TIGA-GADIS ITU

10.1K 424 21
                                    

Di hadapan Rei dan Mamanya ada beberapa calon karyawan yang melamar untuk menjadi sekretaris yang akan membantu Rei dalam hal pekerjaan. Karena Melisa-sekretaris sebelumnya telah dipindahkan ke divisi lain karena Rei kurang menyukai kinerjanya.

Dari sekian banyak yang melamar akhirnya terpilih lah lima orang yang sudah lolos tes tulis dan psikotes. Sekarang giliran lima orang terpilih tersebut untuk diwawancara langsung oleh Rei dan Mamanya.

Tiga orang sudah melewati wawancara yang menegangkan itu, tibalah pelamar yang keempat memasuki ruangan.

Mama melirik Rei yang tak berkedip melihat sosok cantik dan berpakaian sopan dihadapannya, lain hal dengan tiga pelamar sebelumnya yang mengenakan kemeja dan rok span, gadis ini mengenakan celana berbahan katun, kemeja putih ditutupi oleh blazer berwarna hitam.

"Silahkan duduk!" Mama mulai membuka suara, mengingat putranya masih menatap gadis tersebut tanpa berkedip.

"Stefhanie Amanda Lee?" tanya Mama setelah membaca profil pelamar tersebut.

"Iya, Bu."

"Baik Stef, saya sudah baca CV kamu, pengalaman kamu juga lumayan ya, satu pertanyaan dari saya, apa yang memotivasi kamu untuk melamar pekerjaan di sini?" tanya Mama memulai sesi wawancaranya.

Stefi tersenyum manis, raut wajahnya terlihat tenang tanpa gugup. "Saya sangat mengetahui perusahaan ini adalah salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, sejak masih kuliah pun, cita-cita saya ingin bekerja di perusahaan ini, begitu lihat ada kesempatan untuk melamar, tanpa pikir panjang saya langsung mengajukan diri."

Mama mengangguk, puas dengan jawaban yang disampaikan oleh Stefi. "Dari saya cukup, mungkin Pak Reihan ada yang mau ditanyakan?" tanya Mama.

Tak ada sahutan dari Rei, Mama melirik ke arah sosok di sampingnya kemudian ia menginjak kaki Rei guna mengembalikan kesadaran putranya yang sedari tadi terpana melihat pelamar cantik ini.

"Aduh, Ma sakit!"

"Ada yang mau ditanyakan?" tanya Mama sambil pasang ekspresi wajah yang tak dapat ditebak oleh Rei, yang jelas setelah ini dia akan kena semprot Mamanya.

"Sudah menikah?" tanya Rei.

Pertanyaan bodoh!

***

Lagi-lagi Stefi merasa diamati oleh seseorang yang merupakan atasannya di tempat kerja yang baru satu hari ia tempati. Hari ini merupakan hari pertamanya bekerja di kantor pusat Hans Corp, jabatannya pun tak tanggung-tanggung, sekretaris direktur keuangan yang sebentar lagi akan naik tahta menjadi CEO.

"Pak, apa yang harus saya kerjakan?" tanya Stefi memecah keheningan, ia merasa tak nyaman dipandangi seperti itu.

"Belum ada," jawab Rei.

Stefi terdiam, suasana di ruangan ini benar-benar tak nyaman, apa yang harus ia lakukan setiap hari satu ruangan dengan sang atasan yang selalu menatapnya seperti ini?

"Kalau begitu saya beres-beres ruangan aja ya, Pak."

"Nggak usah, ada cleaning service yang nanti bersih-bersih."

Stefi menggigit bibirnya, sejak awal bertemu dengan Rei pada saat sesi wawancara, Stefi memang sudah merasa diperhatikan oleh Rei, tapi ia tak ingin merasa GR terlebih dulu, ia tak boleh main hati dengan atasannya yang memang tampan ini.

"Stef, duduk di sini!" suruh Rei kepada Stefi untuk duduk di kursi yang berada di depannya.

Stefi berjalan ke arah Rei dan duduk dengan tangannya bersidekap di atas meja.

CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)-TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang