" tanya pak Budi marah.

BABY... FOR YOU? {Geng Rempong : 7}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang