3) Kau Anggap Aku Apa ✓

428 89 22
                                    

"Maaf, aku nggak sengaja. Maafkan aku." Ucap Xiao.

"Kita yang seharusnya minta maaf, maaf ya." Ucap Mina.

Xiao melihat kearah lelaki disebelah Mina, lelaki itu mengambil topi Mina yang jatuh.

"Sekali lagi kami minta maaf." Ucap Suga lalu menggandeng kekasihnya dan melangkahkan kaki meninggalkan Xiao.

"Bukankah dia Mina. Apa yang dilakukannya dengan lelaki itu, suaranya kayak nggak asing." Ucap Xiao sendiri setelah mereka pergi.

Kadang, karena keadaan, kita juga bisa jatuh cinta, tapi rasa cinta yang dirasakan itu beda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kadang, karena keadaan, kita juga bisa jatuh cinta, tapi rasa cinta yang dirasakan itu beda. Rasa itu lebih mengarah pada kata 'iba'.

Aku benci orang yang memandangku dengan rasa itu, karena ketidaksanggupanku bukanlah hal yang harus diberikan rasa iba. Sesakit apapun kurasakan penderitaan, takkan kubuat mereka mengetahuinya. Ku tak mau mereka mudah menebakku.

Aku suka tokoh antagonis, aku suka dengan hal yang menyimpang. Bukan untuk menarik perhatian, tapi sekedar membuat hidupku penuh dengan tantangan.

Apa yang harus kita capai dalam hidup, jika kehidupan kita selalu datar tanpa kendala. Pernyataan itulah yang dia katakan padaku dulu, dan aku akan selalu mengingatnya. Dia adalah wanita yang tak bisa kulupakan, semenjak aku pergi dan dia meninggalkanku.

'Diatas meja ada cek, kamu bisa gunakan itu untuk membeli apapun yang kamu inginkan di hari ulang tahunmu ini. Selamat ulang tahun anakku, Jungkook sayang.' Tertulis kalimat dalam layar ponselku.

Aku sudah tak hiraukan itu lagi, wanita itu sungguh takkan bisa mengerti. Sejak kejadian beberapa tahun lalu, sekarang aku hanya menganggap diriku adalah sampah. Sampah yang hanya dibiarkan begitu saja di jalanan, tanpa ada seorang-pun yang mengambilnya.

Ponselku berdering seketika, "Halo" ucapku.

"Oppa, Happy birthday." Ucapnya padaku. (Oppa=panggilan untuk kakak laki-laki/lelaki yang lebih tua dari adik perempuan)

"Hm, iya makasih." Jawabku.

"Ayah memintamu datang kerumah hari ini." Ucapnya.

"Entahlah, kayaknya nggak bisa."

"Aku juga akan pulang hari ini, ayo kita rayakan party. Udah lama kita nggak kumpul bareng." Ucapnya.

"Maaf ya." Ucapku dengan singkatnya, lalu mengakhiri panggilan itu.

Beberapa menit kemudian, tertulis dalam ponselku sebuah pesan lagi, 'Ayah merindukanmu kak.'

Sekarang aku nggak peduli dengan mereka yang mengatakan rindu padaku, tapi nyatanya dia yang pergi meninggalkanku. Ketika yang ada saat ini juga pergi jauh, lalu siapakah yang bisa aku jadikan keluarga dalam hidup?

NGIIIIIIIIIIIIIIIIIING

"Oi, Jungkook! Apa yang kamu lakukan didalam? Cepat keluar bantu kami bersih-bersih!" Teriak Jimin yang terdengar sedang menggunakan mesin penyedot debu di luar kamarku.

For A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang