Rei menghidupkan shower, seluruh badannya terasa segar karena guyuran air hangat yang berasal dari water heater. Mendadak wajah Rei memerah.
Barusan Ayana mandi di sini.
Rei menggeleng-gelengkan kepalanya, otaknya semakin konslet saja.
Setelah cukup membersihkan tubuhnya, Rei segera mengambil handuk dan mengeringkan tubuh dan rambutnya, memakai baju ganti yang memang telah ia persiapkan bawa dari unitnya.
Ketika keluar kamar, TV sedang dinyalakan, rupanya Ayana sedang menonton TV.
Rei berdehem untuk menandakan kehadirannya di ruangan itu.
"Belum tidur, Ay?" tanya Rei, "Eh, udah tidur?"
Ayana tengah tertidur menyandar ke sofa, tangannya masih memegang remot.
Rei duduk di samping Ayana, mengamati gadis itu dengan lekat, mengusap rambutnya yang halus dan wangi.
"Maaf, Ay, kayaknya aku ingkar janji, aku gak bisa tahan buat gak nyentuh kamu." Rei mendekatkan wajahnya ke wajah Ayana, dan mengecup kening gadis itu lembut dan lama.
Ia pun membopong tubuh kecil itu untuk dibaringkan di atas ranjang, menyelimutinya, dan mengatur suhu ruangan agar tidak terlalu dingin. Ia pun mengambil bantal dan selimut yang telah disiapkan oleh Ayana, dan berbaring di atas sofa.
Ia masih bisa bertahan untuk malam ini, dan ia berjanji untuk tidak menginap lagi, karena ia tak bisa menjamin kalau dirinya masih bisa bertahan.
***
Aroma manis, wangi mentega leleh dan harum buah apel segar merasuki indra penciuman Rei, ia mengerjap-ngerjapkan matanya, sekali lagi ia menghirup napas, dan aroma lezat tadi tercium kembali. Ternyata bukan mimpi.
Rei merubah posisi dari tidurnya menjadi duduk, ia melirik ke arah mini pantry, disana Ayana tengah sibuk dengan peralatan dapur.
Dengan langkah perlahan, Rei berniat untuk mengagetkan Ayana yang kebetulan posisinya membelakangi dirinya.
Disaat sisa beberapa langkah lagi, Ayana berbalik badan dengan tangannya masih mengacungkan sebilah pisau yang membuat Rei ngeri. Alih-alih memberi kejutan, malah dirinya lah yang terkejut.
Rei mengusap-usap dadanya.
"Eh, udah bangun. Mandi sana, selesai mandi langsung sarapan," ucap Ayana tak merasa bersalah.
"Itu pisaunya bisa disimpen dulu gak? Kayak adegan pembunuhan aja."
Ayana tertawa. "Aku mau potong buah," ucap Ayana sambil berjalan ke arah kulkas.
"Kamu suka jus apa?" tanya Ayana lagi sambil melihat ke rak buah dan sayur.
"Aku lebih suka buah potong, campur-campur."
"Tapi aku bikin pancake apel. Ada apel potong segarnya. Gimana kalau minumnya teh?"
"Boleh."
"Teh rosemarry atau mint?"
"Yang mint kayaknya seger."
"Oke, kamu selesai mandi, sarapan siap."
Dengan patuh, Rei berjalan ke kamar mandi dengan malas, sebenarnya ia ingin memberi kejutan kepada Ayana dengan memeluknya dari belakang seperti adegan di film romantis. Tapi gagal.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)-TAMAT
RomanceStory ini adalah sekuel dari my sweetest enemy, jadi baca dulu cerita pertama ya! Setelah selesai menyelesaikan studinya dan sukses berkarir di Toronto, Rei memutuskan kembali ke Indonesia. Sang Mama memutuskan pensiun dan menunjuk Rei sebagai pengg...