"Kalian bisa hentikan itu nggak? Aku bilang berhenti!" ucap Mina dengan kerasnya karena tidak tahan melihat keributan kami.
Tubuhku terasa amat sangatlah tidak berdaya lagi. Aku pasrah dengan keadaan ini, aku tetap akan bertahan, tidak akan melawannya. Karena aku tahu yang kulakukan adalah salah. Meski sebenarnya ini hanyalah kesalahpahaman belaka.
Tiba-tiba ponselku juga ponsel Suga berdering.
Suga menghentikan pukulannya, lalu dia mengangkat panggilan yang masuk itu.
"Halo," ucapnya.
Ini adalah panggilan dari manager kami. Aku masih sangat kesakitan dengan pukulan yang diberikan Suga padaku. Dengan posisiku ini, aku hanya mampu menatap layar ponselku, setelah berdering cukup lama barulah kuangkat panggilan itu.
"Iya, ada apa?" ucapku mengangkat panggilan.
"Kamu dimana? Dimana kamu sekarang!" bentak seseorang dari dalam ponselku.
"Maafkan aku," ucapku kepada managerku ini.
Manager itu terus saja membentakku, "Kamu pikir kamu bisa pergi begitu saja dengan jadwal kita yang sangat padat ini? Apa kamu nggak tahu berita buruk di luar sana? Reputasi kita sudah hancur!" ucapnya.
Terlihat Suga telah menutup panggilannya. Lalu tanpa ucapan apapun lagi, dia langsung pergi keluar meninggalkan tempat tinggal Mina ini. Bahkan untuk bicara kepada Mina-pun tidak dia lakukan. Sikapnya terlihat menakutkan, aku pikir persahabatan kita akan segera usai, mengingat situasi yang kacau ini. Situasi seperti ini akan sulit untuk dijelaskan, bahkan untuk menanganinya-pun akan membutuhkan banyak waktu.
"Sudah cukup kamu bermain! Sekarang juga cepat pulanglah!" bentaknya lagi padaku.
"Baiklah, aku akan pulang." Jawabku lalu mengakhiri panggilan.
Setelah kututup panggilan ini, aku menatap wajah Mina. Mina-pun mendekat kearahku, dia berjalan menghampiriku.
"Kamu baik-baik ajakan? Kamu yakin bisa pulang dengan kondisimu ini?" ucap Mina padaku.
"Tenang aja, aku baik-baik aja kok."
"Maafin aku yaa,"
"Kenapa minta maaf, kamu nggak perlu ucapin itu. Ini memang salahku." Ucapku.
"Aku akan bersihkan dulu lukamu itu," ucap Mina, lalu berdiri dan berlari pelan meninggalkanku.
"Nggak usah, Mina. Aku akan pergi sekarang."
Lalu Mina kembali dengan sebuah wadah berisi air dan kain.
"Kamu itu keras kepala banget ya!" ucap Mina tiba-tiba membentakku.
"Hah?"
Mina menghampiriku lagi, dia mengusapkan kain yang telah dibasahi itu ke lukaku.
"Diamlah, aku akan bersihkan ini dengan cepat. Lalu kamu bisa pergi!"
Aku terdiam, aku tatap wajahnya yang sangat dekat denganku itu. Rasa sakit ini tidak seberapa untukku, Mina. Andai kamu tahu, bahwa sakitku hanya hadir ketika kamu terluka, kamu menangis, kamu sakit, kamu sendiri, kamu pergi, dan ketika kamu bersamanya, bersama sahabatku.
"Lagian aku juga nggak mau kamu berlama-lama disini," ucap Mina melontarkan candaannya.
"Aw! Sakit! Bisa pelan-pelan sedikit nggak?"
"Katanya mau cepet-cepet pergi," ucapnya.
"Iyaa, iya."
"Jungkook, senyum geh!" ucapnya lagi setelah selesai membersihkan lukaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
For A Dream
Fanfic"Aku emang sayang, tapi ternyata perasaanku selama ini padamu adalah salah. Kita bersama itu kesalahan." "Aku akan selalu sayang, meski engkau telah pergi lalu aku meninggalkanmu." "Aku nggak bisa pahami apa mau hatiku, kalian adalah orang yang kusa...