Rei celingak-celinguk mengamati keadaan sekitar bandara, ia mencari seseorang yang menjemputnya. Akhirnya ia mendapati Pak Ahmad sedang memegang kertas asturo bertuliskan namanya.
Rei menghampiri Pak Ahmad yang memasang tampang melongo melihat kehadirannya.
"Kenapa pak?" Tanya Rei.
"Pangling saya lihatnya, Den."
"Pangling gimana?"
"Si Aden makin ganteng aja, makin gagah, kelihatan lebih dewasa dan berwibawa. Bener ya, pergaulan luar negeri mah beda," komentar Pak Ahmad.
"Ah, Pak Ahmad bisa aja. Yuk langsung pulang, saya cape banget," tak bisa dibohongi, Rei merasa terbang atas pujian Pak Ahmad.
Rei dan Pak Ahmad pun segera pergi dari bandara dan menuju ke rumah Rei.
Sesampainya di rumah, Rei disambut oleh para maid, Mama Diana tidak ada di tempat karena sedang mengurusi beberapa pekerjaan.
Rei memutuskan untuk segera masuk ke kamarnya untuk merebahkan tubuh. Tak sampai waktu lima menit Rei sudah terlelap.
Rei dibangunkan oleh suara ketukan pintu kamarnya.
Tok tok!
Rei menggeliat di atas tempat tidurnya, perasaan baru aja merem.
"Masuk!" kata Rei sambil mendudukan tubuhnya.
"Welcome back, honey!" Mama Diana masuk ke kamar Rei dengan wajah sumringah.
"Mama!" Rei menghampiri mamanya dan memeluknya sayang.
"Apa kabar? Capek?"
Rei mengangguk, "Abisnya Mama tega, sepuluh tahun Rei ngga dibolehin pulang."
Mama terkekeh, "Bukannya kamu yang gak mau pulang? Lagi pula, Mama juga kan mau kamu fokus belajar dan kerja, buat kamu juga." Mama berjalan menuju sofa dan duduk santai di sana.
"Ngomong-ngomong soal pekerjaan, Mama berniat mau pensiun, Mama udah ngga mau ngurusin bisnis dan perusahaan, Mama akan serahkan sepenuhnya kepada kamu."
"Loh, kok tiba-tiba? Mama sakit?"
Mama menggeleng.
"Rei belum siap Ma."
"Belum siap bagaimana? Mama kirim kamu ke Kanada kan untuk mempersiapkan diri menjadi direktur utama."
"Tapi Mam, Rei kan niatnya cuma mau jadi kepala cabang aja. Rei cuma mau ngurusin di satu wilayah aja, ngga mau semuanya, Rei cuma mau di sini."
"Kenapa kamu mau di sini?" tanya Mama menggoda, sebenarnya ia tahu apa jawabannya.
"Karena, yaa Rei kan baru pulang juga Ma, belum siap pindah kota."
"Bukan karena Ayana?"
Rei kaget karena Mamanya tahu apa yang ada dipikirannya.
"Nggak lah, Mam. Rei udah nggak mikirin Ayana, lagian dia udah nikah kan?"
Kening Mama mengerut. Menikah?
"Rei belum ngucapin selamat sama, Sam."
Sam?
Mama masih belum mengerti apa maksud Rei.
"Mama tau Sam tinggal di mana sekarang?" tanya Rei sambil meraih gawainya yang tergeletak di atas meja.
Mama mengangguk. "Dia tinggal di Jakarta sekarang."
"Ya udah, nanti sore anter Rei ke rumah Sam ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)-TAMAT
RomanceStory ini adalah sekuel dari my sweetest enemy, jadi baca dulu cerita pertama ya! Setelah selesai menyelesaikan studinya dan sukses berkarir di Toronto, Rei memutuskan kembali ke Indonesia. Sang Mama memutuskan pensiun dan menunjuk Rei sebagai pengg...