5) Jangan Anggapku Asing ✓

315 70 7
                                    

"Jungkook!" Ucapku dengan kagetnya.

"Kamu mau kemana?" Tanya lelaki yang menepuk pundakku tadi, dan ternyata dia Jungkook.

"Terus kamu? Harusnya aku yang tanya itu." Ucapku pada pacarku ini.

"Ini daerah perumahan ayahku." Ucapnya.

"Really?"

"Baru tahu ya? Maaf, nggak pernah cerita." Ucap Jungkook.

Ucapannya saat ini terdengar menggores hatiku, ini benar-benar membuatku drop.

Ayahnya? Aku kira selama ini ayahnya telah tiada. Dan sekarang, dia mengatakan kalimat yang membuatku seperti wanita paling bersalah.

Aku nggak nyalahin Jungkook, selama menjalin hubungan dengannya, memang akulah yang nggak tahu itu, dan nggak ingin mengetahui itu dan hal apapun.

Apa kali ini aku yang egois? Lalu tentang wanita dalam chatting-nya? sekarang dan detik ini juga, aku tersadar, banyak hal yang tak kuketahui tentangnya. Aku merasa seperti orang asing untuknya sekarang.

"Kenapa diam? lalu kamu?" Tanyanya itu padaku.

"Oh, aku baru aja nganter temen aku pulang ke rumahnya."

"Benarkah? Tapi rumah disini-kan nggak banyak."

"Mungkin dia tetanggamu."

"Mungkin. Ya sudahlah, ayo!"

"Oke, kamu pergilah, aku pulang dulu ya." Ucap Xiao.

"Kok pulang sih!"

"Iyalah, kamu nggak lihat apa ini udah larut malem."

"Ayo kerumah ayahku." Ajak Jungkook.

"What?" Aku dengan refleks melebarkan bola mataku.

"Biar kamu tahu, dan kenal ayahku."

Jungkook, langsung mengambil alih motor yang kubawa.

"Aku lihat kamu kedinginan sekarang. Ini udah larut, aku nggak akan membiarkanmu pulang begitu saja." Ucap Jungkook lagi.

Baru beberapa bulan dan belum ada satu tahun kami berpacaran, kenapa sekarang aku merasakan guncangan yang amat sangatlah kuat untuk hubungan ini.

Setengah dari diriku seolah tak percaya akan apa yang dia rasakan padaku, apa benar Jungkook mencintaiku?

Dia maupun aku, tak pernah menceritakan masalah bahkan rahasia apapun. Bahkan komunikasi-pun jarang. Apa ini bisa dikatakan cinta?

Lalu bagaimana dengan hubungan? Apakah hubungan kita sekarang hanya sebatas teman? atau memanglah sepasang kekasih?

Beberapa menit dalam perjalanan yang tenang, tanpa pembicaraan apapun, tiba-tiba aku teringat Lisa. Menjadi seorang idol adalah impian Lisa sejak dulu. Dan sekarang dia sedang berlatih giat untuk mimpinya itu. Tak heran dia sampai pulang larut malam begini.

"Aku salut sama dia. Dia artis pendatang baru sekarang, aku nggak nyangka dia berusaha segitu kerasnya untuk mimpinya." Ucapku.

"Siapa?" Jungkook terlihat bingung mendengar ucapanku.

"Temen." Jawabku singkat.

"Temen siapa? Cowok?"

Aku tertawa mendengar perkataan Jungkook barusan.

"Kenapa emangnya kalo cowok? Kamu kira temenku cewek aja apa!" Ucapku padanya.

"Apa kamu nggak cukup hanya denganku? Aku pacarmu loh!" Ucap Jungkook.

Kalimat itu, kurasa pertanyaanku selama ini padamu terjawab sudah. Ya, aku memanglah kekasih bagimu.

"Really? Kapan kita jadian?" Ucapku meledeknya.

"Ini nggak lucu, aku nggak suka candaan begituan."

"Iya, maaf. Nggak masalah jugakan kalo cowok. Lagiankan cuma temen." Ucapku menjelaskan.

"Ya aku cuma nggak mau kamu sama yang lain." Ucap Jungkook.

"Kalo gitu kamu juga nggak boleh sama cewek lain."

"Kenapa?"

"Tuh kan, kamu aja nolak."

"Aku nggak nolak, Xiao."

"Terus apa? Kamukan cukup bilang iya, ngapain juga balik tanya."

"Dunia kita itu berputar Xiao, terus berjalan, berganti setiap harinya."

"Terus kamu mau bilang kalau yang kamu bisa bebas milih cewek yang kamu mau gitu?"

"Kamu bisa nggak si, nggak negatif thinking terus?" Ucap Jungkook.

"Sudahlah, nggak usah diperpanjang. Aku minta maaf." Ucapku meminta maaf, agar masalah nggak berlarut terus.

Jungkook menghentikan motorku.

"Cheng Xiao," Panggil Jungkook padaku.

Aku bungkam, tanpa jawaban apapun.

"Xiao, Look at me." Ucap Jungkook memintaku melihat ke arahnya.

Aku-pun menatap wajah Jungkook yang basah dan terlihat alami itu.

"Jangan bilang kamu selama ini curiga sama aku, iyakan?" Ucapnya.

"Curiga apalagi? Nggaklah."

"Benarkan? Ya benar, aku tahu raut itu." Ucapnya.

"Raut apa? Aku nggak bohong."

"Ya baiklah, aku percaya. Tapi kalo yang aku tanyain itu bener, dan yang kamu rasain ke aku itu memang kecurigaan ..." Jungkook masih melanjutkan ucapannya. Sementara aku terdiam, sedikit melototkan mataku ke arah dia. Dia yang berdiri dijalan itu. Dia teman lamaku yang aku antar tadi, dia Lisa.

Tanpa mempedulikan ucapan Jungkook, aku mencoba menyembunyikan wajah Jungkook dari wanita itu. Pikiranku saat ini seolah buyar, melihat temanku itu menyadari keberadaanku disini. Dia melihat ke arahku. Lalu berjalan mendekatiku.

"Xiao!" Panggil Lisa dari kejauhan.

"Kamu belum pulang?" lanjut Lisa lagi.

"Ngapain berhenti disini sih? Ayo jalan lagi." Ucapku pada Jungkook, membisik, menyuruhnya mengendarai motor ini lagi.

"Kamu dengerin aku nggak sih?" Ucap Jungkook yang masih membahas hal tadi.

"Iya, aku denger. Tapi nggak usah berhenti di jalan kayak gini juga. Ayo jalan lagi." Ucapku padanya.

Kenapa pas banget Jungkook menghentikan motor ini tepat di depan rumah Lisa. Tempatku menurunkan teman lamaku tadi.

My wish tonight, semoga Lisa tidak mengenali Jungkook untuk sekarang.

...

For A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang