47) Bukan Pergi Seperti Ini

119 16 6
                                    

Ada yang memegang pelan tanganku dari belakang.

"Ikut aku." Katanya, lelaki dengan masker dan topi itu.

Lelaki itu menarikku ke dalam salah satu ruangan di rumah sakit ini, lalu menutup pintu.

"Siapa kamu?" Tanyaku padanya.

Tiba-tiba lelaki itu memelukku dari belakang dengan eratnya, tanpa berkata apapun.

Dengan terkejutnya, aku memberontak, mencoba lepas, tapi tidak bisa.

"Lepasin nggak! Lepasin! Kamu siapa sih? Nggak usah macem-macem ya sama saya. Saya bisa laporkan anda ke polisi. Lepasin!"

Lelaki itu tetap tidak membuka mulut, dia tetap tidak mau melepaskan pelukannya.

Aku menginjak dengan kuat salah satu kakinya, tapi dia tetap bertahan dengan posisinya.

Ada apa dengan orang ini? Siapa dia? Kenapa dia memelukku?

Lelaki itu membuka mulutnya, dan berkata, "Kamu nggak ngenalin aku?"

"Kalo anda tertarik dengan saya, saya bisa pahamin. Tapi tolonglah, sikap anda melebihi batas. Anda boleh suka, boleh-boleh aja anda mengidolakan saya, tapi tolong jaga sikap. Apalagi di ruangan sepi kayak gini." Ucapku.

"Aku serius." Ucapnya.

"Ya apa kamu kira aku lagi becanda?"

Lelaki itu memanggil namaku pelan, "Mina.."

Tiba-tiba aku teringat sesuatu, "Kamu lepasin nggak? Saya bisa laporkan anda atas pelecehan seksual. Jadi, lepasin sekarang berengsek!"

"Saya lagi buru-buru, saya mau cari seseorang disini. Tolonglah, lepas." Ucapku memohon padanya dengan lembut.

"Kamu mau cari Jungkook?" Ucapnya.

"Iya itu kamu tahu. Tolong, lepas ya. Saya nggak mau ada keributan, kalo anda lepasin sekarang, saya nggak akan lapor siapapun." Ucapku.

"Makasih udah peduli." Bisik lelaki itu.

"Peduli apa sih?"

Emosiku sudah tidak bisa dikendalikan. Suasana ini membuatku nggak nyaman. Lelaki asing tiba-tiba menarik tanganku lalu memelukku dari belakang, tanpa bisa bergerak sedikitpun.

"Berengsek! Lepasin nggak! Lepas!"

Lelaki itu membisikan lagi, "Aku kangen kamu, Aku nggak mau kamu sedih, Aku sayang banget sama kamu." Ucapnya.

"Kamu siapa sih?"

Aku penasaran dengan lelaki yang mendekapku ini, tanganku mencoba meraih masker yang dipakainya, lalu kulepas.

Tapi tidak bisa. Tanganku terlalu sakit untuk menekuk ke belakang meraih masker itu.

"Aku cuma mau bilang, kamu jaga diri ya. Jangan sakit, jangan konsumsi obat itu lagi. Kan itu bahaya buat kesehatan kamu." Bisiknya lagi.

"Dan makasih banget, kamu pernah ada di kehidupanku. Kamu menjadi sosok wanita yang sangat aku sayangi, bahkan sampai sekarang aku masih sayang sama kamu. Dan itu nggak akan pernah bisa jadi ilusi doang. Karena itu membekas di ingatan. Dan kamu pasti rasa ini juga, ini akan menyakitkan banget buat kamu, tapi untuk kebaikan kita, aku cuma ingin kamu tetap sehat. Jaga diri kamu baik-baik, aku juga akan jaga diri aku baik-baik."

Aku hanya bisa terpaku dia mendengar ucapannya itu. Aku tidak tahu siapa lelaki ini, tapi yang pasti, setelah dia mengatakan itu, dalam pikiranku cuma ada satu, apa itu kamu Jungkook?

Tiba-tiba lelaki itu melepaskan pelukannya, lalu perlahan pergi meninggalkanku.

Nggak tahu kenapa, tiba-tiba aku nangis. Air mataku nggak bisa aku kendaliin lagi.

Apa dia Jungkook?

Tapi itu nggak mungkin.

Kalau memang itu dia, dia pasti bakalan senang ketemu aku. Dia pasti bakal bilang kalau dia baik-baik aja, dan nyuruh aku untuk nggak usah khawatir.

Jungkook..

"Maaf, apa ada yang bisa saya bantu?" Ucap seorang petugas rumah sakit yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan ini.

"Oh iya, Aku lagi nyari seseorang."

"Apa dia Jungkook? Saudara Jungkook yang ada cari?"

"Iya bener, aku lagi nyari Jungkook."

"Mari ikut saya."

Akupun mengikutinya. Dan setelah berjalan lumayan lama, dia pun memasuki salah satu ruangan. Yang sepertinya hanya orang tertentu saja yang bisa masuk.

"Di mana?" Tanyaku padanya.

"Dia adalah saudara Jungkook, dan dia telah kehilangan nyawanya, akibat kecelakaan itu. Jungkook telah meninggal."

Tangannya yang pucat, kepalanya dipenuhi darah, dan ...

Cukup, udah cukup. Aku nggak bisa jelasin lagi, dia beneran Jungkook dan dia udah nggak ada, dia telah meninggal.

Dan itu semua karena aku. Aku yang udah menyebabkan kecelakaan itu. Seandainya aja aku nggak nyuruh pergi kamu waktu itu, aku enggak nolak rasa sayang kamu ke aku waktu itu juga, kamu pasti nggak akan kayak gini. Aku nyuruh kamu pergi, tapi bukan pergi yang kayak gini.

Dan seandainya aja dulu itu, aku tetap jaga perasaan aku, dan aku nggak pergi ninggalin kamu karena hinaan ayahmu, Aku nggak akan mungkin jadi artis seperti sekarang dan mungkin kamu juga. Kehidupan kita bakalan tetap tenang, kita enggak akan tertekan, dan kita bisa hidup bebas.

Jungkook, Aku sayang kamu. Sayang banget. Semoga aja kamu tenang di sana. Aku nggak akan bisa lupain kamu. Apalagi kisah dramatis ini. Yang sama sekali gak masuk akal.

Aku ini lucu ya, ngakunya sayang banget sama kamu, dan sampai sekarang masih sayang. Tapi, nggak cuma buat kamu aja tuh. Buktinya aja dulu, setelah aku pergi, aku langsung nemuin pengganti kamu. Dia adalah Suga. Temen kamu sendiri. Tapi aku beneran nggak tahu loh, kalau dia temen kamu. Aku nggak ngelampiasin sakit hatiku ke dia, aku nggak buat dia sebagai pelampiasan kamu aja. Aku juga punya perasaan ke Suga tuh, rasa nyaman bareng dia, saya senang bisa ketemu dia, bisa bahagia bareng dia. Tanpa pernah aku mikirin kamu sedikitpun. Apa itu artinya dulu, perasaanku udah berhenti ya buat kamu. Terus pas kamu datang lagi, kita ketemu lagi, aku jadi sayang sama kamu lagi. Aku aneh ya? Aku plin-plan.

Maafin aku, Jungkook.

Entah kamu udah tahu atau belum kalau kita adalah saudara kandung.

Kamu masih sayang akukan? Kalo kamu sayang, kenapa kamu pergi?

Aku punya ibu sekarang, dan aku udah nggak kesepian lagi. Ibuku adalah ibu kamu juga, ibu kita sama. Dan tentang narkoba itu, kamu tenang aja, aku nggak akan konsumsi itu lagi. Se-frustasi apapun, aku akan kontrol diri aku. Aku akan jaga diri aku baik-baik.

...







Buat semuanya yang udah baca cerita aku, makasih banget. Jangan lupa vote dong. Kasih 🌟

Dulu aku sering banget nunda2 kalau nulis cerita, maklumlah autor kan sibuk 😁😁. Dan untuk tahun ini, insyaallah aku akan selesaiin cerita "For a Dream" ini. Inikan cerita udah lama ya, masa sampe tahun 2020 nggak selesai2😄.

Jadi, tetep stay ya. Pantengin terus. Upload next part-nya nggak akan lama kok.

Sebenernya, aku berharap banget kalian komen, nggak cuma baca doang, dan cuma hadir di 👁️, tapi juga hadir di 👁️ 🌟 💬

For A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang