28) Untuk apa? Untuk siapa?

197 27 2
                                    

"Kamu baik-baik aja kan, Mina?"

"Kenapa kamu bilang gitu?"

"Hari libur kita kamu isi dengan masalah,"

"Aku baik-baik aja, kamu lihat aku sekarangkan? I'm so fine."

"Yah, baik dari luarnya, di dalamnya pasti terluka."

"Nggak juga,"

"Sejak kapan kamu pacaran sama Suga?"

"Kenapa kamu nanyain itu?"

"Privasi ya?"

"Nggak juga sih. Kenapa? Kamu penasaran ya?"

"Tentu saja aku penasaran!"

"Maaf ya, selama ini aku ngerahasiain itu."

"Jadi bener berita di luar sana?"

"Aku akan konfirmasi itu nanti, aku juga nggak mau masalah ini jadi tambah rumit."

"Wah! Nggak nyangka ya. Kamu kenal dia darimana? Kamu pernah ketemu langsung, sama dia sebelumnya?"

"Ya, bahkan, sebelum kita debut."

"Really? Daebak!"

Sehari setelah perkelahian Jungkook dan Suga, aku kembali menjalani aktivitas rutinku. Aku dengan langkah raguku ini, mencoba memberanikan diri mengatasi masalah yang telah aku timbulkan.

Saat aku melangkah memasuki gedung JYP ini, untuk kembali menjadi Mina sang idol, rasa takutku kembali muncul. Aku berpapasan dengan banyak rekanku, tapi mereka tidak lagi mengucapkan salam hangat, melainkan kalimatnya dengan beribu pertanyaan. Aku tahu ini pasti terjadi, tapi jika aku menghindar, masalah akan menjadi tambah rumit dan sulit bagiku.

Setelah menjawab pertanyaan dari Dahyun, aku melanjutkan langkahku, berjalan menuju ruangan besar di sudut gedung. Itu adalah ruangan Manager kami.

"Mina, welcome back sayang. How're you?" ucap lelaki dengan alis menjulang, menyadari kedatanganku.

Aku menjawab dengan senyuman yang lebar dan bersahabat, "Thank you so much, I'm so fine." Ucapku.

Tiba-tiba suasana hening sejenak, "Really?" ucap manager kami.

"Tentu saja,"

"Oke, bagus. Kamu bisa mengatasinya-kan?"

"Mengatasi?"

"Masalah di luar sana. Aku yakin kamu bisa atasi itu, tanpa aku."

"Hah? Kenapa gitu?"

"Skandal percintaan seperti itu, udah biasa terjadi. So, tunggu apa lagi?"

"Tapi,"

"Setiap masalah yang kalian timbulkan, jika itu datangnya dari diri kalian sendiri, maka kalian harus atasi itu. Sendiri! Oke?"

Aku nggak percaya sama apa yang telah dia ucapkan padaku. Dia tidak memarahiku. Dia tidak seperti biasanya, yang terlihat kasar dan selalu mengatur kami, ini dan itu.

"Aku kesini mau minta maaf, I'm so sorry." Ucapku.

"Untuk apa minta maaf padaku? Itu alami terjadi pada setiap orang, bahkan idol. Sekarang pergilah, keluar. Atasi itu sekarang."

Aku langsung keluar meninggalkan ruangan itu. Aku tahu pasti bagaimana sikap manager kami, dia tidak akan mau menyelesaikan masalah ini. Masalah yang dianggapnya hanya hal sepele. Namun bagiku ini menakutkan, sangat mengerikan.

"Apa yang harus aku lakukan?" ucapku setelah menutup kembali pintu dan berjalan dengan tatapan kosong.

Tiba-tiba seseorang menjawab keluhanku, "Hah? Terserah." Ucapnya.

For A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang