8) Mencoba Menyayangi

269 55 3
                                    

"Oh iya, happy birthday."

Kalimat itu terdengar seakan dia melupakan hari itu. IYA! HARI ITU! Karena itu sudah terlewat hampir satu minggu dan tanpa ucapan apapun darinya. Kita sempat bahas itu, tapi dia nggak ngucapin apapun.

"Kamu lupa?" Tanya Jungkook pada Xiao.

"Lupa? Oh, benar aku lupa. Maaf ya."

"Oh, thanks."

"Kamu marah?"

"Marah kenapa?" Ucap Jungkook seolah menenggelamkan amarah dan membuang emosinya.

"Tidak, lupakan." Ucap Xiao menganggap sepele itu.

"Kamu datangkan?" Lanjut Xiao.

Kebiasaan yang selalu dilakukannya, hal yang membuatku tak suka bahkan timbul sedikit rasa benci, kenapa dia selalu alihkan pembicaraan? Seolah tak peduli. Entah itu sengaja dia lakukan atau tidak.

"Kemana?" Jungkook balik bertanya.

"Kamu lupa?"

"Lupa? Aku nggak pernah ya ngerasa ngelupain sesuatu." jawab Jungkook sedikit menyindir kekasihnya itu.

"Baiklah, aku tahu sekarang rasanya dilupain. Maaf!" Ucap Xiao menyadari sindirin Jungkook.

"Maaf untuk apa?"

"Maaf aku ngelupain hari ulang tahunmu."

"Jadi, kamu benar-benar lupa?"

"Maaf, bukannya aku nggak care ke kamu, tapi memang hari itu aku sibuk dengan rasa penasaranku tentang keluargamu, sampai aku lupa ngucapin selamat ke kamu. Maaf baru ngucapin."

"Kalau kamu lupa, itu artinya aku nggak penting buat kamu Xiao."

"Berarti kita egois, kita selalu ngurusin kehidupan pribadi masing-masing." Ucap Xiao.

"Kita? Tapi aku nggak ngerasa ngelupain apapun." Ujar Jungkook.

"Kontes ballerina." Ucap Xiao.

"Oh, kontes itu. Aku ingat kok."

"Ingat dari mana, bilang aja lupa."

"Ya sudahlah, nggak usah dipermasalahin lagi. Mana kado?" Lanjut Jungkook.

"Benar juga, Kado. Kamu suka hadiah ya?"

"Kenapa kamu bilang gitu? Mana ada orang yang nggak suka hadiah."

"Aku nggak suka, aku benar-benar nggak suka jika ada orang yang memberiku hadiah, terlebih uang." Ucap Xiao.

"Really? Lalu untuk apa kamu bekerja? Kamu butuh uang-kan!" Ledek Jungkook.

"Kamu ini! Ya beda, itu kan hasil dari jerih payahku selama ini." Ucap Xiao.

"Iya, aku tahu dan akupun begitu." Ucap Jungkook.

"Begitu apa? Sekarang aja kamu minta kado." Ucap Xiao pada kekasihnya.

"Just for have fun." Ucap Jungkook.

"Seharusnya kamu ucapkan selamat itu untuk Lisa." lanjut Jungkook.

"Iya aku tahu, lebih tepatnya baru tahu kalo kamu saudara kembarnya. Pasti aku ucapin itu nanti."

"Nanti? Katanya teman?" Ucap Jungkook.

"Jangankan teman, ulang tahun pacar sendiri aja aku lupa." Ucap Xiao.

"Ngaku!"

"Iyalah, mengakui kesalahan itu lebih baik daripada menyembunyikan rahasia." Ujar Xiao.

Jungkook terdiam dengan ucapan yang baru saja Xiao ucapkan padanya.

"Udahlah, aku lagi sibuk nih. Jadi gimana, kamu datang-kan ke kontes itu?" lanjut Xiao.

"Aku usahain."

"Oke, tapi ingat, jangan sampai ada orang yang ngenalin kamu."

"Iya."

"Ya udah, bye bye."

TUT TUT TUT

Xiao-pun menutup panggilan ini.

Belum lama ini aku pacaran sama Cheng Xiao, tapi kenapa kita nggak bisa menjalin hubungan layaknya sepasah kekasih. Atau hanya aku yang ngerasain itu.

Aku belum bisa menyayangimu dengan tulus, Xiao.

Aku belum sepenuhnya pulih oleh lukaku dulu, sekarang aku coba mengobatinya, namun tetap sulit. Tapi kalau aku menuruti egoku, aku akan pasti akan menyakitimu. Aku sempat berpikir untuk menyudahi saja hubungan ini, tapi aku takut akan menyakiti hati wanita lagi.

...

For A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang