29) Berengsek

231 26 4
                                    

"Suga! Apakah ini ponselmu?" teriak seorang lelaki memanggilku.

Aku mendekat kearahnya, menghampirinya.

"Ada penggilan masuk tadi, tapi kayaknya ini bukan milikmu. Jungkook! Apa ini ponselmu?" ucapnya lagi.

"Entahlah," jawab Jungkook dan langsung pergi.

Aku langsung mengambil ponsel itu dari tangannya.

"Kenapa dia?" tanyanya padaku.

"Entahlah," ucapku kemudian pergi juga.

"Ada apa dengan mereka?" ucap Taehyung setelah aku melangkahkan kaki meninggalkannya.

"Wajar! Kamu nggak lihat gimana manager kita marahin mereka tadi?" ucap Jin menjawab pertanyaan Taehyung.

"Oh, benar juga. Tapi mereka nggak seharusnya bete gitukan." Ucap Taehyung.

"Nanti juga senyum lagi, biarin aja." Ucap Jin.

"Kamu yakin mereka akan baik-baik aja?"

"Tentu saja, kenapa nggak?"

"Tapi dari kita semua, hanya mereka berdua yang jarang becanda. Mereka jarang banget mau ketawa bareng kita. Apalagi Suga, raut wajahnya sangat sulit ditebak. Lalu dengan masalah ini, apa dalam waktu singkat mereka akan senyum lagi bareng kita? Besok kita akan Tour Konser, Jin. " Ucap Taeyung membicarakanku dan Jungkook.

"Mereka itu profesional, mereka pasti paham apa yang harus mereka lakukan esok. So, keep calm." Ucap Jin pada Taehyung yang sedang melatih tariannya.

Seperti yang dikatakan Taeyung, aku memang jarang memasang raut wajah ceria layaknya para idol lain. Bukan karena aku nggak suka profesiku atau karena tekanan. Aku hanya biasa seperti itu, biasa bersikap dingin seperti yang mereka katakan. Dan itu telah melekat padaku, bahkan penggemar kami-pun mengatakan bahwa aku adalah sosok yang paling menakutkan dibandingkan dengan anggota BTS lain.

Aku sama seperti kalian, aku sama seperti kebanyakan orang disekitarku, bahkan semua orang. Kita adalah sama. Ketika kita bahagia, kita akan tersenyum, bahkan tertawa. Dan ketika kita sedang kecewa, maka kita akan terlihat sedih, bahkan marah dan menakutkan. Itu alami terjadi pada setiap orang, bahkan idol-pun begitu. Idol juga orang bukan?

Aku nggak bisa menyangkal kalian berpendapat. Hal yang aku pikirkan, ketika aku mendengar, melihat atau membaca kalimat yang mengatakan betapa moody-nya diriku, hanya satu yang terucap dari batinku, "Ternyata kalian tidak kenal siapa aku."

YOU'RE MY FRIENDS AND YOU'RE MY FANS, BUT WHY? KALIAN SELALU BERANGGAPAN BURUK TENTANGKU.

I THINK YOU KNOW ME, BUT YOU DON'T KNOW ME.

SAYA PIKIR KAMU TAHU SAYA, TETAPI NYATANYA KAMU TIDAK TAHU SAYA.

KEADAAN SAYA SEDANG TIDAK BAIK SEKARANG.

HATI SAYA SEDANG KACAU, ANDAI KALIAN PAHAM AKU, PAHAMI DIRIKU.

"Kalian tidak perlu membawa apapun, karena sudah ada yang mengemas barang-barang kalian. Yang perlu kalian persiapkan hanyalah diri dan fisik kalian. Kalian pahamkan?"

"Iya,"

"Iya, kami paham."

"Oke, latihan kita hari ini selesai. Kalian bisa kembali ke kamar kalian. Jangan lupa istirahat karena itu penting."

"Baiklah, makasih banyak."

"Baiklah, sekian untuk hari ini. Terima kasih untuk kerja samanya. Sampai ketemu besok, Fighting."

For A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang