Tadi kepencet publish padahal masih proses editing. Yang udah kepalang baca, baca lagi ya karena ada scene tambahannya.
***
"Kenapa diem mulu dari tadi?" tanya Rei kepada Ayana yang sekarang duduk di kursi penumpang di sampingnya.
Selama perjalanan dari gerbang tol Slipi hingga sekarang sudah melewati Tol Cipularang Km. 125, Ayana belum juga membuka suara.
Ayana menggeleng.
"Ini udah mau sampe, aku berasa jalan sendiri aja," kata Rei kesal.
Ayana menghela napas, ia lebih memilih melihat pemandangan malam di kaca. Ia yakin betul bahwa gaun yang dikenakan oleh orang yang mirip dengannya tadi, Rei yang membelikan, dirinya hapal betul selera Rei seperti apa. Dan pemakai gaun yang Ayana yakini bernama Stefi itu pemberian dari Rei.
Masalahnya ... Kenapa nggak bilang? Dirinya tidak mempermasalahkan Rei memberi uang kepada siapapun, toh uang yang ia gunakan merupakan uang pribadinya, tetapi Ayana merasa Rei sengaja menyembunyikan kebenaran dari dirinya.
"Mau mampir makan dulu di rest area?" tanya Rei sambil melirik ke arah kekasihnya itu, tapi matanya menutup.
Ditinggal tidur!
Rei sengaja berbelok ke arah rest area dan memarkirkan mobilnya di sebuah restoran fast food yang terkenal dengan ayam goreng khas negeri Amerika itu.
"Ay, makan dulu, yuk!" Rei menggoyangkan tubuh Ayana dengan lembut.
"Hmm ...." Ayana bergumam.
"Turun dulu, kita makan."
"Kamu aja, aku mau lanjut tidur," ucap Ayana masih menutup mata.
Akhirnya Rei turun sendiri dan memesan dua paket cheese burger, french fries dan cola. Setelah pesanannya siap, ia kembali ke mobil.
Ia membuka pintu sebelah kiri, terlihat Ayana masih terlelap tidur. Ternyata nggak enak juga didiemin sama pacar. Apa gue udah kelewatan ya?
"Ay, please jangan nolak lagi! Makan dulu."
"Aku nggak laper. Sampe mana sih ini?" tanya Ayana sambil menguap.
"Di rest area. Makan dulu ya, aku beliin burger, biar nanti sampe unit langsung tidur," kata Rei sambil memberikan paper bag kepada Ayana.
"Dibilangin gak laper."
"Dikit aja." Rei duduk di trotoar sambil memakan burgernya.
Mau tidak mau Ayana mengikuti Rei, walau hatinya masih kesal.
Ketika Ayana duduk di samping Rei, ia malah ditinggalkan oleh Rei yang kembali masuk ke dalam mobil.
Ayana hanya bisa menggerutu dengan kesal di dalam hati.
Maunya apa sih?
Sewaktu ia mengigit burgernya, sebuah jas tersampir di pundaknya.
"Di sini lebih dingin dari pada di roof top. Gaun kamu juga bahunya terbuka, nanti masuk angin. Cepet abisin, nanti kita lanjut jalan, biar bisa cepet istirahat. Udah cape banget kan?" tanya Rei sambil menyelipkan rambut Ayana ke telinga.
Ayana terperangah mendapat perlakuan semanis itu dari Rei, hingga wajahnya memerah. Apa rasa cemburunya sudah kelewatan? Rasanya mendapat perlakuan semanis ini dari Rei membuat hatinya melunak.
"Ah, iya." Ayana mengangguk dengan ragu.
"Aku harap kita bisa begini terus, ngabisin waktu bersama." Pandangan Rei jauh ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)-TAMAT
RomanceStory ini adalah sekuel dari my sweetest enemy, jadi baca dulu cerita pertama ya! Setelah selesai menyelesaikan studinya dan sukses berkarir di Toronto, Rei memutuskan kembali ke Indonesia. Sang Mama memutuskan pensiun dan menunjuk Rei sebagai pengg...