CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)-TAMAT

SEBELAS-PENOLAKAN

Up lagi. Yeay! Selamat membaca  😍

"Jadi Pak Reihan itu dulunya temen SMA lo?" selidik Sera.

Ayana mengangguk.

"Kalian udah saling suka dari SMA?"

"Gue ralat! Gue ada perasaannya pas akhir masa SMA, gak tahu deh kalau dia, bilangnya sih dari pertama kali ketemu," kata Ayana.

"Lalu kalian gak saling bertemu selama sepuluh tahun dan baru ketemu pas kemarin Pak Raihan visit?"

"Iya. Gue kan udah jelasin tadi, kenapa pake nanya lagi sih?" protes Ayana.

Sera berdecak. "Kalau gue jadiin konflik novel, seru juga kali ya."

"Mata lo!" Ayana beranjak dari duduknya, ia hendak mengeringkan rambutnya yang masih lembab.

"Lagian drama banget, sepuluh tahun bo gak ketemu! Kalau punya anak udah kelas empat sd tuh."

"Bodo!"

"Saling ngejauh cuma karena salah paham. Coba kalau hubungan kalian lancar, mungkin lo udah jadi nyonya CEO," celoteh Sera.

Terdengar kembali alunan nada dering yang berasal dari ponsel Ayana.

"Ay, laki lo nelpon."

"Biarin aja, gue gak mau ngangkat kalau ada ratu kepo di sini, nanti nguping."

"Tapi ini laki lo yang lain," ucap Sera.

"Hah?"

Sera mengambil ponsel Ayana, kemudian menggoyangkannya ke arah si pemilik.

"Pak Bian."

Ayana langsung menyambar ponselnya.

"Iya Pak."

Ayana segera berjalan ke arah pintu sambil meraih kunci kamar, kemudian ia keluar, tak lupa mengunci Sera dari luar.

"Eh, Kutu Kupret! Tau aja gue mau nguping!" hardik Sera.

***

"Ehem! Jadi?"

Ayana menjambak rambutnya sendiri mendapati sahabatnya yang sangat ingin tahu urusan orang lain.

"Jadi apa lagi sih, Ser? Sumpah ya, tingkat kekepoan lo udah akut!" jawab Ayana geram.

"Gue denger tadi kayak ada yang janjian."

Ayana menepuk jidatnya. "Itu kuping denger aja."

Sera tertawa bangga. "Janjian dalam rangka apa? Malam mingguan?"

"Orang janjiannya besok kok," jawab Ayana pada akhirnya.

"Kemana?"

"Ada deh."

"Kerjaan atau pribadi?"

"Pribadi."

"Terus lo bilang ke cowok lo gak?" tanya Sera.

"Hah?"

"Lo gak lupa kan udah punya cowok? Terus besok lo mau ketemuan sama cowok lain."

Ayana berpikir sejenak, benar kata Sera, ia hampir saja lupa kalau sudah punya pacar.

"Terus, gue mesti gimana?" tanya Ayana.

"Kenapa tanya gue?"

"Lo 'kan berpengalaman, kalau gue sih belum pernah pacaran sebelumnya."

"Ya lo bilang lah sama cowok lo kalau lo mau ketemuan sama Pak Bian secara pribadi."

"Cari mati itu sih namanya!"